part (7)

5.8K 319 0
                                    




"Shila! Ya ampun semalem lo kemana aja, kita tuh nyariin lo kesana kemari takut lo kenapa-napa. Lagian lo kemana si pake acara ilang segala." cerocos Nita membuat Shila menutup kedua telinga dengan telapak tangannya. Ia mendengus karena merasa telinganya berdenging.

"Shilaaaa!! Damn lo semalam kemana hah, Dede sampe pusing tau ga nyariin lo yang ilang gatau kemana." ujar Fera yang baru datang langsung menyerbu menanyakan kemana perginya Shila malam kemarin.

"Anjir brisik banget dah lo pada, bisa budeg gue lama-lama. Untung aja ga nambah si--" belum sempat ucapannya selesai, Lea yang dimaksud datang dengan langsung menanyakan hal yang serupa.

"Kamprett!! Lo semalam kita cariin kemana-mana malah ngilang ga jelas lo kayak pitik! Ha ngaku lo!"

"Lo bertiga harusnya yang gue marahin! Lo bertiga yang ninggalin gue. Dan plis mukanya lo bertiga jangan kek yang jadi korban karena disini gue adalah korban." Shila menghela nafasnya dan duduk kembali dibangkunya.

Tak lama pak Bambang memasuki kelas, seketika para murid duduk ditempatnya masing-masing. Selama pelajaran dari pak Bambang, Shilla sangat bosan. Penjelasan dari pak Bambang  percuma ia dengarkan dari kuping kanan keluar kuping kiri.

"Sst! Shill.." Lea menoel lengan Shila yang tengah menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya. Shila mendesis sebal tanpa mau menoleh kearah Lea.

Saat Lea hampir berbicara lagi, namun pak Bambang menyuruhnya diam dengan jari telunjuknya didepan bibirnya.

Nyaho lo pasti batin Lea meringis. Pak Bambang berdehem berharap Shila mengetahui keberadaannya. Shila tetep cuek sampai pak Bambang menggebrak meja dengan penggaris kayu. Shila yang kaget, matanya langsung melotot hampir saja memaki pelakunya jika itu bukan pak Bambang.

"Enak ya tidur dijam saya lagi." sindir pak Bambang.

"O yajelas." refleks Shila menutup mulutnya yang salah bicara itu. Ia merutuki mulutnya yang bicara tanpa disaring itu. Pak Bambang melotot kearah Shila.

"Sana basuuh muka! Muka kok kayak lipetan kresek pasar!" Shila ingin sekali menyumpal mulut pak Bambang itu dengan penghapus. Ituloh mulutnya pedes banget kalo ngomong.

"Oh gausah repot-repot memuji pak, saya tersanjung. Mata bapak plesnya tambah kali, orang saya matanya melek seger kayak sayuran dipasar pagi hari kok." Shila melebarkan matanya, bukannya keliatan segar tapi malah melotot dengan mata merah ngantuk.

"Apa perlu saya ulangi lagi Shila?" Shila langsung menegakkan badannya dan beranjak berdiri sambil nyengir kearah pak Bambang.

"Balik lagi loh Shill!" teriak pak Bambang saat Shila sampai diambang pintu. Shila berhenti sejenak dan menatap pak Bambang sambil nyengir.

"Ga janji pak." jawabnya cengengesan dan langsung berlari.

🍁🍁🍁

"Tch, muka cantik gini dibilang kayak kresek pasar, dasar Bambaaang." Shila menatap dirinya lewat pantulan cermin. Wajahnya masih basah sehabis basuh muka. Ia memicingkan mata melihat pantulan dirinya.

Baru saja keluar dari toilet, Shila bertubrukan hingga dirinya terjatuh. Ia hendak memaki orang yang menubruknya namun sesaat ia melihat siapa orangnya ia enggan.

KETOS i'm sorry ! [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang