<< MATURE FOR LANGUAGE CONTENT >>
" Selamat siang Nyonya Choi " Sapa sang resepsionis pada Sulli. Ia melirik wanita yang ada disampingnya dengan penuh tanda tanya. Apa wanita cantik dihadapannya yang merupakan istri pemilik hotel yang tempatnya bekerja ini adalah orang tidak waras, pakaiannya kumal dan kusut sekali.Batinnya.
" Oh Siang, tolong pesankan beberapa makanan dan bawa kekamarku "
" Baiklah Nyonya, tunggulah sebentar "
" Terima kasih " Sapanya dengan hangat. Sang resepsionis menatap Yura tak senang pasalnya ia melihat Sulli dengan tatapan aneh dan terkesan kejam. Tapi ia berusaha diam dan cukup tahu saja, mungkin itu adalah temannya.
Yura mengikutinya dengan diam, tapi pandangannya tak lepas dari Sulli . Sulli masuk kedalam lift sambil mendorong badannya pelan. Dilift hanya ada beberapa orang saja, tapi seakan diperhatikan terus-terusan ia melirik kearah Yura , namun terburu-buru wanita itu memalingkan wajahnya, Sulli melirik dinding didepannya, wanita itu masih saja memperhatikannya dengan intens membuatnya risih dan tak suka. Sebenarnya apasih yang dilihat wanita itu dari dirinya apa ada yang lucu didirinya atau make upnya berantakan. Entahlah.
Sesampainya dilantainya Sulli menyuruh Yura untuk mengikutinya , wanita itu hanya diam dan mengangguk pelan. Seperti orang yang kehilangan kewarasannya dan juga bisu, ia menurut dan mengikutinya tapi tak mau bicara satu katapun membuatnya sebal. Ia membuka pintu kamarnya, dan menampilkan keadaan kamar hotelnya yang masih sepi, ternyata suaminya belum pulang. Ia mengunci pintunya setelah Yura mengikutinya masuk dan menatap wanita itu lekat-lekat.
" Kamu menatapku terus-menarus dari tadi , apa ada yang salah dengan wajahku ? " Tanyanya. Yura menggeleng, Sulli mengajaknya untuk menunggunya diruang makan. Sementara bel kamarnya terus berbunyi. Ia pamit untuk membukanya sebentar, dan salah seorang pelayan hotel datang dengan beberapa makanan dikereta dorong. Ia menyuruhnya masuk sementara dirinya menyiapkan pakaian untuk wanita itu pakai.
Ia mengambil sepotong dress yang dibawanya untuk Yura pakai, ia rasa ukurannya tidak jauh berbeda dengan wanita itu. Dengan sepotong pakaian dalam ia membawa dressnya keluar dan menyuruh Yura untuk mandi terlebih dahulu sebelum memakainya. Dilihatnya wanita itu hanya duduk sambil menunduk melihat makanannya, Sulli berdiri disampingnya dan menaruh beberapa makanan dipiringnya, setelah menyendokkannya ia menaruh piring beserta sendok dan garpunya dihadapannya. Tapi wanita itu menepisnya dan membuat piringnya terlempar jauh dan pecah begitu saja dengan makanan yang berhamburan dibelakangnya.
Wanita itu berdiri dengan tak sabaran, membuat kursi yang tadi didudukinya jatuh begitu saja. Ia menatap Sulli berapi-api, mengambil pisau untuk memotong steak yang ada dimeja dan menyodorkannya kewajah Sulli. Sulli meneguk ludahnya yang tertahan ditenggorokannya, apa yang sebenarnya tengah dilakukan Yura padanya. Kenapa dia mengancamnya.
" Yura, Ada apa denganmu? Turunkan pisaunya " Ucapnya. Yura menggeleng lalu tersenyum licik padanya, Ia mendorong kursi yang ada didepannya dengan kakinya pada Sulli.
" Duduk " Sulli menggeleng. Ia menatap Yura takut-takut dan perlahan-lahan mundur karena ada pecahan piring yang berserakan disana.
" Kubilang duduk, kau tuli huh " Ucapnya dengan datar, Sulli mengambil kursi yang tadi diangsurkan Yura dan duduk disana. Yura menaruh pisaunya dimeja dan mengambil dress yang tadi diberikan Sulli , dengan cepat ia mengikat tubuh wanita itu membuat Sulli membuat melotot tak percaya padanya. Sial! Ini rupanya jebakan wanita itu.
" Apa yang kau lakukan , lepaskan aku " Pintanya. Yura hanya tertawa jahat dan mengencangkan ikatannya, walau hanya dress yang ia gunakan untuk mengikat wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantan Pacarku ✔
FanficCinta dan Benci memang beda tipis. Pernikahan mereka terjadi karena campur tangan orang tua. Minho merasa untung karena bisa membalaskan dendamnya lebih mudah pada mantan kekasih sekaligus wanita yang akan menjadi istrinya karena insiden tujuh tahun...