BAB 9

429 27 4
                                    

TUGAS sekolah yang mengharuskan Alana berada di tempat ini sekarang. Tugas perorangan, dan Alana butuh akses internet untuk mengerjakan tugasnya.

Sebenarnya bisa saja, sih, Alana mengerjakannya di rumah Arfan, menggunakan Wi-Fi di sana. Tapi ia butuh refreshing sambil mengerjakan tugas agar tidak cepat bosan.

Dan di sini lah sekarang Alana berada. Di sebuah café yang menyediakan kopi dan berbagai macam roti. Dengan memanfaatkan Wi-Fi yang ada, Alana mulai mengerjakan tugasnya dan ditemani Caramel Macchiato dan sepotong roti.

Rencananya, Alana akan mengerjakan tugas-tugasnya bersama dengan Hana dan Manda. Tetapi mendadak kedua sahabatnya berhalangan yang membuat Alana mengerjakannya sendiri.

Alana merenggangkan otot-ototnya. Ia beristirahat sejenak sambil menikmati minumannya. Matanya menatap ke segala penjuru arah, untuk sekedar mengistirahatkan matanya.

Namun tiba-tiba, pandangannya terhenti pada satu objek yang kini menjadi titik fokus manik matanya. Ia menyipitkan mata untuk memperjelas objek penglihatannya.

Ketika objek penglihatannya terlihat jelas, Alana membelalakan matanya dan tak kuasa menutup mulutnya secara refleks karena terkejut.

"Kayla sama Dion? Ngapain?" tanya Alana pada diri sendiri dengan volume suara yang sangat pelan.

Terlihat beberapa meter dari tempat Alana terduduk, tepatnya bada sofa yang berada di pojok ruangan, Kayla tengah menangkup wajahnya dengan Dion yang merangkul bahunya. Dari gerak-geriknya, Alana mampu menyimpulkan bahwa Kayla tengah menangis dan Dion menenangkannya.

Alana berpikir biasa saja. Mungkin Kayla sedang bercerita pada Dion mengenai pertunangan Alana dan Arfan. Mendadak, Alana melihat Kayla dengan perasaan tak tega seperti ini.

Namun pemikiran Alana harus hancur dan digantikan oleh pemikiran baru ketika Dion mengucap sesuatu yang tak bisa Alana dengar kepada Kayla. Kayla menjauhkan telapak tangan dari wajahnya yang memerah akibat menangis dan menatap Dion.

Terlihat dengan jelas bahwa Dion meraih sesuatu dari dalam tasnya, dan diberikannya kepada Kayla. Alana benar-benar terkejut ketika Dion memberikan sebuket bunga mawar merah yang indah yang diberikan kepada Kayla.

Kayla yang terkejut tak kuasa menahan tangisnya. Tangis yang terlihat bahagia karena terdapat senyuman bahagia di wajah perempuan cantik itu. Kayla langsung menerima sebuket mawar merah yang diberikan Dion dan langsung memeluk Dion dengan sangat erat.

Alana benar-benar terkejut melihat pemandangan itu semua.

Kayla sama Dion ... selingkuh?

Keterkejutannya bertambah ketika getaran diponselnya menampilkan nama Arfan yang memanggilnya.

Alana langsung menerima panggilan itu.

"Lo di mana?" tanya Arfan to the point. "Gue udah di depan café."

Alana terkejut mendengar pernyataan Arfan. "Hah? Eh--bentar-bentar gue ke sana sekarang juga!"

Alana langsung mematikan panggilannya dan langsung bergegas membereskan barang bawaannya. Masa bodo dengan laptop yang langsung ia tutup tanpa mematikannya terlebih dahulu. Yang terpenting sekarang adalah Arfan tidak boleh melihat apa yang Alana lihat barusan.

Alana langsung berlari menuju dimana Arfan berada. Arfan memang akan menjemputnya--karena tuntutan Rangga dan Maysha. Tadinya sebagai ajang untuk modus, Alana ingin menraktir Arfan dulu di café ini. Tapi karena ada Kayla dan Dion yang sedang berduaan, Alana mengurungkan niatnya.

BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang