3.Yola Safira?

77 60 59
                                    

Akulah si pungguk yang merindukan engkau sang rembulan

❄❄❄

Pagi ini Jo berniat mengembalikan buku yang kemarin di temukannya di perpustakaan. Tadi malam selepas mandi, Jo melihat lagi buku tersebut dan menemukan tulisan Yola Safira di sampulnya.

Dia seperti pernah mendengar nama tersebut. Tapi dimana? Setelah mengingat-ingat, akhirnya dia tau bahwa Yola Safira adalah gadis yang beberapa hari lalu diantar pulang dan di akui sebagai gebetan oleh Fandi.

Baiklah, pagi ini Jo akan mengembalikan buku milik gebetan temannya tersebut.

❄❄❄

Pagi ini di koridor sekolah yang ramai, seorang gadis dengan rambut dikucir kuda tampak berjalan menyusuri koridor sambil sesekali membalas sapaan dari beberapa orang.

"Hei.." sapaan singkat itu berhasil membuat Yola membeku. Dia tahu betul siapa pemilik suara tersebut. Ya.. dia mengenal pemilik suara tersebut sebagai Jovian Andreas.

Perlahan dia mengangkat kepalanya dan memang benar, dihadapannya sedang berdiri Jo sambil menatapnya.

"eh ha-hai." balasnya gugup sambil berusaha menetralkan detak jantungnya agar tidak terlihat bodoh di hadapan sang idola.

"Lo Yola Safira, bukan?"

"I-iya. Gue Yo-yola Safira."

"Yoyola?" ulang Jo sambil menahan senyumnya melihat kegugupan Yola.

"Maksud gue, iya gue Yola Safira. Gitu." sahutnya dalam satu tarikan nafas.

"Oke. Lo Yola Safira. Ini buku lo, bukan?" Jo menunjukkan sebuah buku bersampul baymax yang seharian kemarin dicari mati-matian oleh Yola.

"Bu-bukan. Itu bukan buku gue!" Yola berlari meninggalkan Jo yang menatapnya bingung.

'emang bego lo Yol! jelas-jelas itu buku yang lo cari sampai mencak-mencak dan sekarang dengan bodohnya lo bilang kalau itu bukan buku lo! batin Yola

❄❄❄

"Bego, bego, bego! Lo kenapa bilang nggak sih tadi?! Goblok!" Yola merutuki kebodohan yang diperbuatnya tadi.

"Semua orang juga tau lo bego. Gausah ditegasin banget gitu!" Yola melihat sekeliling untuk mencari tahu siapa gerangan pemilik suara tersebut.

"Gue disini!" Yola melihat kebelakang dan menemukan Fandi dengan tampang bodoh.

"WAH ANJIR! SETAN!" teriak Yola.

"Lo tuh setan. Pake ngatain lagi lo!"

"Serah gue lah! lagian lo ngapain sih disitu? Gak kerjaan banget!"

"Heh! Lo tuh cabut melulu. Tobat lo!"

"Diem lo! Tau-tauan lagi gue cabut." Yola beranjak dari ranjang UKS dan melenggang keluar meninggalkan Fandi.

❄❄❄

"Yola Safira." terdengar ejaan dari belakang Jo.

"Kaget gue, Len!" ujarnya pada Galen.

"Yola Safira itu gebetannya Fandi, 'kan?"

"Iya kali." Jo mengedikkan bahunya.

"Kenapa ada di elo?" Galen menatap Jo curiga.

"Apaan sih ekspresi lo tuh?! Gue nemu di perpus!" Sergahnya cepat.

"Ya ampun, Jo. Lo jarang suka sama cewe, sekalinya suka lo malah nikung sahabat lo sendiri. Gimana sih lo?"

"Serah lah!" Jo pergi meninggalkan Galen yang gelagapan di tempatnya. Tadi, Galen hanya berniat bercanda dengan Jo. Ternyata Jo menanggapinya se-serius itu.

'mati gue! Tuh anak emang jarang marah tapi sekalinya marah, hancur masa depan gue!' batinnya.

❄❄❄

Siang ini, kantin lantai 2 sedang ramai-ramainya. Di salah satu meja di kantin tersebut, duduklah 2 orang perempuan sambil sesekali tertawa riang.

"Gimana buku lo? udah ketemu?" tanya Sivia. Mendengar pertanyaan itu, Yola jadi ingat kejadian beberapa jam lalu saat dirinya dengan tingkah konyol pergi meninggalkan Jo yang berniat mengembalikan bukunya.

"Woi, Yola! Kesambet aja tau rasa loe!"

"e-eh tadi lo bilang apa?"

"Bu.ku. lo." Sivia mengucapkannya dengan penuh penekanan. Yola hanya mengangguk layaknya boneka anjing di dashboard mobil.

"Ketemu dimana?"

"Di Jo."

"Jo? Jovian Andreas?" Yola hanya berdeham sebagai jawaban.

"Kok bisa?"

"Ya bisalah! Legend amat pertanyaan lo!" sahut Yola.

Yola mengarahkan pandangannya ke salah satu meja kantin yang saat ini diisi oleh 3 orang lelaki.

Biasanya meja itu akan diisi oleh 4 orang lelaki, yaitu Fandi, Galen, Gaga dan Jo. Tapi hari ini berbeda. Jo tidak ada di tempat itu. Jadi... kemana perginya seorang Jovian Andreas?

Yola lantas pergi meninggalkan kantin setelah permisi kepada Sivia dan Sandi-pacarnya- dengan alasan ingin pergi ke toilet.

Yola melewati koridor yang sudah mulai sepi karena bel masuk akan berbunyi 5 menit lagi.

Di setiap ruangan yang dilewatinya, Yola selalu mengecek untuk sekedar memastikan apakah Jo berada disana atau tidak.

Setelah mengelilingi sekolah dan belum juga menemukan keberadaan Jo, Yola memutuskan untuk kembali ke kelas karena bel baru saja berbunyi.

Di kelas, tampak Bu Ajeng sedang mengajar kimia tentang Teori Asam-Basa. Yola menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

tok tok tok

Yola mengetuk pintu kelas. Perhatian seisi kelas seketika terpaku kepada Yola.

"Dari mana kamu?" Itu lah pertanyaan pertama yang dilontarkan Bu Ajeng kepada Yola. Dia bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang 'saya tadi nyari calon ayah dari anak-anak saya, bu.', bisa tamat riwayatnya.

"YOLA SAFIRA!" bentak Bu Ajeng

"I-iya, bu. Maaf bu. Saya tadi dari toilet."

"Toilet sekolah sudah pindah kemana memangnya sampai memakan waktu begitu lama?" Yola hanya menunduk lesu. Jika berhadapan dengan Bu Ajeng, Yola tidak akan pernah menang. Sekuat apa pun dia berusaha mengelak.

"eh udah masuk ya?" tanya seseorang dari samping Yola dan menyembulkan kepalanya kedalam kelas. Seisi kelas yang melihatnya terkekeh geli.

"Kamu lagi! Dari mana kamu?!"

"Dari kantin, bu. Saya laper banget tadi."

"Saya gak nanya!" bentak Bu Ajeng.

"Lah ibu gimana sih? Tadi kan jelas-jelas ibu sendiri yang nanya saya dari mana. Sekarang ibu bilangnya gak nanya" sahut seorang cowok yang tak lain dan tak bukan adalah Fandi.

"Yasudah sekarang kalian masuk dan kerjakan soal halaman 165. Kumpulkan kepada saya sepulang sekolah." Mendengar jawaban tersebut, Yola dan Fandi melangkah memasuki kelas.

Pelajaran berjalan lancar sampai pada bel pulang sekolah.

RepeatedlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang