" Minho, kau serius menikahi Sulli? " Pertanyaan Changmin hanya mampu dijawabnya dengan anggukan. Entah apa maksud pertanyaan karena sejujurnya ia sama sekali tak ingin membahasnya.
" Jagalah istrimu dengan baik. Entah aku salah lihat atau tidak, tapi aku bertemu Yura di Singapura wanita itu kini berambut merah dan terlihat sangat mengerikan "
Perkataan Changmin mengandung makna tersendiri. Semalaman ia tak bisa tidur hanya karena memikirkan ucapan singkat namun mampu membuatnya tak tenang. Itulah yang membuatnya sedikit sensitif, karena urusannya dengan wanita itu belum selesai. Sial! Dan wanita itu main kabur begitu saja dan setelah dicari ia benar-benar kehilangan jejaknya bahkan sampai keluar dari sekolah.
Ia tersenyum kecil dengan pergerakan istrinya. Ia menepuk punggungnya agar istrinya tidur kembali, tapi sepertinya tak berhasil dan mata itu sukses terbuka dengan menyipit dan bibirnya melengkung membentuk sebuah senyum indah. Tak ingin melewatkan momen indah ini akhirnya dengan gemas ia menciumnya membuat Sulli memukul bahunya keras. Ia mencebik bibirnya dengan aksi suaminya, sungguh pria yang tak pernah puas.
" Hai putri tidur " Sapanya. Sulli terkekeh kecil dan merangkul leher suaminya.
" Apa ada masalah, keningmu berkerut terus " Minho merabanya, apakah iya? Batinnya.
" Tidak ada, tidurlah kalau masih mengantuk " Perintahnya tapi ia menggeleng dan mulai mengubah posisinya menjadi duduk. Minho langsung menaikkan selimutnya sampai sebatas dada sebelum dirinya benar-benar kehilangan kendali lagi. Sulli menggigit bibirnya dengan sensual, mencoba menggoda suaminya yang terlihat lucu kalau sedang kesal.
" Berhenti atau aku benar-benar akan.. "
" Akan apa? Aku senang melakukannya denganmu, karena aku mencintaimu " Balasnya dengan cuek. Sedangkan Minho mendengus, mana ada orang menyatakan cinta seperti itu. Sepertinya menurut Sulli cinta itu terlalu main-main maka dari itu ia pernah bermain-main dibelakangnya dulu.
" Aku ingin mandi, mau ikut? " Tawarnya. Sulli mengangguk antusias, tanpa malu ia sama sekali tak menutupi dirinya walaupun istrinya kini tengah menatap kagum pahatan tubuhnya. Minho menggendongnya lagi, membawanya kekamar mandi. Mungkin berendam bisa membuatnya sedikit rileks. Tentunya dengan sedikit pijatan handal dari tangan istrinya.
" Minho , aku.. aku hamil " Akunya. Minho hanya menatapnya dingin. Hamil? Ucapan macam apa itu.
" Hamil? Apa ini hanya akal-akalan mu saja Yura ? " Sahutnya dengan dingin. Ia membereskan kembali tugasnya , setelahnya ia duduk disofa sambil menatapnya acuh tak acuh. Sungguh wanita yang tidak bisa ditebak.
" Akal-akalan katamu. Kita melakukannya malam itu "
" Melakukannya? Bukankah kamu yang menjebakku dan lagipula kamu sudah dalam keadaan tidak perawan saat kita melakukannya. Lebih baik cari saja Ayahnya dan jangan mengada-ngada " Balasnya lagi, kali ini lebih tajam, karena ia merasa baru melakukannya dua minggu yang lalu dan dia juga mengenakan pengaman. Wanita itu kenapa asal bicara saja dan membuat keadaannya makin runyam. Kesal dengan reaksi Minho, ia mulai berdiri menantang didepan Minho sambil menatapnya dengan kekesalan memuncak.
" Aku bersumpah ini anakmu, katakan kalau kamu ingin bertanggung jawab "
" Sebelum bicara lebih panjang, lebih baik kamu pikir dulu berapa banyak pria yang sudah kamu ajak tidur " Ia melayangkan tangannya kepipi Minho , sebelum sampai sasaran Minho dengan cepat menangkup tangannya dan mendorong wanita itu hingga terjatuh disofa, wanita itu.. benar-benar menyulut emosinya.
" Kamu.. kamu lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan "
" Aku akan membuatmu merasakan neraka terlebih dahulu kalau kamu berani mengancamku Yura. Lebih baik sekarang kamu pergi atau aku panggil para Bodyguard Ayahku untuk mencicipi tubuhmu terlebih dahulu " Ancamnya. Ia merinding seketika, ia melihat Minho menatapnya dengan mata mengkilat tajam. Ia dengan cepat melepaskan tangannya yang masih dipegang Minho dengan keras. Berdiri dan menatap Minho dengan menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantan Pacarku ✔
FanfictionCinta dan Benci memang beda tipis. Pernikahan mereka terjadi karena campur tangan orang tua. Minho merasa untung karena bisa membalaskan dendamnya lebih mudah pada mantan kekasih sekaligus wanita yang akan menjadi istrinya karena insiden tujuh tahun...