Kurindu senyummu
Kurindu tatapmu
Kurindu semua tentangmu
-Miko-Sudah dari tiga hari yang lalu Miko selalu di rundungi perasaan khawatir. Ia sangat-sangat takut Freya kenapa-napa.
Seperti malam ini. Ia hanya bisa membayangkan wajah Freya dan berdoa untuk keselamatan Freya di atas balkon kamarnya. Ia menatap bintang yang bertaburan di atas langit, ia berharap semoga saat ini gadis itu tidak apa-apa. Semoga cuaca cerah malam ini menandakan bahwa Freya sedang tak apa-apa.
Sejujurnya ia ingin sekali membantu mencari Freya. Tapi tak pernah ia di ijinkan oleh om Rudi. Ia mengerti mungkin om Rudi butuh sedang butuh waktu.
Sesekali ia mencari informasi dari siapapun yang Freya kenal, yang tentunya juga Miko ketahui.
Ia sudah ke tempat Panti Asuhan yang pernah Freya datangi. Namun, keadaan masih sama. Di sana tak ada seorangpun, hanya ada kekosongan.
Ia sudah bertanya kemanapun yang ia tahu potensi Freya berada di sana.
Tapi seperti ada yang kurang dalam Misi pencariannya. Yaitu ke Rumah Sakit.
Tak ada salahnya ia mencarinya di sana.
Ya. Sepulang sekolah besok, ia harus ke Rumah Sakit.
***
Seperti yang sudah di rencanakannya tadi malam. Sore ini ia akan ke Rumah Sakit.
Ia sedang berjalan menuju gerbang, ketika tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. "Hay, Bro!"
Miko berhenti kemudian menatap orang itu. Dia adalah Diva. "Kenapa, Div?"
Cowok itu tercengir. Membuat kedua lesung pipitnya terlihat menyekung. "Lo di jemput, kan? Gue boleh nebeng elu, ya."
Miko memutar kedua bola matanya. Lalu mengangguk meng'iya'kan. Mobil penjemputnya sudah berada di depan gerbang.
Lalu kedua cowok itu masuk ke dalam. Selama lima menit berlalu mereka hanya diam. Tak ada yang membuka pembicaraan.
Namun, tiba-tiba Diva membuka pembicaraan. "Tadi gue nggak sengaja denger lo ngomong pas di toilet. Lo mau ke Rumah Sakit, ya?"
Miko menoleh menatap Diva dengan kening berkerut. "Lo nguping ya?"
"Eh enggak kok!" Diva mengibaskan tangannya. "Gue cuma mau nemenin lo. Siapa tau aja lo butuh gue ntar."
Cowok berkulit putih itu menghela napas. "Oke," jawabnya sedikit ketus.
***
Miko dan Diva berjalan melewati koridor khusus Dokter Spesialis setelah mereka menaiki lift tadi.
Diva memberi tahu tentang ruangan Dokter Ali--Dokter Jantung specialist-- yang merupakan adik kandung dari ibunya Diva.
Miko tidak tahu apa-apa. Karena ia belum pernah datang ke Rumah Sakit ini sebelumnya. Sedari tadi Diva yang memimpin jalan mereka. Karena ia lah yang pertama memberi tahu tentang info ini.
Hingga mereka berdua sampai di depan ruangan yang di bagian pintunya terdapat nama om-nya Diva tersebut.
"Berhubung gue enggak lihat dokter yang kemarin bawa Freya, gue mau nanya ke om gue dulu," ucap Diva sambil menatap Miko yang matanya memancarkan kegelisahan.
Cowok itu membalas Diva dengan anggukan.
Kemudian, Diva masuk ke dalam. Sedangkan dirinya lebih memilih untuk duduk di kursi panjang yang terdapat di depan ruangan Dokter Jantung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker [COMPLETED]
Teen Fiction"Semua orang menjauh dari ku. Tak ada yang mau berteman denganku." [Aldara Freya Puspitaloka] "Aku ingin melihat senyumnya yang indah. Aku ingin melihatnya tertawa dan ceria lagi sepanjang hari." [Anatha Miko Sartorius] ---------- "Lo itu PEMBUNUH...