Mobil Ford berwarna hitam Suga berhenti di depan rumah Jihyo. Tepat pukul 22.00 Jihyo tiba di rumah.
"Ehm, kakak nggak mampir dulu?" tanya Jihyo sebelum turun dari mobil Suga.
"Udah malem, lain kali aja," jawab Suga menolak.
Jihyo mengangguk, "kalo gitu aku masuk duluan ya kak. Makasi traktirannya," kata gadis itu lalu membuka pintu mobil dan turun.
"Hyo!" panggil Suga yang membuat Jihyo yang masih belum jauh melangkah itu berhenti dan membalikkan badannya. Gadis itu berbalik berjalan mendekati mobil Suga. "Iya kak?" tanyanya.
"Ehm, makasi ya udah mau gue... repotin tadi," kata Suga malu-malu tak berani memandang wajah Jihyo.
Gadis yang menenteng kresek berisi martabak manis red velvet pesanan kakaknya itu sejenak terdiam, lantas tersenyum dengan sedikit berdecak kecil. "Ck, sama-sama kak. Lagian berkat kakak, aku jadi lupa. Lupa sama apa yang bikin aku bete seharian haha. Makasih ya," tuturnya lembut membuat pipi Suga merona. Cowok itu menatap Jihyo yang sedang tersenyum kepadanya, begitu manis.
"Yaudah gih, pulang sana kak. Udah malem. Hati-hati ya, bye!" ucap Jihyo sebelum akhirnya meninggalkan Suga dan masuk ke dalam rumah.
Suga masih menatap punggung gadis itu. Tanpa sadar senyuman mengembang di wajahnya.
Mungkin kalian harus tahu, Suga ini termasuk cowok yang jarang senyum. Jadi kalau Suga lagi senyum, itu tuh seakan-akan pemandangan yang harus dilestarikan jangan sampai punah.
.
.
.H-1 Penobatan LOS
"Hyo!" teriak seorang pemuda cukup kencang sehingga membuat Jihyo sedikit kaget. Padahal ia baru saja memasuki kelas, namun Dokyeom sudah menghujaninya dengan teriakan di pagi hari.
Eits, tidak seperti pagi-pagi biasanya. Senyuman merekah yang selalu Dokyeom bagi kepada Jihyo, kini tak terlihat. Cowok itu memanggil Jihyo dengan wajah yang sedikit kusut. Hmmm, atau mungkin bisa dibilang sedikit sedih? Haha
"Kenapa Kyeom? Pagi-pagi udah sedih aja," sapa Jihyo enteng. Dia terlalu polos sampai tidak tahu jika alasan dari ekspresi Dokyeom itu adalah dirinya.
"Lo kemaren pergi sama kak Suga? Ngapain? Kemana? Berapa lama? Kok bisa? Jelasin ke gue Hyo, jelasiiiiiiinnnn!" belum sempat Jihyo menaruh backpacknya, Dokyeom sudah merengek saja di depan Jihyo. Membuat gadis itu jadi bingung.
"Kyeom...pelan-pelan. Ini gue belum naruh tas lho," kata Jihyo mencoba membuat Dokyeom tenang.
"Hyo jawab gue dulu ah! Kemana aja kemaren malem? Ngapain? Apa perlu gue nyanyi disini?"
Kamu dimana
Dengan siapa
Semalam berbuat apa...
Kamu dimana
Dengan siapa
Disini aku menunggumu dan bertanya"Hyo jawab jawab jawab!!"
Lagi-lagi tingkah konyol Dokyeom yang sambil merengek marah itu mengundang tawa anak-anak dikelasnya. Jihyo yang awalnya bingung dengan sikap Dokyeom pun menjadi tertawa.
"Hyo, udahlah nggak usah ditanggepin. Ke ruang DS aja kuy sama gue," Jungie lalu datang menggandeng lengan Jihyo dan mengajaknya menuju ruang DS. Seperti biasa mereka akan meletakkan tasnya di ruang DS.
