Persiapa konser sudah sangat matang. Semua staf berdiri di pos masing-masing. Sesuai tugasnya.
"Senang melihatmu lagi, Yoshi-san." Sapa Ai pada Yoshitaka, salah satu staf OOR.
"Ai-san. Sudah lama sejak kita bertemu di Amerika. Waktu itu kau datang bersama Taka-san."
Ai kembali memeriksa kameranya.
"Kau bertugas di mana? Ai-san?"
"Di depan panggung."
Yoshitaka mengangguk. "Selamat bekerja, Ai-san" ia kemudian berjalan ke tempatnya berjaga.
Ai melihat para penonton mulai berdatangan. Konser sebentar lagi dimulai.
---
"Taka..." panggil Toru. "Kemarin-..."
"Kita lupakan sejenak masalah itu, selama konser." Taka memotong perkataan Toru. "Tapi aku tidak benar-benar melupakannya, kau tahu?!"
"Ya..." Toru memandang Taka. "Kau sudah banyak berubah, Taka."
"Oi... kalian berdua. Sudah saatnya kita bersiap." Ryota menghampiri Toru dan Taka.
---
Konser berjalan lancar. Mereka tampil sempurna seperti biasa.
Ai pun melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.
---
"Ai-san..."
"Yokoyama-san? Ada apa?"
"Aku hanya ingin berterima kasih. Kau bersedia membantu kami. Foto-foto yang kau ambil sangat bagus."
"Aku yang seharusnya berterima kasih. Karena sudah mempercayaiku."
"Ikutlah makan malam bersama kami."
---
"A-chan?" Taka berjalan ke balkon, ia ingin menghirup sedikit udara segar. Tapi ternyata ada Ai di balkon itu.
"Taka-san?" Ai terkejut mendapati Taka.
"Kau mau ke mana?" cegah Taka ketika Ai ingin beranjak dari tempatnya. Sebenarnya Ai masih sedikit kecewa dengan Taka. Terakhir kali ketika mereka bicara berdua, Taka bersikap sangat menyebalkan.
Ai menghentikan langkahnya. "Kembali ke yang lainnya. Pestanya belum selesai, bukan?"
"Tidak bisakah kau menemaniku? Di sini?" Taka berkata lirih.
"Huh?"
"Maafkan aku yang berkata terlalu kasar padamu, A-chan."
Ai menunduk menatap kakinya sendiri. Tubuhnya bersandar pada pangar balkon. "Untuk apa kau minta maaf. Kalau pada akhirnya kau akan menyakitiku lagi?"
"Kenapa kau berpikir seperti itu?" Taka menatap Ai yang masih saja menundukan wajahnya.
"Karena kau pasti akan melakukannya."
Taka berjalan mendekati Ai. Ia berdiri tepat di depan Ai. "Kalau begitu, bersiaplah untuk terluka, A-chan." Taka mengangkat dagu Ai. Membuatnya menengadah menatap Taka. Lalu perlahan Taka mendekat. Ia mencium Ai, tepat di bibir.
"Dengan ini, kau tidak akan bisa melupakanku." Ucap Taka. Lalu ia menepuk puncak kepala Ai, dan pergi setelah itu.
Ai terbengong untuk sesaat. "TAKA BODOH!!..." seru Ai.
---
Toru menatap sekeliling. Pesta makan mereka di sebuah restoran masih ramai. Tapi ia tidak melihat keberadaan Ai. Melihat jam di tangannya, "Ini sudah cukup larut." Toru harus mengantar Ai pulang.