"Kenapa lo Shen, murung mulu dari tadi", Tanya Jeje di sampingnya. Shenan langsung tersadar dari lamunannya.
"Oh, ya Je, gak papa, cuma ngantuk kurang tidur aja nih", jawab Shenan sambil berpura-pura menguap. Shenan sengaja tidak menceritakan tentang Keytaro kepada Jeje, ia bahkan tidak ingin membahasnya dengan Buliknya, semalam ia berbohong kepada buliknya bahwa bimbingannya bersama Keytaro berjalan dengan lancar.
"Iya nih, gue juga ngantuk, gara-gara semalem ngepoin snapchat-nya Bella", ujar Jeje setengah berbisik, walaupun teman-teman sekelasnya sedang pada keluar untuk ke kantin. Sedangkan mereka berdua jarang sekali pergi ke kantin, selain menghindari bully, makanannya juga sangat mahal bagi Shenan, akhirnya Shenan harus membawa bekal dari rumah dan Jeje terpaksa juga ikut serta membawa bekal atau sekedar makanan ringan ke sekolah karena tidak ada teman untuk pergi ke kantin.
"Yee ngapain coba, kurang kerjaan banget lo".
"Kata Viona, temen gue dari kelas X.1 si Bella itu kemarin malem ke clubbing gitu, lagi mabok dia malah bikin snap terus omongannya ngelantur gitu", Shenan hanya menyimak Jeje sambil melahap nasi goreng bikinannya sendiri tadi pagi.
"Terus pas terakhirnya dia ada foto gitu kayak lagi di kamar hotel".
"Hush, udah jangan ikut campur urusan dia, udah makan dulu aja", Shenan menolak halus Jeje untuk membahas masalah Bella, karena memang menurutnya pembahasan tersebut sangat tidak penting, baginya membahas kucing anggora Jeje yang katanya dihamili oleh kucing kampung lebih penting daripada membahas Bella dan teman-temannya.
****
"Shen, anter gue yuk", ujar Jeje tiba-tiba setelah jam istirahat kedua berbunyi.
"Kemana?", Tanya Shenan.
"Ke belakang, perut gue mules nih, pasti gara-gara nasi goreng lo", jawab Jeje sambil meringis dan memegang perutnya. Shenan tertawa geli melihatnya.
"Yah siapa juga yang nyuruh ngicipin, udah gue bilang nasi goreng gue super pedes".
"Udah ayok, gak tahan nih", Jeje langsung menarik tangan Shenan untuk menuju ke kamar mandi.
Di toilet sekolah, Shenan menunggu Jeje sambil berkaca, merapikan rambutnya. toilet di sini bersih dan wangi, tidak seperti kamar mandi di Sekolah lamanya, karena selalu di bersihkan oleh petugas kebersihan.
"Woy udah belum", teriak kepada Shenan kepada Jeje.
"Belum, mencret nih", jawab Jeje samar-samar dari dalam wc.
"Idih, jorok lo", gumam Shenan, sementara Jeje tertawa dari dalam wc.
Seseorang masuk ke dalam toilet yang membuat Shenan sedikit terkejut, seorang cewek yang sangat tidak asing bagi Shenan, kalau Shenan tidak salah, Shenan mengenalinya yang bernama Putri, teman satu kelas Shenan yang juga pengikut Bella.
Putri masuk ke dalam wc secara terburu-buru dan tangannya seperti menutupi separuh mukanya, ia memandang Shenan sekilas sebelum masuk ke dalam wc.
"Shen, masih di situ lo?", panggil Jeje yang masih berada di dalam wc.
"I.. iya gue masih di sini", balas Shenan.
Setelah Jeje keluar dari wc Shenan segera menarik Jeje keluar dari toilet siswa. "Napa sih lo kayak liat hantu aja", seru Jeje berontak saat sudah sampai di lorong sekolah.
"Gue...gu...."
Shenan hendak bercerita tentang Putri tapi matanya menangkap sebuah pemandangan dari lapangan basket yang membuat mulutnya menjadi kaku, sebuah pemandangan di mana Adrian duduk bersebelahan dengan Shinta, Shinta terlihat tertawa dan sesekali merebahkan kepalanya di bahu Adrian, di sana memang banyak orang yang sedang duduk di pinggiran lapangan basket namun seolah hanya Adrian dan Shinta yang dilihat Shenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENAN
Romance"Iya, saya temenan sama siapa saja, mau dia nakal, baik, bodoh, pintar, kaya, miskin, gak akan ngerubah pandangan saya terhadap mereka sebagai manusia" Shenan, murid pindahan baru menemukan kehidupan barunya di ibu kota setelah kepergian kedua orang...