12. Cokelat Ketiga

51 18 1
                                    

Sayup-sayup Yola mendengar seseorang memanggil namanya. Perlahan-lahan Yola membuka matanya. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya di sekitarnya.

"Yol!" Sivia menggoyang-goyangkan tubuh Yola. Yola mengangkat kepalanya.

"Kenapa?" katanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Sivia menggerakkan bola matanya ke depan kelas. Yola mengikuti arah pandang Sivia dan menemukan Pak Dodo berkacak pinggang menatapnya.

"Enak tidurnya?" Pak Dodo mendekati bangku Yola. Yola menggarut-garut tengkuknya.

"Ma-maaf pak" lirihnya. Pak Dodo berhenti tepat di samping Yola.

"Keluar kamu!" bentak Pak Dodo. Mata Yola mengerjap.

"Ap-pa?" Yola menatap bodoh kearah Pak Dodo. Kalau hari ini dia keluar, ini adalah kali kedua dia dikeluarkan dari pelajaran Pak Dodo.

"Ayo, buruan!" Yola mengangguk lesu dan berjalan keluar dari kelas.

Dia tidak sadar saat tidur di kelas tadi. Yang diingatnya, dia masuk ke kelas, membuka buku sejarah dan mendengar Pak Dodo bercerita.

Yola berjalan ke toilet, berniat untuk mencuci muka guna menghilangkan rasa kantuknya.

Setelah dari toilet, dia memutuskan untuk pergi ke UKS saja. Walaupun sudah mencuci muka, rasa kantuk itu masih tetap ada.

Yola melewati kelas Jo saat hendak ke UKS. Diam-diam dia melambatkan langkahnya saat melewati kelas itu. Di dalam kelas, tampak Jo dan kedua temannya-Galen dan Gaga- sedang berbincang-bincang.

Dari antara mereka berempat memang hanya Fandi yang kelasnya berbeda. Mungkin nilai Fandi sedikit lebih tinggi dari nilai teman-temannya.

Yola melihat ekspresi Jo saat bersama teman-temannya, itu membuatnya tersenyum. Saat menikmati pemandangan itu, tiba-tiba saja sang objek fokus membalikkan badannya dan melihat Yola yang juga sedang melihatnya.

Yola langsung pergi meninggalkan kelas itu dan melanjutkan perjalanannya menuju UKS.

'bego! Lagi-lagi lo ke-gep!' dia merutuki kebodohannya.

❄❄❄

Jo, Gaga dan Galen sedang berbincang-bincang di dalam kelas saat Yola berdiri di depan kelas mereka dan menatap Jo diam-diam. Sebenarnya Gaga yang pertama kali memergoki Yola. Namun, dia memberitahu pada Jo juga. Jadilah Jo ikut-ikutan memergokinya.

"Dia tuh naksir sama lo deh kayaknya!" Gaga menatap Jo.

"Dia gebetan Fandi. Lo tau sendiri itu!" Jawab Jo.

"Nah, itu lo tau! Kok malah lo deketin sih?" kali ini Galen yang berbicara.

"Gue gak deketin. Gue cuma nganter dia pulang beberapa kali. Itu pun karena gak ada bus." kilah Jo. Galen memicingkan matanya menatap Jo.

"Masa?" Jo melempar pulpen kearah Galen dan berhasil di tangkap dengan baik olehnya.

"Maaciw, bro. Lo tau aja gue ga punya pulpen!" katanya.

"Balikin sini!" Jo mengambil pulpen itu dari tangan Gaga.

"Tapi nih ya. Gue gak suka lo berdua perang dingin gara-gara cewek." kata Galen. Gaga dan Jo mengangguk.

RepeatedlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang