13

236 17 0
                                    


Taka menatap Ai. Mereka saling tatap. Tidak ada yang berbicara. Tidak ada yang menyapa.

"Baiklah. Perkenalkan, dia adalah fotografer kita selama konser di Jepang. Beruntung sekali kita, bisa mendapatkan kesempatan dari fotografer terkenal ini." Yokoyama menatap Ai, "Terima kasih Ai-san."

Ai mengangguk.

Setelah dari kantor agensi. Ai dibawa untuk bertemu dengan anggota OOR lainnya.

"Dia perempuan. Bagaimana kalau dia tidak bisa mengikuti kegiatan kita yang sangat melelahkan." Ucap Taka dengan sinis.

Manager menatap Taka lalu ia menoleh pada Ai.

"Aku sudah terbiasa bekerja di lapangan. Aku tidak akan merepotkan kalian." Jawab Ai.

"Tetap saja. Aku tidak percaya."

"Sudah, kau tidak perlu seperti ini, Taka. Ai-san punya banyak pengalaman. Dia juga sudah sering memotret penyanyi terkenal lainnya." Yokoyama menengahi.

"Terserah kalian." Setelah itu Taka pergi meninggalkan mereka.

"Ada apa dengannya?" tanya Tomoya bingung. "Sepertinya hari ini dia sangat sensitif."

"Maafkan perkataan Taka tadi. Dia memang orangnya keras kalau masalah pekerjaan. Tapi dia baik kok. Kamu akan terbiasa nanti."

Ai tersenyum kikuk. Ia tidak menyangka Taka akan bersikap seperti itu dengannya.

Sedari tadi Toru hanya diam memperhatikan mereka. Apa yang dikatakan Taka tidaklah salah. Hanya saja, itu semakin menguatkan dugaan Toru, bahwa Taka memiliki rasa terhadap Ai. Begitupun sebaliknya.

"Aku akan bicara dengan Taka."

Semua mengangguk setuju.

---

"Kenapa kau membawa dia ke sini? Toru?!"

Toru menemui Taka.

"Dia punya nama, Taka..." Toru menghela nafas. "Kau tidak setuju Ai menjadi forografer kita, karena Ai perempuan, atau... kau tidak setuju karena orang itu Ai?"

Taka tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ai fotografer profesional. Ai bisa mengikuti kegiatan kita yang padat."

"Aku tidak tahu kalau Ai sangat terkenal."

Toru terkekeh. "Dia jauh lebih terkenal daripada kau. Aku heran kenapa kau tidak tahu hal itu." Toru menepuk pundak Taka. "Aku harap kau mau minta maaf pada Ai. Karena kata-katamu tadi terlalu kasar, Taka."

---

"Ai..." panggil Taka.

Ai sedang membereskan beberapa kamera miliknya. Begitu seseorang memanggil namanya, ia menolah. Taka berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Kenapa, T-Taka-san?"

"Aku minta maaf. Untuk semua kata-kataku yang mungkin menyinggungmu."

Ai tersenyum, "Hm... aku sudah memaafkanmu."

Mereka diam. Canggung.

"Kau mau ikut makan bersama kami?"

"Hm?"

---

"Jadi... kamu si gadis kemera itu? wahh... kayaknya Taka naksir sama kamu, Ai."ucap Tomoya dengan polosnya.

"Ya... Taka sangat bersemangat ketika bercerita tentang kamu, Ai." Tambah Ryota.

Mereka tidak tahu bahwa Toru dan Ai dijodohkan oleh orang tua mereka.

Ai-Taka (OOR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang