5

511 67 3
                                    

*WARNINGGGGGG*

Cerita ini bakal panjang banget jadi jangan lelah ya bacanya *^^*

&&&

.

.


H-2 Penobatan LOS

Hari ini Jihyo terlihat berbeda dari biasanya. Senyuman yang biasanya tanpa henti ia tunjukkan, tidak terlihat sedikitpun. Ia nampak tidak bersemangat. Dokyeom yang memperhatikan sikap Jihyo sedari tadi, akhirnya mencoba mendekati gadis yang tengah sibuk merapikan bukunya itu.

Senggolan di pundaknya membuat Jihyo menoleh, kali ini ia melemparkan senyumannya, lalu kembali bertaut dengan buku-bukunya. Akhirnya senyuman itu terlihat, meski rasanya sedikit berbeda.

"Mau ke ruang Dewan?" tanya Dokyeom memulai permbicaraan. Jihyo tidak menjawab, ia hanya melihat Dokyeom sekilas lalu mengangguk.

"Gue anterin ya, sekalian ke kantin," tawar cowok itu.
"Boleh," jawab Jihyo seadanya.

Sebagai laki-laki, Dokyeom mengambil buku-buku Jihyo dan membawanya. Jihyo terlihat sedikit menolak namun Dokyeom tetap memaksa untuk membawanya, "udah sini, gue aja yang bawa," kata Dokyeom lalu menunjukkan eyesmile nya ke Jihyo. Jihyo tersenyum tipis. Mereka berdua pun pergi bersama menuju ruang DS.

&&

Seungkwan dan Hoshi sedang duduk bersama di kantin menunggu bakso dan mie ayam pesanan mereka yang tak kunjung datang.

"Bu Yono, cepetan dong! Saya laper nih, 3 hari udah nggak makan," protes Seungkwan ngasal ke bu Yono, ibu kantin.

"Iya-iya sabar nak," sahut bu Yono dengan santai.

"Woi shi! " sapa Woozi menepuk pundak Hoshi. "Eh ada lo, thomas," lanjutnya menyapa Seungkwan. Bukan menyapa sih, tapi meledek.

"Eh lo Zi," kata Hoshi menyapa balik.
"Dateng-dateng udah ngajak perang aja lo," sahut Seungkwan tidak terima dengan Woozi yang menyebutnya thomas. "Lagi PMS lo?" lanjut Woozi dengan serangannya yang lain. Membuat Seungkwan frustasi lalu meninggalkan dua temannya itu. Bukan karena ngambek, tapi karena Bu Yono belum juga mengantarkan pesanannya. Jadi dia pergi untuk mengeceknya, sambil sedikit mengumpat, "Bu Yono, saya sampe lumutan diem disana, bakso saya nggak dateng-dateng. Sini saya bantuin aja!"

"Wkwk, kenapa si tu anak?" tanya Woozi heran melihat Seungkwan.

"Lagi PMS kali," jawab Hoshi seadanya, kini ponselnya ia letakkan disamping. "Oya Zi, Vernon mana?" lanjut Hoshi melemparkan pertanyaan ke Woozi.

"Lo nanyain Vernon atau lo mau nanyain 'dia' ? Ngaku lo, gausah pake basa-basi," sahut Seungkwan tiba-tiba sambil membawa nampan berisi mangkok bakso dan mie ayam milik Hoshi.

"DASAR THOMAS MULUTNYA NGEGAS MULU!" balas Hoshi melempar sebuah tissue ke Seungkwan.

"Barusan gue liat dia jalan bareng Dokyeom ke ruang DS," jawab Woozi polos sambil menyendok kuah bakso milik Seungkwan.

"Kurang cepet lo Shi, Dokyeom orangnya emang gercep banget, gerakan bawah tanahnya ajep pol!" sahut Seungkwan menimpali, tidak sadar kuah baksonya dari tadi disendok Woozi. "Jihyo emang banyak bener ya yang suka, gue aja kesemsem sama dia," lanjut Seungkwan sambil membayangkan wajah Jihyo.

"Gausah ngayal lo!" protes Hoshi menarik poni Seungkwan yang membuat cowok pecinta bakso itu kini mengerang kesakitan.

"Kalo lo mau dapetin Jihyo, ya harus cekatan dong Shi. Lawan lo nggak cuma si Hidung Panjang."

[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang