" Terima kasih sarapannya, rasanya seperti tidak ingin meninggalkan rumah " Goda Changmin , Sulli hanya tersenyum dan bergumam Terima kasih juga untuk pujiannya. Sedangkan Minho mengangsurkan piringnya yang sudah tandas itu pada istrinya.
" Hyung, tidak usah banyak basa-basi kita harus cepat pergi bukan " Ucap Minho. Changmin tersenyum, tapi seakan tidak ingin meninggalkan kediaman Sulli dan Minho karena terlalu larut dalam jamuan yang begitu enak dilidahnya. Ia sudah terlanjur menyukai masakan istrinya Minho, ia meraih mangkuk piring yang berisi puding sebagai Dessert dan memakannya dengan cepat membuat Sulli melotot.
" Harus bergegas yah, biarkan Changmin Oppa makan dulu " Sahutnya. Minho melirik istrinya dengan kesal. Bahkan menangkap Yura adalah hal yang paling penting saat ini ketimbang makan, Menurutnya.
" Tidak sayang, kita harus bergegas " Ucapnya.
" Bolehkah aku ikut? " Tanyanya penuh harap tapi suaminya menggeleng. Ia mendesah kecewa.
" Tunggulah dirumah, aku akan kembali. Hyung, kau mau aku dan istriku dalam bahaya hah. Cepatlah " Katanya tak sabaran, ia menggeser kursinya dan berdiri untuk mengecup puncak kepala istrinya. Sedangkan Changmin mendengus kesal padanya.
" Ya tuhan, kau memang makhluk paling menyebalkan Choi Minho " Kesalnya. Sulli ikut melirik suaminya dengan kesal. Tapi ia menahan gerakan tangan Changmin dan tersenyum padanya.
" Tunggulah sebentar, aku akan membungkus ini untuk Oppa makan lagi "
" Huaa, terima kasih banyak. Kamu memang sangat pengertian, Ah, kalau saja aku bertemu kamu tujuh tahun yang lalu mungkin kamu sudah menjadi istriku saat ini " Ucapnya sengaja memancing Minho, Minho menggeram dan mencium pipi istrinya, sengaja ia meninggalkan Changmin didalam bersama istrinya. Sulli hendak pergi kedapur namun Changmin menahannya dan menggeleng.
" Aku hanya bercanda, kami bisa mampir kapanpun di Restoran nanti tapi ini lebih penting karena jejak Yura sudah ketemu. Terima kasih banyak atas jamuannya " Katanya sambil tersenyum ia melambaikan tangannya pada Sulli dan pamit.
" Mampirlah kapan-kapan " Sahut Sulli saat pria itu sudah sampai didepan pintunya. Changmin mengangguk dengan antusias.
..
..
..
Sulli tersenyum membaca novel yang ia baca, sudah satu jam sejak suaminya pergi, membersihkan kamar hotelnya sudah, merapihkan seprai dan juga bantal-bantal mereka sudah dan terakhir membersihkan dirinya juga sudah, tentu saja sudah ini bahkan sudah hampir pukul dua apa kata suaminya kalau ia belum mandi. Ia meletakkan novelnya diranjangnya, bergegas mengambil minum karena tenggorokannya terasa kering.
Ia berjalan kearah kulkas mengambil botol Orange Juice yang ia beli beberapa hari yang lalu namun matanya menangkap keadaan kulkas yang kosong, dan ternyata bahan makanannya habis, ia berfikir sejenak mungkin saja suaminya akan pulang malam dan apa salahnya pergi ke Supermarket kemarin tidak jauh juga letaknya dari hotel dari pada ia kelaparan besok. Padahal mereka bisa langsung makan di Restoran yang ada dilantai bawah tapi Sulli ingin menjadi istri yang baik untuk suaminya jadi ia lebih memilih memasak sendiri dan membuat dirinya repot dibandingkan harus turun kebawah dan memesan makan dengan nama aneh dilidahnya.
Ia masuk kembali kekamarnya, mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai. Ia mengambil celana jeans dan kaus, hari ini cerah tidak mungkin ia mengenakan mantel. Diambilnya tas selempang kecil dan disampirkan dibahunya, ia mencari kebawah ranjangnya dan ternyata sepatunya ada disana. Terburu-buru ia memakainya, ia takut suaminya akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantan Pacarku ✔
FanfictionCinta dan Benci memang beda tipis. Pernikahan mereka terjadi karena campur tangan orang tua. Minho merasa untung karena bisa membalaskan dendamnya lebih mudah pada mantan kekasih sekaligus wanita yang akan menjadi istrinya karena insiden tujuh tahun...