Taka merebahkan dirinya di kasur. Ia baru saja sampai setelah perjalanan panjangnya untuk kembali ke Jepang. Begitu sampai di bandara Haneda, ia langsung memesan taxi untuk ke apartemennya. Ia kembali tanpa memberi tahu siapapun termasuk Hiro. Kepulangannya memang lebih awal dari jadwal seharusnya.
Mata itu terpejam karena kelelahan.
Sampai langit berubah menjadi jingga. Taka masih terlentang di kasur dengan posisi yang sama.
Tok tok tok
Suara pintu diketuk berulang kali. Bel apartemen pun sudah berbunyi nyaring sejak lima belas menit yang lalu.
Taka mulai menggeliat dalam tidurnya. Ia merasa terganggu dengan suara berisik itu.
Dak dak dak
Lagi. Suara itu tak mau menyerah. Suara ketukan itu sudah berubah menjadi gedoran.
"Siapa sih yang berani-beraninya mengganggu. Kalau mau bertamu sopan sedikit." Taka mulai bergerak dari tidurnya. Ia berdiri melangkah ke pintu apartemennya. Membuka pintu untuk siapapun tamu yang sudah mengganggunya.
"Siapa sih!" seru Taka begitu pintu terbuka.
Seorang laki-laki, kira-kira berumur lima tahun dibawahnya. Rambutnya dicat pirang. Kedua alis laki-laki berambut pirang itu sudah menukik tajam begitu melihat Taka yang membuka pintu sambil menguap.
"Kau rupanya." Taka meninggalkan orang itu berdiri di sana. Ia masuk dan merebahkan dirinya di sofa.
"Kau sampai di Jepang jam berapa?!" orang itu ikut masuk dan berdiri di depan Taka. Kedua tangannya ia silangkan.
"Tadi siang." Taka menjawab tanpa membuka matanya.
"Kau tidak memberitahuku kalau kau kembali hari ini. Kalau saja Toru-san tak meneleponku tadi, kau pasti tak akan mengatakan kalau kau sudah kembali bukan?!"
"Kau cerewet sekali Hiro... perutku jadi lapar."
"Kau!"
"Kau bisa marah-marah nanti Hiro. Sekarang kau buatkan aku makan atau pesankan sesuatu yang bisa aku makan. Aku sudah kelaparan karena tidak makan di pesawat. Dan ketika sampa aku langsung tidur."
Hiro akhirnya mengalah. Ia menelepon delevery order karena di apartemen kakaknya sudah pasti tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak mengingat kakaknya itu baru kembali.
Setelah menelepon, Hiro memperhatikan wajah Taka yang sudah lama tak ia lihat. Kakaknya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Wajahnya terlihat sangat lelah.
"Aku senang kau mau pulang kak. Kau terlihat lebih kurus dari terakhir yang kutahu. Dan kau terlihat seperti seorang bintang besar."
"Kau sedang memujiku? apa yang kamu inginkan adikku yang manis?"