8

350 65 1
                                    

@ Kelas 3-1


"Mau kemana lo?" tanya V ke Suga yang tiba-tiba beranjak dari kursinya.

"Nyari angin," jawab Suga singkat lalu melangkah pergi.

"Elo kebiasaan Ga. Tugas lo udah lesai?" lanjut Chanyeol bertanya yang duduk dibelakangnya.

Suga tak berbalik untuk menjawab, melainkan hanya mengangkat jempolnya sambil terus melangkah.

V dan Chanyeol hanya saling memandangi. "Suga lagi galau?" tanya V ke Chanyeol. "Suga galau? Yakali," jawab Chanyeol menganggap bahwa tak mungkin seorang Suga galau.

÷÷÷


Meski tak pernah menunjukkan kesedihannya, Suga jugalah seorang manusia yang kala pernah merasakan kesedihan. Ketua ekskul futsal angkatan 36 ini melangkahkan kakinya dengan kekhawatiran yang terpancar diwajahnya.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Apa dia sedang sedih?"

"Apa dia sudah makan?"

"Apa dia sekarang sedang tersenyum?"

Setidaknya itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu melayang dipikirannya. Untung kelasnya sedang tak ada guru. Jadi ia bisa berjalan-jalan sebentar untuk sekedar mencari udara. Demi menyejukkan pikirannya.

Suga, pikirannya tak pernah tenang sejak Chanyeol menceritakan semuanya. Ketika Chanyeol memberitahunya jika ia kembali. Orang itu kembali tanpa penyesalan. Tanpa rasa malu.

"Untuk apa dia kembali?"

"Apa yang dia cari?"

"Apa mungkin...dia masih mencintainya?"

Tak henti-hentinya Suga memikirkan ini. Terutama pertanyaan terakhir. 'Apa mungkin dia masih mencintainya?'

Ia memang khawatir. Tapi perasaan takut juga tak luput dari perasaannya. Memperhatikan dari jauh itu tidak mudah. Kau harus terbiasa tersakiti dan bahkan tak dianggap. Tapi, bagi Suga itu tak masalah. Memperhatikannya dari belakang saja sudah cukup membuatnya senang. Bukannya ingin menyembunyikan. Hanya saja ia belum siap. Bukan. Hanya saja ia menganggap 'ia' belum siap untuk memulainya lagi. Saat ini, seperti ini saja sudah cukup.

&&&&



Plakk


Suga tiba-tiba muncul dan menepis tangan Taeil yang hendak menghapus airmata Jihyo.


"K-kak..." ucap Jihyo menatap Suga yang sudah berdiri dihadapannya.

Taeil mengkerutkan keningnya ketika melihat Suga. "Elo."

Suga bergeser untuk menghalangi Jihyo dari pandangan Taeil. Kini gadis itu berdiri tepat dibelakang Suga.

"K-kak Suga, kenapa disi--"

"Udah lo diem aja," potong Suga.

Taeil mendengus pelan, "Ga, gue mau ngomong sama Jihyo," katanya.

"Nggak ada yang perlu Jihyo omongin sama lo," sahut Suga tak peduli.

"Ini urusan gue sama Jihyo. Gue cuma mau nanya sesuatu," balas Taeil lagi.

Jihyo yang berlindung di belakang Suga tak sanggup untuk berbicara lagi. Isakannya terdengar jelas oleh Suga.

"Mending lo pergi sekarang," pinta Suga masih dengan nada suara halus.

Taeil tak menggubris perkataan Suga, ia hanya menghela napas panjang. "Oke, gue pergi," katanya terpaksa lalu melangkah pergi yang sebelumnya sempat mencoba melihat Jihyo namun tetap terhalangi Suga.

Setelah Taeil melangkah jauh, Suga berbalik menghadap Jihyo. Mendapati Jihyo terjongkok dibawah sambil menangis, cowok itu juga ikut merendahkan tubuhnya untuk melihat Jihyo.

Tak kuasa melihat Jihyo menangis, tanpa sadar tangan Suga menghapus air mata Jihyo di pipinya, "udah Hyo.. jangan nangis. Ada gue," bujuknya berusaha menenangkan Jihyo.

Jihyo tak menjawab, setelah airmatanya dihapus Suga, ia mendongakkan kepalanya melihat Suga. "Kenapa, selalu Kak Suga yang dateng nolong gue?" batinnya.




.

Ternyata dari kejauhan, Hoshi tak sengaja melihat Suga dan Jihyo saat hendak pergi ke toilet. Ia juga melihat ketika Suga menghapus airmata Jihyo. Tatapan Suga yang begitu khawatir juga terlihat oleh Hoshi.

Perasaan aneh kini menyelimuti hati Hoshi.

.


Karena tatapan Jihyo, Suga lantas berdiri berusaha mengendalikan jantungnya yang sedari tadi sudah berdetak tak menentu. "Lo bukan anak kecil lagi. Berenti nangis," katanya membuat Jihyo juga berdiri dan menghapus air matanya.

"Gue duluan," ucap Suga berpamitan pada Jihyo.

"Kak..."

Panggilan itu membuat Suga yang sudah melangkah sedikit itu berbalik.

"Makasi banyak..." lanjut Jihyo yang direspon sebuah senyuman oleh Suga. Suga lalu melanjutkan langkahnya.

"Kak..."

Sekali lagi langkahnya terhenti karena Jihyo menahan tangannya. Suga sempat kaget, namun ia berusaha tenang dan berbalik melihat Jihyo.

"Jangan bilang tentang kejadian tadi ke kakak ya," pinta Jihyo karena tak ingin kakaknya merasa khawatir.

Suga tersenyum mendengar permintaan Jihyo, "gue ngerti, nggak usah khawatir," jawabnya lalu tanpa sadar mengusap puncak kepala Jihyo lembut dan melangkah pergi meninggalkan Jihyo.

.

"Apa mungkin...orang yang dimaksud Woozi itu...kak Suga?"


###

Happy Birthday My Jihyo!!! My leadernim is 21 y.o now! Wish you all the best. Stay healthy and happy!! God bless

[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang