1.The Idol

247 69 186
                                    

Aku berusaha keras untuk menutup-nutupi fakta kalau aku suka kamu. Bukan apa-apa, hanya saja kodrat ku sebagai pengagum rahasia memang begitu. Cintaku ke kamu itu rahasia. Rahasia antara aku, diriku dan hatiku.
-Yola Safira

❄❄❄

Ada 2 hal di dunia ini yang tidak di mengerti oleh Yola.
Yang pertama, Pelajaran Matematika tentang trigonometri dan sejenisnya.
Yang kedua, perasaanya kepada Jovian.

Jovian Andreas.
Nama itu yang selalu terngiang-ngiang di pikiran Yola.

Jovian atau yang akrab disapa Jo bukanlah seorang Most Wanted layak-nya cowok di novel-novel cinta. Bukan pula kapten tim basket atau pun tim futsal seperti cowok-cowok keren di novel. Bukan juga seorang konglomerat atau anak pemilik sekolah seperti definisi seorang Most Wanted pada umumnya. Dia hanyalah seorang Jovian Andreas. Murid biasa yang entah bagaimana bisa merebut seluruh perhatian Yola Safira.

Awal mula Yola mengetahui seseorang bernama Jovian adalah ketika MOS hari ketiga. Pada saat itu, Jovian dihukum oleh senior dan disuruh bernyanyi dihadapan seluruh siswa baru. Siapa sangka seorang Jovian Andreas yang pada hari pertama dan kedua MOS merupakan seorang siswa pendiam dan penyendiri, pada hari terakhir MOS menjelma menjadi seorang primadona berkat nyanyiannya.

Berkat nyanyian itu jugalah Yola mengenal Jovian. Awalnya Yola sangat terpesona pada Jovian yang saat itu menyanyikan lagu Love of my life milik band rock Queen. Sejak saat itu, Yola mulai memikirkan Jovian. Bukan hanya memikirkan, tapi juga mulai mencari tau segala hal tentangnya. Mulai dari kelas, tanggal lahir sampai kebiasaan-kebiasaan Jovian di sekolah.

Seperti saat ini, Yola kembali menjadi paparazi yang mengikuti setiap kegiatan Jovian. Semua berjalan begitu saja. Sejak pertama kali Yola melihat Jovian, itu sudah menjadi candu baginya. Ya... Jovian Andreas, sang idola.

❄❄❄

"Eh Yol, udah ngerjain PR Matematika gak?" tanya seseorang yang memecahkan lamunan Yola.

"Apa?"

"PR Matematika, elah."

"Oh, belum. Liat dong!"

"Gue juga belum selesai makanya minta sama lo, jenius." Yola hanya terkekeh menanggapinya. Yang tadi itu adalah Sivia-sahabat Yola. Mereka berteman sejak awal MOS dan secara kebetulan mereka berada di kelas yang sama.

Sivia telah pergi untuk berburu jawaban Matematikanya yang belum selesai. Yola juga belum mengerjakan PR tersebut, tapi yasudahlah. Persetan dengan Matematika. Toh dia tidak berencana mengambil jurusan Matematika ketika kuliah nanti.

Yola kembali melanjutkan kegiatannya. Kali ini yang dilakukannya adalah men-stalking sosial media milik Jovian.

"Jovian Andreas," kata seseorang dari belakang Yola. Yola refleks melihat ke belakang dan disanalah dia, Fandi. Mata Yola membola ketika melihat Fandi menyeringai.

"Gue gak nyangka. Ternyata orang se-kelihatan polos lo hobby stalking. Ck ck.. Sulit dipercaya!" Yola berusaha keras menahan emosinya agar tidak meledak-ledak.

"Lo..." Yola berdesis "Ngapain sih lo? Kurang kerjaan tau gak?!" sergah Yola.

"Jelas-jelas lo yang kurang kerjaan! Ngapain coba lo stalking-stalking medsos Jo?"

"Ya suka-suka gue lah! Ngurusin banget!"

"Cuma Uya Kuya yang boleh suka-suka, lo gak boleh!"

"Gak lucu!"

"Emang. Yang lucu itu cuma hidup karena gabisa ditebak!" Fandi pergi meninggalkan Yola yang mencak-mencak akibat kelakuan-nya. Saat sampai diambang pintu, Fandi berbalik lagi menghadap Yola, "Dia temen deket gue, kalau lo belum tau," ucapnya dan berlalu.

Sekarang apa? Mati-matian Yola menjaga rahasia ini, tapi dengan mudahnya Fandi datang dan mengacaukan semuanya. Bahkan Sivia belum tau perihal perasaan-nya kepada Jovian.

❄❄❄

Bel pulang sekolah sudah berkumandang sejak 15 menit yang lalu, namun Yola masih membeku di kelas. Sivia yang melihatnya pun dibuat bingung. Pasalnya, selama ini Yola-lah orang pertama yang akan melangkah keluar kelas sesaat setelah bel pulang berbunyi.

"Lo mau disini sampe tua?" Yola hanya menanggapinya dengan gelengan

"Yaudah ayo pulang. Berada disini lama-lama gak akan ngebuat lo jadi ngerti tentang trigonometri dan se-bangsanya." Mendengar kata trigonometri, Yola sontak merapikan semua barang-barangnya dan menarik Sivia untuk pergi keluar kelas.

Selain sangat tidak dimengerti oleh Yola, Trigonometri dan Jovian juga merupakan 2 hal yang sangat berpengaruh bagi-nya.

Di parkiran, Yola terlihat mengendap-endap agar tidak berjumpa dengan Fandi. Jika kalian bertanya kemana perginya Sivia, dia tadi dijemput pacarnya dan sudah pulang.

Sejauh ini usaha mengendap-endap ala Yola masih berhasil. Tapi ternyata keberuntungan itu tidak bertahan lama. Disana, di parkiran motor, Fandi dan teman-temannya termasuk Jovian sedang berbincang sambil sesekali tertawa. Yola segera mengambil langkah panjang agar tidak terlihat oleh Fandi. Namun...

"YOLA SAFIRA!" Itu teriakan Fandi. Terkutuklah dia karena menyebabkan semua orang yang sedang berlalu-lalang menatap Yola.

"Mau pulang?" Pertanyaan bodoh! Jelas-jelas tadi dia melihat Yola hendak pulang.

"Iyalah! Emang mau ngapain lagi?" ketus Yola. Fandi yang mendapat respon seperti itu hanya terkekeh.

"Yaudah, ayo!" Fandi menarik tangan Yola dan membawanya ke parkiran motor.

"Eh lo mau bawa gue kemana?"

"Ya mau pulang lah!"

"Iya. Tapi kenapa ke parkiran motor?"

"Kan gue bawa motor, jadi ya harus ke parkiran motor lah! Aneh kalau malah ke parkiran mobil!"

"Gue gak mau! gue bisa pulang sendiri!" Yola mencoba melepaskan cekalan Fandi, tapi karna memang tenaga Fandi lebih kuat jadilah dia hanya mengikut saja ketika di seret-seret oleh Fandi.

"Wah gebetan baru," seru salah seorang teman Fandi. Yola mengenal orang tersebut sebagai Gaga.

"Lo mah gebetan baru mulu, Fan. Bagi-bagilah ke kita. Serakah bener lo!" sambung seseorang yang Yola kenal sebagai Galen.

"Lo ambil tuh gebetan gue yang lain, tapi yang ini buat gue!" jawab Fandi. Teman-temannya pun berseru heboh, teman-temannya terkecuali Jovian. Yola memang mengenal Jo sebagai sosok yang pendiam, tapi dia tidak mengira bahwa Jo juga pendiam walaupun sedang bersama teman-temannya.

RepeatedlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang