| TIGA

2.7K 384 9
                                    

Kali ini korban berinisial IA yang ditemukan tewas di halaman parkir Sudirman Flat. Polisi belum mengetahui pasti motif pembunuhan "Shadow". Pelaku juga hanya terlihat beberapa kali dalam rekaman CCTV.

"Nata, mending kamu pindah ke Karawang lagi aja. Mama nggak mau terjadi apa-apa sama kamu, Nak." Wanita paruh baya itu memperhatikan Nata yang sibuk memilih dvd film yang akan ia tonton.

"Ma, aku baik-baik aja. Di sana banyak laki-laki juga dan tetanggaku pasti bantu kalau ada apa-apa. Aku juga jago boxing, aku bisa kok, matahin leher itu pembunuh." Sahut Nata tanpa rasa takut sedikitpun.

"Kalau kamu keburu ditusuk gimana?" Sahut Kinara, sang Ibunda.

"Mama, tuh, malah doain aku dibunuh." Nata menyahut kesal. Membawa satu dvd pilihannya dan duduk di samping Kinara.

"Mama berangkat ke butik dulu, kamu kalau mau keluar harus kasih tahu Mama. Hati-hati di rumah." Kinara mengusap puncak kepala Nata dan meninggalkan anak gadisnya yang sudah genap 24 tahun itu di ruang tengah.

Nata tersenyum dan mengambil ponselnya yang tergeletak di coffee table. Mengenai pembunuhan itu, sepertinya korban kali ini tinggal di apartement seberang.

Siapa korbannya?  •
Sent.

Nata memperhatikan pesannya yang langsung dibaca oleh Jihan, tak lama tetangga dekat dan teman curhatnya itupun mengirim balasan.

• Iko, yg tnggl di kontrakan sebelah.

Iko?
Nata sepertinya sering mendengar nama itu sewaktu SMA dulu.
Nata kembali mengetikkan balasan.

Ditemuin kpn?  •
Sent.

Nata menunggu dan Jihan dengan cepat membalas.

• Smlem. Ngeri. Matanya ditusuk grpu. 😶

Suara bel memenuhi rumahnya. Nata meletakkan ponsel di sofa dan beranjak ke pintu depan. Ia mengintip dari jendela di samping pintu. Laki-laki  yang memakai hoodie berwarna navy, berdiri di depan pintu dengan tangan kanan menenteng paperbag bertuliskan "Nelva's Bakery".

"Rega?" Nata membuka pintu, ia terlihat kaget saat laki-laki itu tersenyum.

"Hai. Udah lama nggak ketemu, ya?" Rega memberikan paperbagnya pada Nata, "kebetulan lagi di sini, aku kira kamu nggak pulang. Ini buat Tante, sih."

Nata sempat menatap bingung sebelum akhirnya tersenyum dan menerima kue yang dibawa oleh Rega, "masuk dulu."

Nata mempersilahkan Rega masuk ke ruang tengah karena dulu sewaktu masih kuliah, laki-laki itu sering datang ke rumah bersama kembarannya, Dirga. Sementara Nata mengiris cheese cake yang diberikannya, Rega jusru sibuk memperhatikan seisi ruangan. Sudah lama tidak datang, rumah itu terasa sedikit berbeda.

"Kaget, ya? Banyak foto yang nggak dipajang kayak dulu." Nata kembali ke ruang tengah dengan sepiring cheese cake yang diletakkannya ke coffee table.

Rega beranjak, berdiri di depan rak buku dan dvd yang ada di sebelah meja televisi. Tangannya menyentuh secara urut setiap dvd dan berhenti pada satu dvd dari film Chucky yang dulu sangat ditakuti Nata ketika SMP.

"Kamu masih simpan semua dvd ini?" Rega bertanya.

"Iya, aku bilang ke Mama kalau rak buku dan dvd nggak boleh disentuh siapapun selain aku." Jawab Nata yang ikut beranjak, berdiri di samping Rega.

"Ta, gimana kalau akhir minggu depan, kita ketemu di Jakarta? Kamu nggak ada janji sama siapa-siapa, kan?" Usul Rega sambil memperhatikan Nata yang sibuk meletakkan dvd film The Davinci Code ke tempatnya.

TS[2] : SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang