19. Back To Home

1.6K 83 14
                                    

<< MATURE FOR LANGUAGE CONTENT >>

Minho menghela nafas lega saat dirinya sampai didepan rumahnya. Jadwal kepulangannya lebih cepat dari yang seharusnya. Seharusnya ia disana selama tiga minggu dan karena Insiden Yura akhirnya dalam waktu seminggu ia sudah kembali kerumahnya demi keselamatan istrinya. Supir taksi yang dipesannya membantunya menurunkan barang-barangnya. Keadaan rumahnya sedang sepi dan ia yakin sekali diminggu pagi ini kedua orang tuanya tengah berbelanja kebutuhan dapur seperti biasanya.

Ia menggandeng istrinya masuk setelah membayar tagihan taksi yang dinaikinya bersamaan dengan koper yang ditariknya. Sulli menghela nafas lega, seminggu berbulan madu membuatnya begitu merindukan rumahnya, tapi sekarang ia harus rela meninggalkan kedua orang tuanya dan tinggal bersama suaminya. Begitulah, ia masih ingat janjinya dan akan menuruti apapun keputusan suaminya.

Sesampainya dikamar Minho, Sulli terburu-buru berlari menuju ranjang besarnya,  bokongnya sudah begitu pegal karena duduk berjam-jam dipesawat. Ia membanting tubuhnya sendiri keranjang karena terlalu rindu untuk tidur, Minho menghampirinya dan tersenyum ia menghampiri istrinya dan duduk dipinggir ranjangnya.

" Kamarnya belum dibersihkan sepertinya " Ucapnya. Sulli mengangguk tapi tangannya meraih bantal guling untuk dipeluknya.

" Biarkan aku tidur sebentar " Keluhnya manja. Minho mengusap kepalanya.

" Tidak! Mandi dulu "Perintahnya. Istrinya kalau sudah tidur susah sekali dibangunkan.

" Oppa, kamu pelit sekali. Kalau begitu antar aku kerumah Eomma " Marahnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap kesal suaminya. Minho menghembuskan nafasnya sedikit kencang.

" Baiklah-baiklah tidurlah nanti aku bangunkan " Ucapnya. Sulli tersenyum lalu mengecup pelan pipi suaminya. Minho membantunya masuk kedalam selimut dan membiarkan istrinya yang kelelahan itu tidur dengan nyenyak. Sementara istrinya tidur ia mulai merapihkan barang-barang yang didalam koper.

Ia mulai membuka koper yang berisi pakaiannya, mengambil kantung plastik berisi pakaian kotor miliknya diikuti milik istrinya. Ia menaruhnya didalam keranjang, mungkin kalau sudah tidak kelelahan istrinya akan menepati janjinya yaitu mencuci pakaiannya dengan tangannya sendiri. Setelah selesai ia mulai merapihkan tas kosmetik istrinya beserta pakaian yang masih bersih.

Setelah selesai ia turun kebawah untuk membuat kopi, mungkin bisa sedikit menghilangkan kelelahannya. Tapi suara pintu terbuka terdengar diikuti oleh tawa dua orang yang terdengar menggema. Ia yakin sekali pasti itu Ibunya dan Ayahnya yang sudah pulang. Ia memutuskan untuk membuat kopinya lalu menemui Ibunya. Belum sempat ia berbalik dirinya mendengar suara sesuatu yang dijatuhkan dan ia melihat Ibunya tengah berlari kearahnya bersamaan dengan teriakannya yang begitu dirindukannya.

" Ya tuhan, kapan kalian pulang sayang ? " Tanyanya. Ia memeluk Minho dengan erat, dibelakangnya ia tersenyum pada seseorang yang ternyata adalah Ibu mertuanya. Ia melepaskan pelukan Ibunya dan bertolak pada pelukan Ibu mertuanya.

" Kira-Kira sepuluh menit yang lalu kami sampai. Eomma kalian dari mana, kenapa dirumah tidak ada orang ? " Tanyanya. Ibunya mengambil kantung berisi sayuran dan daging yang tadi dijatuhkan dan berbalik menatap anaknya.

" Appamu ingin makan daging jadi kami pergi ke Supermarket dan disanalah kami bertemu jadi aku mengajaknya mampir " Ungkapnya. Ibu mertuanya tersenyum dan celingukan melihat anaknya yang tak ada bersama suaminya dan bingung karena Minho malah membuat kopi sendiri.

" Dimana anak malas itu? " Tanyanya. Minho terkekeh pelan. Dan menunjuk kearah lantai atas dengan dagunya. Ibu nya hanya terkekeh pelan.

" Bisa-bisanya dia tidur dan membuat suaminya melakukan kewajibannya sendirian " Keluh Ibunya.

Bosku Mantan Pacarku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang