Segerombolan anak manusia sedang berjalan melewati koridor. Diantara gerombolan itu terdapat Jo, Galen dan Gaga. Gerombolan anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki itu berjalan menuju ruang ganti. Hari ini, jadwal kelas mereka pelajaran olahraga. Jadi mereka harus ke ruang ganti untuk mengganti seragam karena ruang kelas sudah di claim anak-anak cewek untuk tempat ganti baju. Dan sebagai lelaki sejati, mereka memutuskan untuk mengalah karena ungkapan 'cewek selalu benar' itu nyata adanya.
"Hari ini kayaknya basket deh," kata Jo pada Galen dan Gaga.
"Ya baguslah. Kan seru!" jawab Galen. Sedangkan Gaga memasang tampang tidak terimanya.
"Basket mulu! Kesel deh!" katanya. Galen menatap Gaga jijik.
"Alay lo!" cibirnya.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju ruang ganti. Ruang ganti terletak di ujung koridor, jadi mereka harus berjalan jauh kalau mau ke ruang ganti.
Jo, Galen, Gaga dan semua teman sekelas mereka sudah selesai berganti pakaian dan saat ini sedang baris di tengah lapangan untuk melakukan pemanasan.
"Untuk pemanasan kali ini, kalian lari keliling lapangan 5 putaran!" Pak Aldrin memberikan instruksi. Perempuan-perempuan sontak menggerutu. Mereka semua paling malas kalau harus lari-lari keliling lapangan. Alasannya karena mereka takut hitam dan bedaknya luntur. Problematika anak SMA!
"AYO CEPAT!" teriak Pak Aldrin. Mau tidak mau semua murid langsung bergerak.
Jo, Galen dan Gaga berlari bersisian. Lapangan sekolah yang lumayan luas membuat murid-murid menggerutu. Bisa dipastikan kalau setelah ini lapangan di penuhi manusia-manusia yang tergeletak mengenaskan.
Saat sedang berlari, Gaga melihat seorang gadis jalan di koridor. Dia mencolek bahu Jo.
"Yola tuh!" katanya dan mengarahkan dagunya kearah dimana Yola berada.Jo memutar kepalanya dan melihat ke tempat yang dimaksud Gaga. Di sana, di koridor, Yola berjalan sendirian. Jo mengamati pergerakan Yola. Dia mengamati secara detail keadaan Yola.
Galen menepuk bahu Jo. "Jangan diliatin! Ntar lo suka!" katanya. Jo melepaskan pandangannya dari Yola dan kembali fokus pada kegiatannya.
❄❄❄
Seperti yang sudah di pastikan tadi, setelah berlari, banyak dari antara mereka yang tergeletak mengenaskan di pinggir lapangan; termasuk Jo, Galen dan Gaga.
"Gilaaa! Capek banget gue!" kata Gaga. Dia tergeletak di pinggir lapangan dengan tubuh -yang kalau disorot dari atas- berbentuk bintang.
"Lo kan lemah! Baru segitu aja udah tepar!" Galen mencibir.
Gaga memukul kepala Galen keras.
"Gayaan lo! Lo juga tepar, anjir!" katanya. Saat mereka bertengkar, Jo memfokuskan pandangannya ke UKS. Dia sangat ingin pergi ke UKS dan menemui Yola, tapi dia ragu."Jo!" Galen menepuk bahu Jo. Dia mengikuti pandangan Jo; UKS. Dia kembali menepuk bahu Jo sampai Jo melihatnya.
"Kalau kangen, samperin lah!" katanya. Jo tersenyum.
"Gue gak bisa," lirihnya. Galen menatap kasihan sahabatnya itu; hanya sebentar. Jo orang yang kuat, dia tau itu!
"Basket yuk!" Galen mencoba mencairkan suasana.
"Gak mau! Lo kan tau gue ga jago basket," kata Gaga.
"Gue ngajak Jo, bukan lo!" Sahut Galen. Gaga menatap Galen sengit. Mereka memang selalu bertengkar, tapi mereka akan saling mencari kalau salah satunya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeatedly
Teen FictionAKAN DIREVISI SETELAH CERITA SELESAI. Yola Safira. Siswi kelas 2 SMA. Putri semata wayang dari pasangan Rahman dan Yuli. Memiliki teman bernama Sivia Andriana. Dia terjerat di lingkaran pertemanan dua orang lelaki; Jovian Andreas dan Fandi Aldian. B...