If you have good thoughts, they will shine out of your face like sun becams and you will always look lovely.
-Roald Dahl-Miko masih menyusuri pandangannya ke sudut-sudut ruang tamu yang cukup luas ini saat Freya berkata, "gue ka kamar dulu."
Lalu, Freya berjalan melewati tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Miko, cowok itu terlalu kepo untuk tidak melihat photo-photo itu dari jarak dekat. Kemudian ia bangkit dan berjalan ke arah rak kaca yang berisi pigura photo yang tertata rapi di dalamnya.
Tidak hanya photo. Tapi, di bagian paling atas terdapat beberapa piala yang mungkin milik Freya. Miko menatap satu per satu photo itu. Di beberapa photo itu, hanya Freya yang ia kenali. Gadis itu terlihat sangat bahagia dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Miko berbalik badan. Sedikit terkejut saat menyadari ada seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di belakangnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada, sedang menatapnya aneh. Dapat Miko tebak bahwa pria itu umurnya berkisar 47 tahun.
"Kamu siapa?" tanya pria itu dengan suara yang sedikit serak. "Apa kamu temannya Freya?"
Miko mengangguk. "iya."
Pria itu sedikit tersenyum. "Saya Rudi, papanya Freya. Siapa nama kamu?"
Miko tersenyum sopan. Kemudian ia mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya. Kemudian papanya Freya menjabat tangan Miko.
Saat mereka berdua baru saja mengobrol, Freya keluar dari dalam kamarnya dan turun ke arah ruang tamu.
Cewek itu menyipitkan mata saat mendapati papanya sudah ada di rumah dan sedang mengobrol dengan Miko. Kemudian, ia berjalan ke arah mereka berdua. Freya berdehem, tak berbicara apa-apa.
Papa dan Miko sontak mendongak manatap Freya bersamaan. "Freya, Du-"
"Kok papa udah pulang?" tanya Freya memotong. Pertanyaan itu seakan menyatakan bahwa 'kenapa papa harus pulang? aku enggak suka papa di rumah' seperti itu.
"Salahnya pa-"
"Kita bicaranya di atas aja, Miko," tukas Freya kembali memotong Rudi sedang berbicara.
Miko mengerjapakan matanya, melihat adegan tak mengenakan antara Freya dan papanya itu. Kemudian ia mengikuti langkah Freya untuk ke atas, ke kamar Freya.
Rudi hanya bisa menghela napas, sabar. Ia hanya bisa bersabar melihat sifat putrinya yang berubah drastis seperti itu. Ia tidak tahu apa yang membuat putri gadisnya menjadi sangat introvet seperti itu. Padahal ia sudah bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
Setelah sampai di depan pintu kamar Freya, Miko sedikit bingung karena di pintu itu bertuliskan
'Di larang masuk! Kecuali Freya!'
Sedikit aneh memang. Atau memang aneh? Melihat tulisan itu menggantung di pintu kamar Freya. Memangnya kenapa orang lain tidak boleh masuk? Tetapi, kenapa dirinya di perbolehkan masuk? Aneh. Itulah yang ada di pikiran Miko sekarang.
"Masuk," kata Freya dengan nada datar setelah membuka pintu kamarnya.
Lalu, Miko pun masuk ke dalam. Mengindahkan perkataan Freya yang terkesan datar dan dingin.
Freya menghela napas. "Lo di sini dulu. Gue mau buatin minum buat lo," ucapnya. Ia mencoba tersenyum agar Miko tidak takut padanya.
Cewek itupun keluar dari kamar dan menutup pintunya. Sedangkan, mata Miko masih sibuk menyusuri sudut-sudut ruangan kamar ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/85226775-288-k340229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker [COMPLETED]
Teen Fiction"Semua orang menjauh dari ku. Tak ada yang mau berteman denganku." [Aldara Freya Puspitaloka] "Aku ingin melihat senyumnya yang indah. Aku ingin melihatnya tertawa dan ceria lagi sepanjang hari." [Anatha Miko Sartorius] ---------- "Lo itu PEMBUNUH...