Rosè sedang berada di parkiran khusus Dewan Sevit. Berjalan ke kiri dan berjalan ke kanan sambil menggigiti kukunya. Ia nampak khawatir. Menunggu seseorang.
Sebuah mobil berwarna hitam memasuki parkiran. Seseorang turun dari mobil.
"Hyo, lo dari mana sih?" Ternyata sedari tadi rosè menunggu jihyo. Ia berlari ke arah jihyo.
"Eh, kenapa?" Tanya jihyo khawatir karena Rosè kelihatan sangat gelisah.
Rose tidak menjawab pertanyaan jihyo, ia langsung menarik jihyo bersamanya. Meninggalkan seungcheol sendirian."Eh rose, lo mau bawa jihyo gue kemana!? Rose!!" Teriak seungcheol pada rose karena menarik jihyo bersamanya tanpa memperdulikan keberadaannya sama sekali.
-Skip-
"Rose, kita mau kemana?" Jihyo masih penasaran akan dibawa kemana oleh rose.
"Nggak ada waktu buat ngejelasin, ini darurat. Mr Yang udah nungguin lo dari tadi," Rose masih kukuh tidak ingin memberi tau jihyo.
"Oke oke, tapi gue bisa jalan sendiri kok. Tolong lepasin tangan gue ya? Sakit,"
"Eh, sorryyyyy," dengan sigap rose langsung melepaskan cengkramannya pada jihyo. Ia merasa bersalah.
Jihyo tersenyum, meyakinkan rose bahwa ia tidak apa2.
"Udah ayo, katanya darurat," kini jihyo yang memimpin langkah mereka.
Rose mengekori Jihyo. Dengan ekspresi bersalahnya. Ia menyembunyikan sesuatu, dari jihyo.
"Hyo, maafin gue...." batin rose.
-Ruang Mr.Yang-
Jihyo dan rose masuk kedalam, tidak lupa mengetok pintu dan membungkuk, memberi salam.
"Nah, kalian sudah datang. Silakan duduk," mr yang mempersilahkan jihyo dan rose duduk.
Jihyo menghentikan langkahnya. Mata bulatnya yang indah terbelalak melihat sosok pria yang kini berada di hadapannya. Pria yg kini sedang tersenyum pada jihyo.
"Rose, lo nggak akan pernah dimaafin jihyo!" Rutuk rose dalam hati. Mengutuk dirinya sendiri.
"Bagaimana kabarmu, Jihyo?" Pria itu tersenyum pada jihyo, memulai percakapan.
Namun tidak mendapatkan respon sama sekali dari Jihyo.
"Ada apa ini? Jihyo, rose, silahkan duduk. Kita harus mendiskusikan sesuatu yang penting sekarang," ucap Mr Yang, namun belum bisa membuat lamunan jihyo terhenti.
Rose menggenggam tangan jihyo untuk mengajaknya duduk, namun jihyo masih tetap mematung, tidak menggubris sama sekali.
Seorang pria yang sedari tadi terduduk diam di pojok ruangan, bangkit. Menghampiri Jihyo dan memegang tangannya.
"Hyo, duduk," ucapnya pelan kepada jihyo. Suara beratnya yang halus berhasil membuat lamunan jihyo terhenti. Jihyo kini melihat sosok yang sedang memegang tangannya.
"Jika kalian tidak duduk, diskusi kita mungkin saja bisa sampai besok pagi," ucap Mr Yang terakhir kali memperingati mereka.
"Ayo," ajak pria jangkung itu sekali lagi. Jihyo mengercapkan matanya dua kali lalu mengikutinya dan duduk disampingnya. Rose pun mengekori mereka dan duduk disamping jihyo.
Pria jangkung itu masih terlihat menggenggam tangan jihyo erat. Tidak dilepasnya. Jihyo pun masih tertunduk kaku. Dan rose hanya diam, terlihat khawatir. Sesekali ia melihat jihyo dan pria yang duduk didepannya.
"Baik, Mr akan kenalkan kalian ke salah satu alumni Sevit 3 tahun lalu. Moon Taeil. Siswa yang punya banyak sekali prestasi dan merupakan siswa kebanggan sevit," jelas mr yang antusias.
"Kenalkan aku moon taeil, senang bertemu kalian," lanjut Taeil memperkenalkan dirinya.
Jihyo masih tertunduk tidak menggubris. Rose hanya membungkukkan kepalanya dengan senyuman tipis yang dipaksakan. Sedangkan pria jangkung yang masih menggenggam tangan jihyo itu memiliki pandangan yang berbeda. Ia melihat ke arah Taeil dengan lekat. Tatapan yang benar benar tajam.
Sebenarnya Taeil sudah merasakan hal yang aneh. Ia sangat mengerti suasana ini. Namun ia harus bersikap profesional. Mengesampingkan urusan pribadinya.
"Taeil, silahkan jelaskan maksud kedatanganmu kesini pada mereka," Mr Yang mempersilahkan Taeil menjelaskan. Diskusi pun dimulai.
-SKIP-
"Kak... Diskusinya udah selesai. Kita udah diluar, im okay. Really,"
Pria jangkung ini masih saja menggenggam tangan jihyo. Ia merasa khawatir. Meskipun jihyo sudah mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Melihat kakaknya terlihat sangat khawatir, Jihyo tersenyum. Ia berusaha tersenyum setenang mungkin. Agar kakaknya ini bisa berhenti mengkhawatirkannya.
Melihat senyuman di wajah jihyo, chanyeol pun melepaskan genggamannya. Hanya dengan melihat jihyo tersenyum lagi, ia merasa lega bahwa jihyo baik-baik saja.
"Hyo, maafin gue ya. Gue nggak ngasi tau lo karena gue takut lo nggak akan mau pergi ke ruangan Mr Yang. Gue salah Hyo, gue emang nggak pantes dimaafin," ungkap rose merasa sangat bersalah pada temannya ini.
Jihyo menutup matanya sekejap dan menghela napas panjang. Ia berjalan mendekati rose yang tertunduk bersalah. Jihyo memeluk rose.
"Rose, lo nggak salah apa-apa. Gue bisa ngerti, kok. Makasi banyak, karena lo udah peduli sama perasaan gue," tidak ingin membuat Rose merasa bersalah, Jihyo berbalik menenangkan temannya ini. Meskipun ia sedikit kesal, tapi bukan Jihyo namanya kalau ia tidak memaafkan Rose.
Rose benar-benar kagum dengan Jihyo. Jihyo memang perempuan yang berhati besar. Meski sulit ia selalu bersikap positif. Mereka pun tersenyum bersama.
"Kak, makasih. Lagi-lagi kakak nenangin aku, aku nggak tau apa yang bakal terjadi kalau nggak ada kakak disana tadi," Ucap Jihyo berterima kasih pada kakaknya.
"Hyo, kalau ngeliat tu orang lagi, kamu lebih baik ngindar aja. Cukup tadi aja kalian ketemu. Nggak usah pake acara ketemuan ketemuan lagi. Kalau perlu kacangin dia, anggap aja orang-orangan sawah. Ngerti kan?" jelas Chanyeol mengingatkan Jihyo.
"Kak, makasih. Tapi kakak gausah lebay gitu deh. Aku bisa ngurus itu sendiri kok. Lagian Rose sama aku. Kakak tenang aja, mending kakak balik," balas Jihyo berusaha meyakinkan Chanyeol.
"Sana kalian dulu balik ke ruang Dewan, baru kakak balik ke kelas,"
"Rose ayo balik,"
"Yuk," Jihyo dan Rose kembali menuju ruang dewan, meninggalkan Chanyeol.
Chanyeol masih melihat punggung Jihyo. Ia baru akan pergi ketika punggung Jihyo sudah tidak terlihat lagi.
Kini jihyo dan rose sudah tidak terlihat, chanyeol merogoh ponsel dari kantong celananya. Ia membuka aplikasi LINE dan mengirimkan sebuah pesan.
LINE
Chanyeol:
Cheol,
Taeil lagi ada di sekolah."Gue nggak akan biarin lo nyakitin adik gue lagi, Moon Taeil."
.
.
.###
Bakalan ada banyak banget misteri yang terungkap loh. So stay tune ya!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2 SEVIT SERIES] AS TIME GOES BY
Fanfic"Gue cuma merhatiin lo dari jauh. Jauh dibelakang lo. Gue nggak nyalahin lo kalau lo nggak sadar. Karena, itu yang gue mau. Tapi sekarang, gue mau lo tau perasaan gue. Perasaan yang udah ada jauh sebelum gue sadar lo itu bener-bener cantik. Perasaan...