Prolog

1.6K 70 4
                                    

Prolog

***

GADIS kecil itu menatap ikan hias yang terletak di dalam akuarium besar yang berada di salah satu sudut rumah sakit. Ikan yang berenang-renang dengan bebas, bernapas melalui insang dengan begitu teratur.

Namun mendadak, ikan-ikan hias yang cantik itu tak lagi menjadi titik fokus si gadis kecil. Titik fokusnya berpindah tempat pada sosok di luar sana yang terlihat sedikit kabur karena terhalang air dalam akuarium.

Dengan rasa penasaran, ia langsung berlari keluar rumah sakit untuk melihat lebih jelas siapa sosok yang tak sengaja dilihatnya tadi.

Sosok itu semakin terlihat jelas. Laki-laki sebayanya dengan poni yang menutupi dahi dan kemeja putih berlengan pendek serta celana selutut yang begitu menampilkan aura laki-laki kecil itu. Sangat tampan dalam segi ukuran anak-anak.

"Hai!" seru gadis kecil itu dengan sangat antusias. Ia sudah berdiri di hadapan laki-laki kecil dengan secepat kilat.

Laki-laki itu tersenyum tipis. Entahlah. Kelihatannya, laki-laki itu sedikit pemalu. Terbukti, ia langsung menundukkan kepalanya.

"Kamu kenapa sendiri? Orang tua kamu mana? Kata Papaku, jangan main sendiri, nanti takut hilang!"

Laki-laki itu mengerutkan dahinya. Bingung dengan apa yang diucapkan oleh gadis di hadapannya itu.

Gadis kecil itu tersenyum manis memamerkan gigi ompongnya karena terlalu sering memakan lolipop.

"Cantik, ayo pulang." Pria dewasa berusia awal 30-an itu memanggil perempuan kecil itu dari arah Utara. Tersenyum pada anaknya yang selalu ia panggil dengan sebutan Cantik.

"Hey! Biar kamu nggak sendiri lagi, mulai sekarang kita berteman, oke?" Gadis kecil itu tersenyum dengan sangat manis. "Sebagai tanda pertemanan kita, besok malam aku tunggu kamu di Bianglala Pasar Malam yang ada di pertigaan dekat rumah sakit, ya! Daaaahh."

Gadis itu memutar balik tubuhnya untuk menghampiri pria dewasa yang tadi memanggilnya. Rambutnya yang dikuncir kuda terlihat bergerak ke kanan dan kiri seirama dengan langkahan kakinya.

Perlahan, senyum laki-laki kecil itu mengembang dengan indahnya.

***

BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang