Takdir ku memilih mu 1

6.9K 190 0
                                    

~Agatha Humayrah~

Sabtu pagi yang cerah, inilah rutinitas ku setiap harinya. Pergi ke sebuah tempat di mana di sana banyak anak-anak yang membutuhkan pendidikan, selain bekerja dan kuliah. Aku juga mengisi waktu ku untuk mengajar anak-anak yang kurang mampu, hanya hidup di jalanan dan pinggiran kota. Kegiatan ini baru saja ku ikuti dua bulan yang lalu semenjak Jessi mengajak ku untuk ikut untuk membantunya.

Aku senang dengan kegiatan ini, karena dari sini aku banyak belajar bahkan banyak mendapat hikmahnya kalau hidup itu harus di syukuri. Pagi ini tepatnya, menatap diri ku di hadapan cermin sambil membenarnya khimar ku yang panjang menutupi bagian punggung dan dada ku.

Tersenyum karena melihat penampilan ku yang sekarang, bahkan aku tidak pernah terpikir bisa menjadi seperti ini. Agatha yang selalu pergi main menghabiskan waktu dengan teman-teman, mengumbar apa yang seharusnya di jaga. Kini penampilan jauh lebih berbeda, semua ku tutup bahkan malu ketika aku mengingat masalalu tentang diri ku.

Merasa sudah rapih, aku pun bergegas untuk keluar kamar dan siap untuk segera berangkat. Menuruni anak tangga, senyum terulas ketika aku melihat ibu yang sedang duduk di ruang makan. Ibu menatap ku yang sedang menuruni anak tangga, kaki ku melangkah untuk menghampiri ibu.

"Kamu mau berangkat sekarang?" Tanya ibu dan langsung ku anggukan sebagai jawaban.

"Nih, ibu ada sedikit rezeki. Di bawa dan di bagikan yah." Ucap ibu yang menyerahkan sebuah kantong plastik berisi beberapa kue.

"Bu, jangan repot-repot." Ujar ku malah membuat ibu tersenyum.

"Enggak repot kok, lagian ibu kan punya sedikit rezeki. Tadi ibu sengaja ke pasar sama kak Rere buat beli kue ini, biar di bawa sama kamu dan di bagikan ke mereka. Enggak ada salahnyakan ibu buat mereka tambah semangat belajarnya karena ada makanan. Jangan lupa sampaikan salam ibu untuk mereka semua."

"Makasih yah bu. Iya nanti Agatha sampaikan salamnya ibu." Ujar ku  yang menerima bingkisan kue dari ibu.

"Yaudah bu, Agatha pamit yah. Assalamualaikum." Pamit ku yang mencium punggung tangan ibu, tidak lupa salam sebelum aku meninggalkan rumah.

"Hati-hati, Walaikumsalam."

Memakai sepatu ku sambil menunggu ojek online yang ku pesan datang, biasanya aku akan berangkat bersama Jessi ataupun membawa kendaraan sendiri. Tetapi aku lebih sering berangkat bersama Jessi, tapi untuk kali ini Jessi tidak bisa menjemput ku dengan alasan karena dia ada keperluan mendadak.

Tidak lama kemudian ojek online yang ku pesan datang, aku segera naik tidak lupa memakai helm yang di berikan abang ojeknya. Setelahnya kami pun bergegas menuju tempat yang akan ku tuju.

Jalanan Jakarta yang begitu renggang pagi ini membuat aku lebih cepat untuk tiba. Turun dari motor tidak lupa mengembalikan helm yang ku pakai, setelah membayar aku bergegas untuk masuk.

Adik-adik begitu senang ketika aku datang, mereka langsung menghampiri ku bahkan memeluk pinggang ku. Tak lupa mereka selalu mencium punggung tangan ku begitu sopan.

"Kak Agatha bawa apa?" Tanya Dodo anak laki-laki yang berusia 12 tahun.

"Ini kakak bawa kue, ibu kakak yang beli. Yuk tunggu di balai aja, sambil tunggu kakak-kakak yang lain." Ucap ku yang menggiring  mereka semua untuk menunggu di balai warga.

Mereka begitu nurut pada ku, tak ada yang membantah. Mereka juga anak-anak baik, jadi jika ada yang berkata kalau anak jalanan itu tidak baik dan tidak sopan. Kalian salah besar justru tidak semuanya seperti itu, semua kembali pada diri kita yang menanggapi mereka seperti apa.

Sambil menunggu yang lain, biasa aku lebih sering bercerita ataupun sharing pada mereka. Tapi kali ini aku akan bercerita bagaimana aku bisa berpenampilan seperti sekarang, sebelumnya dari adik-adik justru sudah sering kali bertanya bahkan meminta ku untuk cerita hal ini. Buat ku tak ada salahnya jika memang mereka bertanya tentang penampilan dan aku pun merasa tidak keberatan untuk menceritakannya pada mereka, mungkin saja cerita ku akan membuatnya termotivasi tentang bagaimana wajibnya untuk menutup aurat, khususnya untuk adik-adik perempuan di sini.

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang