Anak-anak yang terlibat judi di kelas mendapat hukuman langsung dari kepala sekolah dengan disuruh menghafal teks pasal UUD 45 lalu merekamnya dengan smartphone masing-masing serta wajib mengunggahnya ke group facebook SMA, sedangkan empat bala cireng, begitulah orang-orang menyebut mereka berempat, mendapat hukuman lebih dari itu. Mereka di suruh menghafalkan teks UUD'45 selama jam istrahat kedua. Kemudian pada jam pelajaran terakhir diikuti oleh kepala sekolah, mereka digiring ke setiap kelas untuk melafalkannya di depan kelas, tanpa teks.
Seluruh kelas mengira Shenan lah biang kerok yang mengadukan mereka ke kepala sekolah, bisa dilihat tatapan mereka yang sinis dan setiap kali melemparkan sindiran terhadap Shenan dan Jeje. Hari pertama yang berat, namun Shenan tidak cukup peduli dengan perlakuan mereka.
***
Esoknya Shenan berangkat pagi-pagi sekali, kelas sepertinya masih pagi dan belum dibersihkan oleh office boy serta lampu kelas belum dihidupkan, karena memang tidak ada giliran piket di sekolah ini. Sampah berserakan di mana-mana, namun terlihat office boy sudah membersihkan kelas sebelah dan seperti melewatkan kelas X.3. Shenan menghampiri office boy tersebut, "Pak, kok kelas saya gak dibersihin?", Tanya Shenan terhadap Bapak Office Boy tersebut yang bernama Pak Wahid.
"Lah kan, kemarin katanya gak boleh dibersihkan dulu atuh neng, Si Kekey yang nyuruh Bapak, di kasih rokok sama Kekey".
Kekey? Apa yang di maksud Pak Wahid itu Keytaro?.
"Keytaro Pak?".
"Iya lah, siapa lagi", Shenan mengangguk pelan.
"Yaudah, makasih ya Pak", Shenan berbalik dan meninggalkan Pak Wahid lalu masuk ke dalam kelas yang masih gelap, ditekannya saklar lampu di dinding namun lampu kelas tidak hidup, lalu ketika ia pergi ke bangkunya dilihatnya dengan seksama karena ruangan gelap, ternyata dua kursi miliknya dan jeje sudah berlumuran cairan berwarna merah dan berbau busuk seperti makanan yang dibiarkan semalaman.
***
Hari ini Keytaro dan teman-temannya sepakat untuk tidak berangkat kesiangan dan sebelum masuk kelas mereka nongkrong di warung belakang sekolah, seperti biasa untuk ngopi dan ngrokok.
"Key, lu yakin tu adonan di kursi gak kering?", Tanya Memet sembari menghisap rokoknya.
"Engga, selow aja", jawab Keytaro tenang.
"Yuh ke kelas sekarang, mau liat ekspresinya kayak gimana", ajak Memet.
"Bentar, nunggu Rama sama Fadlan".
Tidak lama kemudian Rama datang dengan motor gede kebangaannya berboncengan dengan Fadlan.
"Dah hayu!", ajak Memet.
Keytaro langsung mengikuti motor Rama dengan mengendarai mobil sportnya yang diparkir sekitar warung kopi.
Mereka berempat memasuki gerbang sekolah dan secara otomatis diikuti oleh pengikutnya yang sudah menunggunya di parkiran motor, dimana mereka berempat menyebutnya para cecunguk. Entah kenapa banyak sekali pengikutnya. Di Sekolah ini ada banyak Geng lain selain Geng Keytaro beserta pengikutnya, salah satunya Geng Genta. Genta adalah pentolan geng tersebut dan menamai Geng-nya dengan namanya sendiri. Satu-satunya geng ternarsis seantero jagat menurut Keytaro. Sebenarnya Keytaro dan teman-temannya tidak berniat mendirikan sebuah geng, tapi mereka, haters Geng Genta, dengan kemauan mereka sendiri ingin menjadi anak buah Keytaro karena mereka pikir Key dan teman-temannya adalah orang-orang yang berani melawan Geng Genta.
Empat bala cireng memasuki kelas yang suasana masih gelap, anak-anak lainnya masih di luar kelas karena alasan kelas mereka bau busuk alias mereka sudah mengetahui tentang bangku bau tersebut dari group chat kelas mereka semalam. Di dalam hanya ada Shenan dan Jeje yang duduk di bangku mereka dengan menutupi hidungnya dengan tisyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHENAN
Romance"Iya, saya temenan sama siapa saja, mau dia nakal, baik, bodoh, pintar, kaya, miskin, gak akan ngerubah pandangan saya terhadap mereka sebagai manusia" Shenan, murid pindahan baru menemukan kehidupan barunya di ibu kota setelah kepergian kedua orang...