Epilogue

2K 103 18
                                    

<< MATURE FOR LANGUAGE CONTENT >>

Sulli tak bisa mendapatkan posisi tidur yang baik, sudah hampir pagi sedangkan tidurnya masih saja tak nyenyak, entahlah menurutnya masih ada yang kurang, mungkin karena suaminya tidak tidur bersamanya, ia termenung diranjang kamarnya dan meraih ponselnya, sama sekali tak ada minat untuk membuka jejaring sosial maupun permainan yang kadang bisa membunuh rasa bosannya.

Semalaman egonya berperang dengan hatinya, ingin sekali ia membukakkan pintu untuk suaminya tapi ia masih mengingat bagaimana suaminya memperlakukannya kemarin, membuat darahnya mendidih seketika. Ponsel tidak aktif dan pulang larut malam, istri mana yang tidak marah diperlakukan seperti itu. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, hanya duduk diranjang saja dan menunggu sampai matahari terbit ia yakin akan mati kebosanan, akhirnya ia putuskan untuk turun dari ranjang dan keluar dari kamarnya.

Ia membuka kunci pintu kamarnya pelan-pelan takut ada yang bangun, padahal mah suara kunci pintu tak seberapa besar dibanding teriakan Ibu mertuanya. Sulli melihat kearah kanan dan kirinya , belum ada satu orang pun yang bangun. Sebenarnya kasihan juga melihat suaminya tidur diluar dan yang membuatnya meringis adalah ini kan kamar suaminya kenapa malah suaminya yang diusir. Dengan menghela nafas pasrah akhirnya dirinya turun dari kamarnya dan menuju tempat suaminya tidur, dari tangga ia bisa melihat keadaan suaminya yang memprihatinkan, suaminya tidur disofa dengan posisi duduk dan melipat kedua tangannya didada. Terburu-buru ia mendekatinya dan menyuruhnya bangun.

Ia menyibak gaun tidur satinnya dan duduk disamping suaminya. Ia mengelus pipinya pelan sambil tersenyum, suaminya tampan sekali. Batinnya.

" Oppa, bangunlah kau harus pindah " Ucapnya. Ia menyentuh bahu suaminya dengan pelan dan mencoba membangunkannya. Dan tak lama suaminya membuka mata pelan-pelan sambil melihat istrinya.

" Kau sudah bangun, bukankah masih pagi? " Tanyanya, Sulli mengangguk dan membawa tubuhnya kepelukan suaminya.

" Pindahlah , maafkan aku membuatmu seperti ini " Ucapnya. Minho mengangguk dan mencium istrinya. Semalaman membuatnya tersiksa, dengan tak sabaran ia menggendong istrinya dan membawanya naik kekamarnya. Sulli hanya bisa balas memeluknya, tak tega juga melihat keadaan tidur suaminya seperti tadi. Dan akhirnya ia hanya bisa pasrah saat suaminya membawanya kekamarnya, melakukan sesuatu yang sangat dirindukannya.

Ia menaruh istrinya dengan lembut diranjangnya, Sulli mendesah kecewa saat suaminya malah berjalan mundur dan tak tidur disampingnya, tapi ia tersenyum saat melihatnya hanya ingin mengunci pintu kamarnya. Minho kembali saat dirinya sudah mengunci pintunya, kali ini ia akan memberikan istrinya pelajaran karena sudah menguncinya diluar. Sulli meringis melihat tatapan berkilat milik suaminya , seringai mengerikan yang kali ini diperlihatkannya lagi. Sial! Ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya agar tak bisa dijamah oleh suaminya , padahal tadi ia sudah menyiapkan permainan kecil tapi ia rasa dirinya akan kalah dengan suaminya yang kini tengah merangkak kearahnya sambil membuka kancing kemejanya.

Sulli menahan dada suaminya, ia tak menginginkan permainan apapun saat ini, ia hanya ingin tidur dan memeluk suaminya. Tapi kalau dilihat dari wajahnya sepertinya suaminya tak akan meloloskan dirinya kali ini, Sulli meneguk ludahnya saat suaminya menyibak selimutnya, ia menggigit bibirnya dan merasakan jemari suaminya tengah menurunkan tali gaun tidurnya. Ia menanamkan ciuman dibibirnya, ciuman panas dan bergairah yang baru pertama kali diberikan suaminya padanya, 

" Oppa , bukankah kau harus tidur? "

" Tidak! Bukankah seharusnya kau mendapat hukuman karena sudah mengunciku dikamar sendiri " Ungkapnya, Sulli meringis mendengar nada ucapan suaminya. Ia mendorong tubuh suaminya hingga terjengkak kebawah, Ia duduk diatas perutnya dan menatapnya dengan seringai.

Bosku Mantan Pacarku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang