PELANGI DI LANGIT BANGKA (KISAH RIO) 23

1.2K 26 0
                                    

#28 KEKACAUAN
Aku menyibak gorden dan melihat keluar, namun tak ada siapa siapa yang berdiri di luar, tapi aku sangat yakin kalau tadi penglihatanku tak salah, aku melihat ada yang berdiri di luar jendela dan sosok itu sangat mirip dengan kak faisal, apakah tadi aku berhalusinasi? Tapi kenapa aku merasa seperti ada yang memanggil namaku. Dengan gontai aku kembali ke tempat tidur, butuh waktu lama untukku bisa tidur karena memikirkan kejadian barusan.


Pagi ini mendung tebal menaungi langit, meskipun sudah jam tujuh namun suasananya seperti masih jam setengah enam. Malas sekali rasanya aku bangun, odie sudah tak ada lagi disampingku. Mungkin dia sudah terbangun dari tadi. Aku turun dari tempat tidur dan kekamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi setelah itu aku ke dapur. Ternyata odie lagi di dapur sedang ngobrol sama mama dan tante laras.
"pagi rio.." odie menyapaku.
"pagi die.. Pagi mama, tante.."
"pagi rio.." jawab mama dan tante laras nyaris serempak.
"ngopi dulu yo.." odie menawariku.
"makasih die.." aku menarik kursi dan duduk di samping odie.
"gimana tidurnya semalam... Nampaknya nyenyak banget, aku aja sampe nggak tega bangunin kamu.." ujar odie sambil menuang kopi ke dalam cangkir dan memberikan padaku.
"makasih... Iya die aku susah tidur semalam.." aku mengambil cangkir dari tangan odie.
"memangnya kenapa sampai susah tidur, mikirin apa..?" tanya mama.
Aku langsung teringat dengan kejadian semalam.
"ma..." aku melihat mama.
"ada apa sayang?" mama menjawab dan melihatku agak heran.
"semalam rio seperti melihat kak faisal ma..."
mendadak odie dan tante laras menatapku.
"kamu melihat almarhum?" tanya tante laras tak percaya.
"entah lah tante, tapi sepertinya itu nyata.. Soalnya rio juga merasa kak faisal memanggil manggil rio.." aku memutar mutar cangkir diatas meja.
"mungkin kamu cuma bermimpi aja nak.." mama terlihat seperti agak kalut.
"nggak tau juga sih ma... Cuma rasanya kayak bukan mimpi sih... "

"jam berapa kejadiannya?" selidik tante laras.
" kisaran jam satu tante.." aku mengingat ingat.
"apa kamu yakin?" odie mulai ragu.
"aku tak pernah ngawur die.. Kalau aku berani mengatakannya itu karena aku merasa yakin."
jawabku gelisah.
"ya allah.. Ada apa lagi ini.." wajah mama nampak susah.
"bukannya faisal meninggal dalam kecelakaan... Tapi apa mungkin ia belum tenang di alam sana?"
tante laras nampak seperti hendak menangis.
"itu juga yang aku takutkan, soalnya kak faisal meninggal dalam kecelakaan.." aku nyaris bergumam.
"saat kecelakaan itu ia lagi banyak masalah.. Aku takut dek laras.." ungkap mama terdengar kuatir.
"aku tak percaya hal hal seperti itu, mana mungkin orang yang sudah meninggal arwahnya bisa kemana mana.. Bukannya dalam agama kita yang namanya orang meninggal itu kan ruhnya kembali ke allah.." odie tersenyum padaku.
"iya odie aku juga tau.. Itulah yang jadi masalahnya sekarang, kalau sampai setan meniru almarhum dan mendatangiku, tujuannya itu apa?" aku bertanya pada odie.

"mungkin ada satu hal yang masih mengganjal sewaktu meninggalnya kak faisal dan hanya kamu yang bisa menjawabnya. Apa kamu punya janji sama almarhum?" odie bertanya dengan serius.
Aku berpikir keras mengingat ingat apa ada urusanku dengan kak faisal yang belum tuntas. Rasanya aku tak pernah punya hutang padanya. Apalagi berjanji yang macam macam.
"rasanya nggak die.. Aku nggak merasa ada urusan yang belum selesai dengan almarhum, aku bingung die..." aku terpekur menatap kue dalam piring tanpa ada selera untuk menyentuhnya.
"sudahlah rio jangan terlalu kamu pikirkan, bisa saja kan kamu cuma bermimpi dan seolah olah merasa itu nyata, aku juga sering kok mengalami hal seperti itu... Mungkin kamu kangen sama kak faisal lalu terbawa hingga ke mimpi.." odie terdengar yakin.
"semoga aja ya die.." aku berharap.
Mama tak menimpali apa apa, ia kelihatan agak melamun demikian juga tante laras.
"ma.. Mikirin apa?" aku menyadarkan mama dari lamunan.
"nggak rio... Mama cuma kepikiran aja.. Beberapa hari yang lalu mama juga sempat bermimpi ketemu almarhum kakakmu itu. Wajahnya nampak sangat sedih." mata mama berkaca kaca.
"benarkah itu ma?" aku jadi penasaran.
"iya nak, waktu mama tanya ia tak menjawab hanya menggelengkan kepala saja. Setelah itu ia menangis." ungkap mama setengah berbisik.
"apa mimpi itu ada artinya ya ma?" tanyaku penasaran.
"entah lah.. Mama harap itu hanya sekedar mimpi saja, mama sudah hampir melupakannya kalau saja kamu tak bercerita kamu melihat almarhum." jawab mama.
"bagaimana kalau kita ziarah ke makamnya faisal.." tante laras menganjurkan.
"kamu betul laras, lebih baik kita ke makam faisal..." mama menyetujui.
"kalau gitu aku mandi dulu ya ma.!" odie beranjak dari kursinya.
"iya buruan, habis itu mama juga mau mandi. "jawab tante laras.
"papa kemana ma?" aku bertanya ke mama.
"tuh lagi di depan sama om beno main bulutangkis." jawab mama sambil menunjuk ke arah pekarangan.
Aku menoleh, benar saja ternyata papa lagi sama om beno.
"aku mau ke depan metik bunga dulu ya kak.." tante laras berdiri.
Mama mengangguk dan ikut berdiri.
"iya dik.. Kalau begitu kakak bersiap siap dulu sekalian mau bilang ke papanya rio kalau hari ini kita ziarah.."
tante laras tersenyum dan mengangguk lalu meninggalkan aku dan mama.
"entah kenapa rio, mama yakin kalau yang kamu lihat itu memang almarhum kakakmu.." desah mama terdengar letih.
"aku juga gitu ma, rasanya yakin sekali.." jawabku pelan.
"nanti kita bahas lagi masalah ini, sekarang kamu bersiap siap dulu lah.." mama menepuk pundakku lembut.
"iya ma.." aku berbalik ke kamar lalu mandi.


**************

PELANGI DI LANGIT BANGKA (KISAH RIO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang