"Lo ngapain kesini?" tanya Suga ketus melihat Hanbin yang baru saja tiba di rumah Jihyo.
Cowok itu tak langsung menjawab. "A-anu...gue...mau minta maaf..." jawab Hanbin merunduk takut.
"Jadi lo sadar kalau lo salah?" sindir Suga tajam.
Hanbin melirik sedikit Suga lalu.....
"AMPUN KAAAAAKKK GUE NGGAK BERMAKSUD BUAT JIHYO SEDIH SERIUSAN DEEHHH... GUE KAN JUGA SAYANG SAMA JIHYO.. GUE NGGAK TEGA KALAU JIHYO SEDIHHHH HUAAAA GUE NGGAK SENGAJA KAK SUMPAH GUE NGGAK SENGAJAAAAA"
Hanbin merengek meminta maaf sambil memegang kaki Suga. Membuat Suga menjadi risih dan tak enak.
"Woi apaan sih lo! Lepasin kaki gue anying!" berontak Suga.
"Kalian...ngapain?"
Jihyo tiba-tiba keluar dan melihat kedua cowok itu dengan tatapan bingung.Hanbin dan Suga kompak menoleh melihat Jihyo.
Hanbin langsung mundur melepaskan genggamannya di kaki Suga lalu berdiri. Suga juga begitu, ia jadi salah tingkah karena malu dengan yang mereka lakukan tadi.
"Apaan nih?" Chanyeol jadi ikut keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"H-hai kak! Heheh," sapa Hanbin bersikap seakan-akan tak terjadi apa-apa.
"Woi Bin, ngapain lo kesini?" tanya Chanyeol mendekati Jihyo dan merangkul adiknya itu santai.
"Tangan kontrol woi," ceketuk Suga menyindir posisi Chanyeol yang asik berdiri sambil merangkul Jihyo.
"Wessss ada yang cemburu nih," lagi-lagi Hanbin lupa membawa saringan mulutnya. Alias nyosor terus. Ngomong semaunya.
"Lo diem aja anjir!" sahut Suga langsung menabok kepala Hanbin membuatnya meringis kesakitan. "Kak santai dong! Sakit ni!"
"Bin lo ngapain kesini?" kali ini Jihyo membuka suara.
Hanbin langsung berlari kecil mendekati Jihyo dan memegang tangannya. "Jihyooooo gue salah Hyo maafin gue yaaa plisss gue nggak sengajaaa gue ga maksud bikin lo sedih kok. Sumpah demi jiwa raga abang ini Hyoooooo maafin abang yaaaa?"
Suga tiba-tiba mendekat lalu menepis genggaman Hanbin pada Jihyo kasar. "Main pegang aja lo. Sana jauh-jauh!"
Hanbin jadi mundur menatap Suga bingung masih dengan ekspresi sedihnya. "Kak, gue belum selesai ngomong ke Jihyonyaaaaaa,"
"Ngomong ya ngomong aja, jangan main pegang," ujar Suga tegas.
"Elo juga Ga, ngapain deket-deket adek gue. Sana jauh-jauh. Bukan mukhrim lo," Chanyeol jadi ikut angkat bicara mendorong Suga sedikit agar berdiri tidak terlalu dekat dengan Jihyo.
"Rasain lo," gumam Hanbin pelan namun masih bisa didengar Suga yang membuatnya mendelik kearahnya.
"Eh tapi bentar, Bin lo kenapa minta maaf? Lo apain adek gue? Jihyo kamu diapain Hanbin? Jawab kakak," cerewet dan khawatir tingkat dewa Chanyeol mode on nih gaes.
"Bin, lo pulang aja deh sekarang. Udah malem. Besok kita omongin lagi. Gue masih kesel soalnya," ujar Jihyo.
"Nggak Hyo! Gue nggak akan pergi sebelum lo maafin gue. Gue bakal diem disini sampai lo maafin gue!" kata Hanbin menggebu.
"Ini ada apa sih? Kalian berdua kenapa?" Chanyeol yang bingung itu jadi bertanya-tanya. "Udah Chan, bukan urusan lo. Lo diem aja. Sana masuk!" perintah Suga polos membuat Chanyeol tambah bingung.
"Kak Suga juga! Ngapain masih disini? Sana pulang!" usir Jihyo.
"Sana pulang kak," sambung Hanbin ikut mengusir Suga.
"Hyo gue bakal pulang kalau lo udah baik-baik aja." Kata cowok itu sungguh-sungguh.
Gadis itu menghela napas, "aku baik-baik aja kak. Lagian ini udah malem. Udah... kalian berdua pulang ya? Plis?"
"Denger kan adek gue bilang apa? Udah sono kalian pulang. Bertamunya besok aja lagi. Ok? Udah sonooo," Chanyeol jadi maju mendorong-dorong dua orang cowok itu agar segera pulang.
Jihyo geleng kepala melihat tingkah ketiga pemuda di hadapannya itu. "Ya Tuhan..." gumamnya lantas kembali masuk ke dalam rumah. Membiarkan kakaknya berurusan dengan kedua cowok itu.
"Kak kak, gue mau minta maaf ke Jihyooo elahh jangan usir gue dulu. Kalau gue belum minta maaf ntar gue digantung Seungcheol. Kak pliss ngertiin gueeee," rengek Hanbin ke Chanyeol yang masih anteng mendorong keluar mereka berdua.
"Gue bisa jalan sendiri Chan, gausah di dorong elah," ujar Suga jadi merapikan posisinya lalu berjalan santai keluar rumah Jihyo.
"Hati-hati di jalan~" kata Chanyeol terlihat begitu senang karena berhasil mengusir dua orang yang dia anggap sebagai virus untuk adiknya itu.
Ia lantas berbalik kembali ke dalam rumah, meninggalkan Hanbin dan Suga berdua di depan rumahnya.
"Gara-gara elo Bin," ucap Suga menyalahkan Hanbin.
"Lah kok gue kak?"
"Masih berani nanya lagi lo!"
"Salah lagi salah lagi. Sedih dd kak," Hanbin memegang keningnya.
Karena kesal, Suga jadi tak menghiraukan Hanbin. Ia kembali ke motor besarnya dan bersiap untuk pulang. Hanbin pun sama. Meski tak berhasil mendapat permintaan maaf dari Jihyo, mau tidak mau ia juga harus pulang. Ini sudah malam. Besok ia harus sekolah.
"Hyo, sweet dream. Semoga di mimpi lo, lo maafin gue ya Hyo," gumam Hanbin pelan lalu menyalakan honda scoopynya dan pergi lebih dulu dari Suga.
Pemuda itu masih disana. Suga menatap jendela kamar Jihyo. Lampu kamarnya masih menyala.
"Hyo, gue belum bisa tenang kalau lo belum tidur," gumamnya kecil.
Tak lama kemudia, akhirnya kamar Jihyo terlihat gelap. Itu tandanya ia sudah tertidur. Suga lantas mengambil helm dan memakainya.
"Sweet dream my Hyo..." gumamnya manis sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah Jihyo.
"Loh bunyi motor?" Jihyo yang baru saja ingin tertidur jadi bangun karena suara motor Suga. "Dia baru balik?"
Gadis itu bergegas keluar kasur dan mengecek lewat jendela kamarnya. "Udah nggak ada..." gumamnya.
"Jadi... dia pergi setelah ngeliat lampu kamar gue mati? How sweeeeeettt!"
"Kak Suga.....mau seberapa marahnya aku ke kakak, tetep aja aku gabisa marah. You are just too sweet kak. Gimana aku bisa marah?"
a/n:
Dimana-mana Hanbin selalu ada ya heran gue. Kenapa Hanbin selalu terngiang-ngiang di kepala gue wkwk setiap nulis pasti inget dia si biang kerok kompor gas. Kalau ga dia ya si seungkwan
Komen vote tolong :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BY
Fiksi Penggemar"Gue cuma merhatiin lo dari jauh. Jauh dibelakang lo. Gue nggak nyalahin lo kalau lo nggak sadar. Karena, itu yang gue mau. Tapi sekarang, gue mau lo tau perasaan gue. Perasaan yang udah ada jauh sebelum gue sadar lo itu bener-bener cantik. Perasaan...