7. Anger

77 4 0
                                    




Kabar tentang pelabrakan Shinta sudah menyebar di seluruh Sekolah, setiap ia berpapasan dengan murid di sekolah mereka selalu memandang Shenan dengan sinis dan tidak sedikit yang melempar sindiran serta cibiran, walaupun Shenan bahkan tidak mengenal mereka.

Tapi itulah yang dialami Shenan sepanjang pagi, tak berhenti saat ia berada di dalam kelas, walaupun ia sudah terbiasa dengan perilaku teman-teman sekelasnya yang memang diancam Bella untuk tidak berbicara dengan Shenan, Jeje dan kini tambah Putri.

Shenan tahu sebenarnya tidak semua dari mereka ingin berniat jahat kepadanya, namun mereka hanya mencari zona aman agar tidak berurusan dengan Bella yang benar-benar bossy dan suka menindas. Bahkan pernah ketika Shenan mencoba mengajak bicara salah satu teman sekelasnya yang bukan anak buah Bella, Dito, ia justru ketakutan dan menghindari Shenan lalu berkata, 'udah jangan ngomong sama gue, ngomong sama yang lain aja'.

Jeje datang 15 menit setelah Shenan kemudian Putri yang datang tidak lama setelah Jeje. Sebelumnya Jeje menjelaskan kepada Shenan semua yang terjadi kepada Putri saat mengantar Shenan pulang, Putri tidak sengaja melakukan kesalahan terhadap Bella sampai membuatnya marah yaitu gara-gara Putri dekat dengan salah satu mantan Bella ketika SMP, padahal Putri sudah bersumpah bahwa ia tidak mengetahui jika cowok tersebut pernah menjadi pacar Bella. Ia menerima pukulan dan tamparan berkali-kali oleh Bella sampai mimisan dan waktu itu bertemu dengan Shenan di toilet. Putri juga mengakui bahwa Bella yang sifatnya temperamental suka berlaku kasar terhadap anak buahnya. Jeje memberi saran untuknya agar lapor kepada polisi atau paling tidak BK sekolah karena perilaku Bella sudah menyimpang, namun Putri menolaknya karena ia tahu jika ia melaporkannya ia akan mendapat perlakuan lebih buruk daripada sebelumnya.

"Tumben lo udah datang duluan", tanya Jeje kepada Shenan mengetahui Shenan sudah duduk di bangkunya.

"Emang gak boleh berangkat duluan", jawab Shenan.

"Ya kirain lo gak masuk hari ini?", Jeje terlihat seperti orang cemas namun ia tutup-tutupi.

"Orang gue gak sakit, kenapa gak masuk", Ujar Shenan, Jeje memandang Shenan.

"Lo habis kejadian kemarin gak takut gitu?"

"Ngapain juga takut, Putri aja kuat kenapa gue enggak", jawab Shenan dengan tegar.

"Yaudah deh, udah ngerjain PR?", Tanya Jeje menganti topik.

"Udah lah".

"Nyalin boleh kali, semalem lagi males gue, bête sama Fadlan", jelas Jeje dengan sebal.

"Iya ambil sendiri di tas, eh kenapa sama si Fadlan?".

"Nyebelin gitu..", sambil mencari-cari buku tugas Fisika yang dari dalam tas Shenan, "mana sih, ini ya bukunya?".

"Iya".

"Ya itu, dia dm gue di instagram semalam, tahu tuh ya tau instagram gue darimana, udah gue tolak permintaan follow-nya tapi follow terus akhirnya setelah gue terima malah dia dm gak jelas..", gumam Jeje sambil memulai menyalin tugas Shenan. Shenan tertawa geli.

"Gak jelas gimana?".

"Ya gitu sok-sok an godain gitu, sok-sok an gombal biar gue kesengsem gitu sama dia? Ih ogah, gara-gara kurang kerjaan dia akibat nganggur kena scores".

"Hmmm jangan-jangan dia naksir lo beneran Je hahaha".

"Ih males banget".

"Ye siapa tau, gue doain deh", Shenan tertawa sementara Jeje hanya diam dengan wajah ngeri membayangkan hal itu terjadi.

****

Sementara itu Keytaro masih tidur di dalam kamarnya, menikmati tidurnya sampai siang. Menurutnya mendapat scores selama seminggu sama seperti liburan baginya, setiap hari Ia pergi tidur ketika shubuh dan bangun pada siang hari atau sore hari. Hanya saja ia tidak bisa bebas pergi bersama teman-temannya, begitu juga teman-temannya yang dikurung di dalam rumah oleh orang tua mereka, berbeda dengan Keytaro yang di hukum oleh Pamannya bukan orang tuanya sendiri.

SHENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang