Ai menepuk-nepuk pipinya sendiri. Setelah Taka pergi meninggalkannya sendiri di toko itu.
"Aaaaa..." teriak Ai membuat semua pegawai toko menatapnya bingung ke arah Ai.
Menyadari itu, Ai tersenyum masam. Ia membungkukkan badannya. Meminta maaf karena telah mengganggu ketenangan mereka. Dengan langkah lebar, Ai keluar dari toko dan menyetop taxi.Taxi mulai berjalan setelah ia menyebutkan sebuah alamat.
"Oh my god... aku baru saja berkenalan dengan Takahiro Morita. Taka... One Ok Rock, band favoritku dan kak Ceryll." Ai bicara sendiri. Kelima jarinya bahkan ia gigit-gigit karena terlalu senang.
"Aku sadar dia adalah Taka ketika ia berlutut di depanku. Dan aku sudah tidak bisa bersikap manis ketika mengingat kameraku."
"Aku sengaja menggodanya dengab terus mengingatkan kesalahannya. Muka dia terlihat menggemaskan." Ai tersenyum.
"Aku hampir pingsan ketika ia terus menatapku. Untung aku bisa cepat menguasai diri. Aaa... aku dapat nomornya juga."
Ai terus bicara sendiri. Supir taxi terlihat waspada. Sesekali melirik Ai yang duduk di kursi penumpang melalui spion. Menatap curiga pada penumpangnya yang sedang bicara sendiri.
"Sudah sampai nona." Ucap supir itu.
"Ah iya... terima kasih." Ai menyerahkan sejumlah uang dan segera keluar.
Ai memasuki rumah sederhana milik kak Kenji dan Ceryll. Ia langsung membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu. Ai masuk mencari-cari sosok sahabat yang merangkap jadi kakak iparnya.
Di dapur, Ceryll sedang menyiapkan makan malam mereka.
"Kak Cery..." Ai mendekat dan memeluknya dengan erat.
"Ehh... ada apa ini? Main peluk aja." Ucap Ceryll, ia segera melepaskan pelukan Ai dan menatap Ai curiga.
"Kak... hari ini aku bahagia."
"Iya, aku bisa liat dari senyum lima jarimu itu. Terus apa yang bisa buat kamu sesenang ini?"
"Aku bertemu Taka."
"Taka? Taka siapa?!" Ceryll mengernyit, ia merasa tidak memiliki kenalan bernama Taka.
"Issh... Taka... Takahiro Morita. Vokalis OOR." Ai mendengus kesal.
"Serius?!" Ceryll mengguncang bahu Ai.
"Beneran." Ai terkekeh melihat kakak iparnya terlihat antusias. Ia sudah menebak itulah reaksi yang akan ia dapatkan.
"Gimana bisa ketemu?" Lihatlah sekarang ia menyeret Ai untuk duduk di sofa ruang keluarga. Ia duduk menghadap Ai yang masih tersenyum.
"Ya, meski pertemuan kami tidak terkesan baik. Tapi tadi dia ngajak kenalan."
"Kamu dapat foto bareng nggak?"
Ai menggeleng. "Aku nggak sempat mikir untuk minta foto bareng. Ai keburu kesel."
"Kenapa?"
"Liat ini." Ai mengeluarkan kameranya yang terbelah dua. "Dia menginjak kameraku. Meski nggak sengaja."
"Ai..." Ceryll meraih kamera itu. Menatap prihatin pada benda yang menjadi kesayangan Ai. Ia menatap Ai, bertanya apakah Ai baik-baik saja dengan ini.
"Ai sudah memaafkannya karena ia mau menggantinya."
"Perubahan moodmu sangat cepat Ai."
"Tentu saja. Ahh... senangnya bisa ketemu idola sendiri Cery. Ai rasa... Ai sudah jatuh cinta sama dia."