Akhir pekan berlalu dengan cepat. Hari sabtu kemarin Shenan tidak masuk karena kecelakaan di malam sebelumnya, ia terpaksa harus beristirahat di rumah karena kaki dan tangannya penuh luka, sebenarnya ia masih bisa memaksakan untuk masuk sekolah namun Bulik Lidya tidak memperbolehkannya masuk sekolah. Di malam setelah jatuh dari motor, Shenan tidak bercerita kepada Buliknya tentang kejadian di rumah Keytaro, ia mengaku tergelincir dari motor karena jalanan yang basah. Ia merasa sangat bersalah karena telah menjatuhkan motor Buliknya, tapi kata Buliknya itu tidak penting, yang penting adalah keselamatan dirinya.
Sementara Jeje dan Putri, mereka tidak tahu bahwa Shenan kecelakaan, mereka hanya tahu Shenan sedang sakit hari itu dan ketika Jeje hendak menjenguknya, Shenan menolak dan berkata kepadanya bahwa ia baik-baik saja.
****
Senin pagi itu mungkin hari Senin pertama yang menyenangkan bagi Keytaro, Rama, Fadlan, dan Memet, mereka akhirnya bisa bebas dari scorsing paling menyiksa bagi mereka. Biasanya mereka hanya mendapat scorsing tiga hari, itupun mereka bisa bebas kabur dari rumah karena tidak ada penyitaan dari orang tua mereka. Orang tua mereka memang kompak dalam memberi hukuman karena Ibu Fadlan,Memet dan Rama selalu mendiskusikan tentang hukuman yang akan mereka dapat setelah mendapat panggilan dari guru Sekolah, berbeda dengan Keytaro, Ibunya justru terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya, lagipula guru-guru sudah tahu Keytaro adalah cucu dari pendiri sekolah ini, sehingga tidak perlu ada panggilan orang tuanya. Mungkin mereka bisa saja tidak menghukum Keytaro atau menutup-nutupi kesalahannya, namun Om Ariya tetap kekeuh memberi hukuman untuknya agar ia kapok.
Pagi itu hanya ada Keytaro dan Memet yang sudah datang di Sekolah, mereka berdua duduk di lapangan basket bersama anak-anak cowok lain yang tidak mereka kenal, kebiasaan anak laki-laki di sekolah ini, sebelum bel masuk berbunyi mereka selalu duduk di tempat duduk di pinggiran lapangan basket, dengan alasan ingin melihat cewek-cewek cantik yang lewat, karena tidak betah berada di kelas, ataupun karena ingin ikut-ikutan saja. Sudah jelas alasan Keytaro dan Memet yang mana.
"Woy, ngelamun aje dari tadi, bukannya seneng masuk sekolah?", tanya Memet mengagetkan Keytaro yang duduk di sampingnya. Keytaro mendelik sebal.
"Rama sama Fadlan mana Met?", tanya Keytaro.
Bersamaan dengan pertanyaan Keytaro tersebut mata Memet menangkap penampakan kedua temannya tersebut yang baru saja masuk dari gerbang depan.
"Nah itu mereka, panjang umur", sambil melambaikan tangannya kepada mereka berdua. Fadlan menyadari lambaian tangan Memet sehingga mereka langung berjalan menuju ke arah Keytaro dan Memet berada.
"Fad, Ma, Basket yuh, udah lama gak gerakin badan", ajak Memet kepada dua temannya sambil berdiri dan menggerakan badannya. Mereka berdua setuju dengan ajakan Memet. "Key, ikut basket gak?", tanya Memet.
"Gak, gue di sini aja", jawab Keytaro datar. Sementara kedua temannya sedang bermain basket, ia terlihat gusar sambil melihat orang-orang yang berdatangan memasuki pintu masuk, dilihatnya satu persatu orang-orang yang berlalu lalang, sampai ia menemukan orang yang dicarinya. Shenan.
Shenan terlihat berjalan memasuki gerbang dengan sedikit pincang, lengan kanan bagian bawah juga terlihat diperban. Keytaro masih merasa bersalah dengan kejadian Jum'at malam kemarin serta penasaran apa yang terjadi padanya waktu itu, melihatnya berjalan sendiri seperti itu rasanya ingin sekali Keytaro menghampirinya dan meminta maaf atas semua yang ia lakukan. Matanya terkunci pada Shenan, sekilas Shenan membalas tatapannya namun Shenan buru-buru membuang muka dan mempercepat jalannya.
****
"Ya ampun Shenan, lo kecelakaan gitu gak ngomong sama kita?", seru Jeje setelah melihat Shenan beberapa saat setelah masuk kelas. Shenan menghela napas, seolah pasrah menunggu omelan Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENAN
Romance"Iya, saya temenan sama siapa saja, mau dia nakal, baik, bodoh, pintar, kaya, miskin, gak akan ngerubah pandangan saya terhadap mereka sebagai manusia" Shenan, murid pindahan baru menemukan kehidupan barunya di ibu kota setelah kepergian kedua orang...