"Gue jelasin nanti aja ya Kyeom? Bye!!" masih dengan tawanya Jihyo berpamitan pada Dokyeom. Membuat cowok itu lebih merengek dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Udah gue bilang, lo nyerah aja." Vernon datang dari belakang menepuk pundak Dokyeom lalu ikut berjalan keluar menyusul Jungie dan Jihyo dengan menggendong backpack hitamnya itu.
Dengan tatapan kosong, Dokyeom berjalan menuju mejanya. Ia merunduk sedih. Diam tanpa kata.
.
"Eh hyo, lo beneran sama Kak Suga?" ternyata bukan hanya Dokyeom yang penasaran. Kini Jungie pun ikut-ikutan bertanya.
"Apaan sih Jung. Engga,"
"Terus? Si Dokyeom sampe sedih, kesel, bete gitu. Pasti serius," ucap Jungie lagi.
Jihyo tak menjawab. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke lapangan. "Yang olahraga kelas berapa?" tanyanya ke Jungie.
"Kelas 2-1," celetuk Vernon yang berjalan dibelakang mereka.
Jungie dan Jihyo menghentikan lagkah mereka sejenak untuk melihat anak-anak kelas 2-1 yang sedang bermain sepak bola.
"Yang disebelah sana kakak kelas bukan? Kelas 3-4?" ucap Jungie yang melihat Sehun dan Kai melintas tak jauh di seberang mereka.
"Hm," jawab Vernon jadi ikut melihat arah pandangan Jungie.
"Woi Ver! Sini ikut main lo!" terdengar suara teriakan dari arah tengah lapangan. Siapa lagi kalau bukan Seungkwan. Hanya dia yang tak malu berteriak begitu.
Vernon hanya mengangkat tangan melambai ke arah Seungkwan. Tidak mungkin juga cowok es ini ikutan berteriak hanya demi menjawab teriakan Seungkwan tadi.
.
Seungkwan menyipitkan matanya setelah mendapat lambaian dari Vernon. Ia berusaha menerawang dua orang gadis yang berdiri di dekat Vernon.
"Eh anjir anjir! Itu Jihyo!"
Teriakannya yang kini tak terlalu keras, membuat Doyoung, Yugyeom, Hoshi, Yuta dan juga si murid teladan, Taeyong, mendekatinya dan melihat ke arah Vernon.
"Jadi dia Jihyo? Pacar barunya kak Suga itu kan?" tanya Yugyeom.
"Heh!? Jihyo pacaran sama kak Suga? Jangan ngarang lo nyet," jawab Doyoung tak menyangka.
"Eh anjir lo kemana aja? Kemarin heboh di grup cowo 37," sahut Seungkwan memukul lengan Doyoung.
Berbeda dengan mereka bertiga yang heboh, Yuta dan Hoshi hanya memandangi Jihyo dengan tatapan yang tak terbaca.
"Ta, lo nggak apa-apa?" begitu kalimat yang diutarakan Taeyong kepada sahabatnya, Yuta. "Gausah diliatin terus, lanjut main aja sini," lanjutnya lalu menarik Yuta untuk mengajaknya lanjut bermain bola. Tanpa menolak Yuta akhirnya mengikuti Taeyong.
Disisi lain, ketika semuanya sudah kembali serius dengan bola, cowok bermata sipit ini masih saja berdiri diam. Ia masih memandangi gadis diseberang sana.
"Hancur gue," gumamnya.
.
.
.
Hoshi...relakan Jihyo bersama orang lain aja ya? Huhu😢😂
Informasi cepet bgt nyebarnya ya. Kira-kira siapa yang punya ulah nih?
Stay tune!
Jangan lupa vote dan komen ya readers!^^💕🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BY
أدب الهواة"Gue cuma merhatiin lo dari jauh. Jauh dibelakang lo. Gue nggak nyalahin lo kalau lo nggak sadar. Karena, itu yang gue mau. Tapi sekarang, gue mau lo tau perasaan gue. Perasaan yang udah ada jauh sebelum gue sadar lo itu bener-bener cantik. Perasaan...