"Gila bosen banget." ujar Shilla kurang kerjaan dengan berguling-guling dikasur sampai akhirnya terjatuh.
Bruk!
"Sshhh.." Shilla berdiri dengan mengelus pelan pinggangnya, ia menatap pintu yang terbuka dan memunculkan Zein yang menatap dirinya bingung.
"Ape?!"
Bukannya menjawab, Zein hanya mengedikan kepalanya kebelakang. Shilla panik seketika, ia mendekati Zein dan memegang wajah kakaknya cemas.
"Bang lo ga bisu kan ya?! Jawab gue bang! Jawab kalo lo ga bisu tiba-tiba!" ucapnya dramatis. Zein melototi Shilla dan siap menjitak kepala adiknya.
"Enak aja kalo ngomong! Jadi adek bukannya ngedoain abangnya yang bagus lah ini?!!" semprot Zein tak terima.
"Yeu! Ngomong makanya dasar sarung kandi!!"
Shilla berlari sebelum dapat jitakan lagi oleh Zein. Jangan kira dijitak sama Zein itu pelan, yang ada keras kayak batu.
Matanya mengerjapkan lucu saat sesosok yang impossible ada dirumahnya. Ia mengucek kembali matanya takut itu cuma bayangan kalo ngga renkarnasi.
"Lo--" ucapan Shilla terpotong saat cowok itu menyela.
"Gue bosen. Temenin gue jalan." cowok itu melihat Shilla yang akan berbicara lagi langsung melanjutkan ucapannya "Gausah banyak ngomong. Cepet gue tunggu diluar."
Cowok tersebut meninggalkan Shilla yang masih melongo tak percaya. Shilla mencubit tangannya, takutnya ini mimpi. Bisa aja kan.
"Sshh sakit. Brati gue ga ngimpi dong? Trus ngapain Nathan kerumah gue. Aneh." ia masih tak percaya bahwa cowok barusan yang mengajaknya jalan eh ralat nemenin jalan itu Nathan. Hell!
Drrtt.. Drrtt..
Shilla merasakan getaran ponselnya. Matanya menatap nomor telepon asing. Ia menolaknya siapa tau itu mama minta pulsa, kan serem. Tak lama ponselnya menerima sms dari nomor yang sama dengan nomor yang menelponnya barusan.
No name : cepet 5menit!
Shilla berdecih, ia berpikir kalo Nathan gak niat ngajakin jalan. Daripada ribut lagian juga ia bosan, ia langsung keluar rumah tanpa mengganti pakaiannya. Ia hanya memakai celana jeans selutut dengan kaos lengan pendek putih bahkan ia hanya memakai sendal jepit swallow.
Nathan yang menyadari bahwa Shilla mendekati dirinya, dahinya berkerut.
"Gue kan udah bilang bakal gue tunggu."
"Kenapa lo? Ga suka gue pake kayak gini?!"
Nathan berdecak lalu menyerahkan sebuah helm "yaudah nih! Cepet naik!"
"Dasar kang maksa!" ujarnya yang lalu mengambil helm ditangan Nathan dan dipakainya.
"Ish susah banget sih!" gerutunya saat belum juga mengaitkan helm.
Nathan memutar bola matanya jengah dan mengambil alih. Nathan mengaitkan kunci helm dengan pandangan datar. Shilla menggigit bibir bawahnya salah tingkah.
"Ngelamun malahan, cepet keburu sore." Shilla tersadar dan dengan gugup ia menaiki motor Nathan.
Astaga jantung gue mulai alay cuma ngaitkan doang padahal batinnya.
💮💮💮
Mata Shilla berbinar saat melihat pemandangan pantai. Ia segera turun dan berlari menuju pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS i'm sorry ! [Complete]
Teen Fiction"hehe sorry.. But i love you!" Nathan bisa gila lama-lama nih kalo ngurusin cewek bernama Shila yang notabennya adik kelas setahun dibawahnya ini. Capek sampai bingung sama kelakuan Shila yang suka bandel. Keseringan bareng cewek itu bikin Nathan ya...