part (1)

14.9K 488 2
                                    


Jam wekker yang berdiri manis diatas meja dekat lampu tidur menyenandungkan suara khasnya.  Walaupun suaranya sudah mengisi seisi ruangan kamar, posisi cewek yg tengah tertidur pulas itu tidak bergerak sedikitpun yang seakan tidak terganggu dengan suaranya.

Maklum kalo orang yg tidurnya kebo gitu kalo ada gempa juga gak bakal bangun.

Tak lama suara alarm dari ponselnya ikut berbunyi menambah ribut ruangan itu. Lagi. Bukannya bangun terkesiap, cewek itu masih dalam posisi yg sama bahkan badannya tidak bergerak sedikitpun.

Pintu kamar terbuka, tersembul kepala seseorang yang langsung menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya karena suara yg begitu nyaring antara jam wekker dengan alarm HP. Udah kaya konser musik rock. Cowok itu berteriak kencang sembari melangkahkan kakinya cepat menuju seseorang yg tidur tidak bergerak sedikitpun dari atas kasur.

"Shilaaaaaaaaaa!!"

Cowok itu berdecak, lalu langsung mematikkan kedua alarm itu. Suasana langsung hening seketika sebelum cowok itu kembali mengomel.

"Dasar babon! Bisa-bisanya ga bangun denger brisik kaleng rombeng gini, ampun dah ni bocah." Cowok itu menaikkan kakinya, jempol kakinya menyolek lengan gadis yang dipanggil Shila itu, "Oy bangun oy."

Gadis yg dipanggil Shila hanya menunjukkan kelima jarinya. Cowok itu berdecak saat tau maksudnya lima menit lagi.

"Heh ga ada lima menit lima menitan ya! Cepet bangun! Keburu siang ah elah."

Decakan dari mulut Shila seiring punggung badannya berdiri, gadis itu menguap lebar dengan merentangkan tangannya.

Bugh. Sebuah bantal yg mendarat tepat diwajahnya saat menguap membuat Shila langsung melirik kesal cowok yang tengah berdiri itu. Cowok itu hanya tertawa keras karna melihat kekesalan diwajah Shila.

"Bang ih nyebelin banget lo anjing! Awas lo ya bakal gue bales!!" Teriaknya tidak terima. Dia merengut sebal akibat dari kenakalan abangnya itu.

"Heh mulut lo! Lagian ga baek punya dendam sama abang ndiri. Bisa-bisa kualat lo!"

"Sorry to sorry, kalo punya abang yg kelakuannya kaya gini itu minta dibetot itu leher." Jawabnya enteng yg memicu cowok itu geram sendiri.

Cowok itu lantas mencubit Shila hingga membuat Shila kembali mengaduh kesakitan. Ya, salah abangnya juga nyubit pipinya terlalu keras.

"Maaaaaaaahhh bang Zein jahaaat!!!!"

Cowok itu hanya tertawa keras dengan teriakan adek perempuannya itu, suara yg berasal dari bawah menginterupsi. Dipastikan itu suara mamanya, lantas membuat Zein menghentikkan aksi cubitannya.

"Wkwk kaya babi."

Ucapan terakhir Zein yg keburu ngibrit sebelum diamuk Shila. Shila hanya memegang pipinya yg panas, dipastikan pipinya merah saat ini. Abang sialan batinnya menggerutu kesal.

🍁🍁🍁

Nama lengkap Ashila Mauli. Dipanggil Shila. Iya, sependek itu namanya. Dia pun merasa heran, kenapa orang tuanya tidak memberikan namanya itu tiga digit. Pernah dia protes sama mamanya tentang namanya yg dua digit, pendek lagi dan jawaban mamanya adalah 'biar kalo ujian nanti ga usah cape cape nulis panjang mama tau kamu itu males kalo nulis panjang panjang'. Dia sempat mengomel ingin menambahkan lagi namanya tapi yg didapat hanya tabokan dipantatnya. Katanya suruh bersyukur apa-apa tuh.

Shila adalah gadis berpostur tinggi  dan berbadan ideal, putih kulit susu kalo kata teman sohibnya tuh kayak bule salah lahir. Shila sudah siap dengan seragam SMA yang baru ia kenakan dihari pertamanya memasuki SMA. Haha salah satu yg membuat dirinya tadi tidur sepulas itu karena semalaman ia begadang marathonan drakor, lupa kalo besoknya hari pertama masuk kelas. Lantas Shilla berjalan dari arah gerbang sekolah dengan senyum memperlihatkan giginya, lalu menghentikan langkah saat matanya mulai mencari cari dimana sahabat sahabatnya. Namun badannya tersentak tatkala mendengar suara toa yg berasal dari tengah lapangan. Mulutnya langsung mengomel karna dirinya langsung mengusap dadanya kaget.

Ga pake bismillah dulu kalo mau ngomong.

"Perhatian! Untuk semua siswa siswi baru SMA Cakra. Upacara pembukaan siswa siswi baru akan segera dimulai, harap semua peserta berkumpul di lapangan utama, terimakasih"

Hal yang paling tidak Shila sukai didunia persekolahan ini adalah Upacara. Entah upacara apapun itu, dirinya tidak suka. Bahkan waktu di SMP sekalipun dia sering bolos upacara dihari senin entah itu dikantin ya meskipun ujungnya dapet jeweran ditelinga atau beralasan sakit lalu ke uks. Tapi untuk guru guru yg hapal dengan tabiat Shila sampe-sampe pintu uks dijaga guru killer, demikian dengan kantin.

Dalam hati ia bergembira akhirnya dia untung kali ini yg mana mendapatkan posisi dimana posisi sebelahnya cowok tinggi berbadan besar, cukup dengan berdiri didalam bayangan cowok itu saja sudah bisa menjadi atap baginya. Dia bersorak karna tidak perlu terkena panas matahari.

Hahahaha

Tiba tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang, Shila tertegun melihat cowok jangkung yang barusan menepuk bahunya. Bahkan mulutnya ikut menganga. Bisa dideskripsikan kulitnya putih mulus seakan-akan jerawat enggan muncul diwajahnya, bibirnya kecil tapi seksi menurutnya, hidungnya mancung kayak perosotan anak TK. Definisi sempurna kalo kata dirinya.

Duhai ganteng banget batinnya yg masih tertegun.

"Bisa mundur ga, tukar posisi."

Dengan gerakan refleks kaya robot Shila mengangguk, dan masih mangap.

"Bisa mingkem ga, gue tau gue ganteng."

Blushing

Shila kembali tersadar langsung mengatupkan mulutnya. Malu banget goblok gerutunya sambil mengetuk kepala. Duh kalo cowok itu ilfeel sama dia gimana, kan niat dirinya ingin menjadi pemuja cowok itu.

"Sini. "

"Hah apa?" Ucap Shila terbata dengan memandang cowok itu kembali.

"Apaan sih, gue ga ngomong sama lo."

Shila ternganga saat cowok itu memposisikan seorang gadis yg sudah terlihat pucat itu menggeser ke posisinya saat ini.

Mata cowok itu menatap Shila, "heh, mundur."

"Loh loh loh, kok gini. Kan gue duluan yg disitu, jangan seenaknya ngambil tempat orang dong." Semprot Shila tidak terima.

"Halah gue tau tipe-tipe kaya lo ini mengambil kesempatan dalam kesempitan, lagian ga kasian banget jadi orang."

"Lah ngapain gue kudu ngasihanin orang sih?!"

Shila berbicara sendiri karena cowok itu sudah keburu meninggalkannya, mulutnya masih tetep saja mengomel.

"Hah apaan tadi yg gue bilang! Dia ganteng! Hah percuma ganteng-ganteng tapi nyebelinnya minga ampun gitu. Dan— aiisssh panas banget anjir."

***

Hehe gimana nih sama perubahannya. Semoga suka. Have fun yea!

Next~

KETOS i'm sorry ! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang