" Apa ada sebuah pesta yang tak mengenakan Gaun dan Heels, kalau ada pasti aku sudah kabur dari sini " Gerutunya. Sedangkan Seorang wanita paruh baya yang masih cantik diusianya hanya bisa tersenyum melihat anaknya yang sedari tadi tidak bisa diam mulutnya. Ayahnya mulai berbaur dengan para rekan kerjanya, sedangkan dirinya hanya diam dan mengikuti Ibunya yang cantik kemanapun ia berada.
" Hargailah rekan kerja Appamu, bukankah itu temanmu, Yura si wanita cantik dikelasmu " Ucap Ibunya. Sulli melirik belakangnya, benar Yura teman sekelasnya tengah menghadiri pesta yang sama dengannya, tapi apa yang dilakukannya disini.
Dilihatnya gadis dengan rambut disanggul itu mendekat kearahnya dengan senyum. Padahal Sulli tahu sekali senyum apa yang ditampilkan oleh gadis itu.
" Hai Bibi, Sulli, senang bertemu denganmu disini " Katanya sambil mengecup kedua pipi Ibunya. Ia heran kenapa Ibunya mau kenal dengan gadis dengan mulut lancang dikelasnya ini. Gadis ini kan yang selalu saja mencoba menarik perhatian Kekasihnya , karena dia anak cheerleader seenaknya saja main dekat-dekat dengan kekasihnya yang memang kapten team basket.
" Hai sayang, selamat atas bergabungnya Perusahaan Appamu pada Perusahaan kami " Sapa Ibunya. Sulli melotot! Jadi dia adalah anak yang mengadakan pesta penyambutan ini.
" Hei tomboy, kenapa senang sekali menempel pada Eommamu, biarkan dia bergaul dengan para wanita paruh baya yang lain. Ayo ikut denganku " Sulli hendak menolak saat tangannya ditarik, Tapi Yura terlanjut kencang menariknya membuatnya hampir limbung karena heels delapan sentimeternya.
Sulli terlanjur tak senang, tapi ia tetap mengikutinya karena tidak ingin jatuh, mereka sampai dibelakang hotel tempat diadakannya acara , kolam renang besar terpampang disana, beberapa lilin menghiasi pinggirannya. Seorang pelayan dengan membawa baki dan dua gelas cairan kekuningan menghampiri mereka. Yura mengucapkan terima kasih dan pelayan mengangguk lalu pergi.
" Kau sepertinya risih sekali "
" Tidak, aku biasa saja " Sahutnya santai, Yura memberikan segelas cairan kuning itu padanya, dan ia mengambilnya dengan ragu-ragu.
" Kau takut aku meracunimu. Ayolah, aku ingin berteman denganmu " Ucapnya dengan penuh keyakinan. Sulli berdecak dengan enggan ia meraihnya.
" Kudengar kau tidak bisa menyentuh alkohol setetespun "
" Ya, aku benci alkohol " Katanya sambil cheers lalu meminum cairan yang ada digelasnya.
" Apa yang kamu lakukan? Kamu berniat minggat dari sini? " Pekik Suzy, Sulli mengangguk pelan, ia merentangkan tangannya untuk memeluk sahabatnya. Suzy menggeleng dan menghampirinya dengan cepat. Koper berwarna birunya sudah terisi setengah bajunya, mungkin saat Dasom pulang nanti ia akan lebih memekik lagi.
" Aku harus pindah, sebelum aku dipecat karena selalu datang telat " Sahutnya pelan. Suzy mengelus rambutnya yang panjang.
" Kau ada masalah dengan Bos barumu. Eh, maksudku Bos pertamamu, semenyeramkan apakah orangnya sampai-sampai temanku ini rela meninggalkan kita " Sulli menggeleng dan merapihkan bajunya lagi, sedangkan Suzy membuka Heelsnya dan meletakkannya disamping ranjang mereka. Ia masih tak rela harus tidur sendirian tanpa sahabat nya yang susah sekali dibangun kan ini.
" Tidak seram. Hanya saja dia seorang Choi Minho " Katanya pelan. Sedangkan Suzy melotot padanya.
" Apa aku melewatkan informasi siapa pemilik Gedung berlantai sepuluh itu? Katakan kalau bukan Choi Minho mantan kekasihmu yang dungu itu " Sulli menatapnya dengan senyum kecil lalu mengangguk. Benar! Yang dikatakan Suzy adalah benar, Minholah pemilik gedung tinggi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantan Pacarku ✔
FanfictionCinta dan Benci memang beda tipis. Pernikahan mereka terjadi karena campur tangan orang tua. Minho merasa untung karena bisa membalaskan dendamnya lebih mudah pada mantan kekasih sekaligus wanita yang akan menjadi istrinya karena insiden tujuh tahun...