"Tapi, kenapa lembar hasilnya—
"Kalian kenapa ada di sini?"
*Readers : ETA SAHA? MAMPUS JANGAN-JANGAN REGA! 😭
"Tenang aja, itu hanya Tanu," sahut Levin dengan wajah datar.
"Eta terangkan—,"
"Kan, ceritanya ruangan ini gelap, kita pakai senter. Jadi, terangnya cuman seadanya," potong Levin sebelum Age menyelesaikan ucapannya.
-pojok cerita; end-
"Kalian kenapa ada di sini?"
Levin tak sempat membaca lebih banyak karena sara Tanu membuat map itu jatuh ke lantai. Dion menyorot wajah kakaknya itu dengan senter sementara Damar merunduk mengambil kertas hasil pemeriksaan yang belum dibaca lebih banyak itu, melepaskannya dari map lalu dilipatnya dan dimasukkan ke saku celana.
"Lo bertiga ngapain di situ?" Age muncul dari belakang Tanu dan Diana, menyorot senternya ke arah Levin, Dion dan Damar yang berdekatan.
"Levin, kamu nggak perlu membantu penyelidikan," Tanu menghampiri, "kamu mau cek hasil pemeriksaan Rega, juga?"
Levin memberikan map dengan nama Rega itu pada Diana, polwan itu mengecek seluruh isinya dan memandang Levin, "hasilnya, Rega nggak mengidap gangguan kepribadian itu," Levin meminta kertas hasil yang disembunyikan Damar, diberikannya kemudian pada Tanu.
"Saya pamit," Levin memutuskan untuk pergi. Tidak ada gunanya mendebat Tanu bahkan ada Age di belakang, mereka sudah tahu apa yang perlu mereka lakukan dengan kasus rumit itu. Levin sadar, ia hanya mengandalkan masa lalu arwah penguntit Nata yang ternyata Dirga itu, tidak seperti Tanu dan Age yang menyelidiki sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Gue seneng lo bisa bantu penyelidikan lebih banyak, Ge," Levin menepuk pundak Age sebelum pergi.
Dion tak banyak bicara, ia bahkan tidak menyapa Tanu. Melihat sikap Levin, pasti ada sesuatu yang membuat temannya itu memutuskan pergi setelah menyerahkan kertas hasil tes psikologi milik Rega.
"Kenapa lo kasihin gitu aja?" Tanya Dion setelah mereka masuk ke mobil.
"Mentok, buntu, gue nggak bisa mikir lagi." Jawaban sederhana dari Levin berhasil membungkam Damar dan Dion.
______
Bukan, aku bukannya pasrah tapi aku merasa ada yang aneh dengan hasil dan fakta kejadiannya. Sepulangnya dari Klinik tadi, aku membiarkan Damar tidur di kamar sementara aku sibuk mengetik di aplikasi Notes ponsel yang baru kusentuh sejak dihantui arwah penguntit Nata—yang mungkin sekarang bisa disebut arwah Dirga itu.
Dari pengakuan Age, Rega itu mengidap gangguan kepribadian Multi-Identity Disorder yang artinya dia punya kepribadian orang lain dalam dirinya dan itu bisa muncul kapanpun. Kasus Rega bukan cuma Shadow tapi juga kasus empat tahun lalu yang melibatkan Age dan Tara. Age bilang, Rega membunuh orang tuanya sendiri, lalu membunuh teman-teman Tara dan berniat membunuh Tara juga. Yang gagal hanya rencana pembunuhan Tara, Age bilang Rega ditahan atas kasus-kasus itu lalu sekarang bajingan itu bebas berkeliaran karena dijamin oleh orang tua Age. Hubungannya dengan Shadow, pembunuh gila itu punya foto Tara dan Age, jelas kalau itu menandakan Rega adalah Shadow yang sebenarnya mengincar target lamanya. Yang perlu aku garis bawahi, pertama Shadow membunuh orang-orang yang tidak dikenalnya tapi tinggal di lingkungan Jalan Sudirman terutama penghuni Sudirman Flat. Kedua, Shadow punya tangan kanan dan itu Adelia. Ketiga, kalau benar Shadow adalah Rega, kenapa dari masa lalu Dirga, Rega pergi dari rumah sebelum mayat orang tuanya ditemukan tewas dan kenapa hasil dari konsultasi Rega menyatakan kalau Rega tidak mengalami gangguan kepribadian apapun?

KAMU SEDANG MEMBACA
TS[2] : SHADOW
Mystery / ThrillerTime Series [2] : SHADOW He's not a vampire, not a night ghost. Just a Shadow. ••• RAYREBLUE Present ; SHADOW A Paranormal-Thriller Story. Copyright @April 2017