8. Breakfast

1.9K 121 27
                                    

" Mundurlah, kamu menghalangi jalanku " Ucapnya. Tapi Minho tetap tak mau minggir dan malah menghalang didepannya.

" Katakan iya untuk sarapan kita " Katanya memaksa. Tapi Sulli hanya diam sambil menghela nafas.

" Tidak! Aku lelah "

" Lelah?  Memangnya apa yang kamu lakukan semalam, bukankah sekarang kamu menganggur dan lebih banyak membaca buku dikamar, menelfon sahabatmu dan berbaring diranjang besarmu " Katanya. Sulli melotot, Minho lebih tahu banyak tentangnya.

" Kamu menguntit? "

" Tidak! Aku memasang cctv dikamarmu " Katanya. Sulli mendorong tubuhnya hampir saja membuatnya limbung.

" Kamu melihatku berganti baju? " Tanyanya marah.

" Aku hanya bercanda bodoh! Kau ini terlalu dibawa serius " Katanya dengan nada remeh. Sulli menggeram dan masuk kembali kekamarnya. Hampir saja ia menutup pintunya rapat kalau kaki Minho tidak menahannya dan membuatnya terbuka kembali.

" Sarapan dulu, Ibumu sudah menitipkanmu padaku " Kali ini ia mencoba dengan nada sedikit lembut agar Sulli melunak.

" Aku tidak lapar " Bantahnya agar Minho tak mengajaknya makan terus-menerus.

" Hanya sekali saja, ada yang ingin aku bicarakan denganmu " Katanya.

" Katakanlah, Aku sibuk sekali hari ini " Minho mendecih, Sibuk? Bahkan saat dirinya datangpun wanita itu belum bangun tidur.

" Kalau sibuk mana mungkin kamu bangun pukul sepuluh pagi "

" Isss, Baiklah "

Akhirnya dengan terpaksa ia mengikuti Minho keruang makan, benar apa yang dikatakan olehnya Ibunya sudah makan banyak, mereka tinggal makan dan lagipula kemana perginya orang tuanya itu, ia juga tidak mengatakan apapun padanya dan sekarang main pergi begitu saja.

Sulli mengambil piring  sedangkan Minho mengambil gelas yang letaknya dicounter bagian atas. Seperti pasangan pengantin baru, Sulli dengan perhatian mengambilkan nasi goreng untuk mereka, Minho hanya diam sambil mengulum senyum. Mereka menikmati aktifitas masing-masing, sedangkan Minho dengan sigap menuangkan air putih digelas mereka masing-masing.

Sendok dan garpu saling beradu menimbulkan bunyi dentingan khasnya, sedangkan mereka masih terus saja menyantap nasi gorengnya dengan telur mata sapi sebagai lauknya. Sulli melirik Minho malas karena pria itu tetap saja mengedipkan mata genit padanya. Ia sudah tahu sekali bagaimana peringainya, lagi pula reputasinya sebagai pria playboy sudah tak diragukan lagi, dan ia heran , kenapa mesti menggaet banyak wanita untuk diajak tidur , kenapa tidak menarik selimut dan guling saja sebagai teman agar tak kesepian.

Minho tersenyum genit padanya, sedangkan ia sama sekali tak mempan dengan tatapan dan juga seringainya, pria itu kan tukang cari perhatian padanya. Apalagi setelah ia menyebutnya tampan tadi, ia benar-benar membuatnya muak dengan wajah sok tampannya. Dan kenapa juga kedua orang tuanya mesti memilih Minho sebagai calonnya, susah payah ia ingin lepas dari Minho selama tujuh tahun lebih. Walaupun begitu ia bersyukur dipertemukan kembali pada Minho. Ia akan membuat Minho menyesal dengan kebenaran tentang masa lalunya, Bahwa dirinya tak bersalah.

Dirinya memang tak bersalah, dan walau orang difoto itu benar-benar dirinya tapi kejadian sebenarnya bukan karena dirinya tidur dengan pria itu melainkan dirinya dijebak , ia masih diam karena Yura belum mengakui kesalahannya, ia menunggu wanita itu datang dan menjelaskan langsung didepan Minho apa yang telah diperbuatnya bukan mengumpat selama bertahun-tahun karena kesalahan pribadi maupun kesalahan keluarganya. Dan sampai sekarangpun ia belum menunjukkan batang hidungnya, entah kemana perginya wanita itu, ia sendiri tak tahu karena tidak ada yang tahu dimana keberadaannya beserta keluarganya yang membawa semua uang perusahaan milik Ayahnya.

Bosku Mantan Pacarku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang