BAB 21

368 21 0
                                    

HARI ini Arfan dan Alana sudah mulai masuk kuliah. Setelah berlibur di Bali minggu lalu, Arfan dan Alana sudah benar-benar siap menyambut hari baru, dan tantangan baru, tentunya

Jalanan Ibu Kota tidak terlalu padat. Entah apa yang membuat jalanan ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Walau kemacetan masih tetap terjadi di beberapa titik, tapi untung saja jalanan menuju Universitas Cakrawala tidak padat.

Alana membaca buku panduan yang ada di pangkuannya kini. Sedangkan Arfan tengah fokus mengendarai mobilnya. Alana tidak sabar untuk segera sampai di kampusnya dan bertemu orang-orang baru di sana.

Senyuman di wajah Alana pun tidak memudar karena statusnya kini sudah resmi menjadi seorang mahasiswi. Ah! Senangnya menjadi seorang mahasiswi.

"Lo mau diem di situ terus sampe kapan?" tanya Arfan membuat Alana tersadar bahwa kini keduanya sudah sampai di kampus.

Alana tersenyum dan langsung keluar dari mobil Arfan.

Arfan dan Alana tidak berjalan bersamaan karena fakultas keduanya tentu saja berbeda. Arfan berada di gedung B sedangkan Alana berada di gedung C. Kedua gedung ini sebenarnya berhadapan. Namun untuk melaluinya, tidak dengan jalan yang sama.

Alana menuju kelasnya yang berada di lantai 2 gedung C. Alana menaiki lift dan menekan tombol angka 2 untuk segera sampai di lantai ruang kelasnya.

Sebenarnya, bisa saja Alana menggunakan tangga. Tetapi Alana tidak ingin sesuatu terjadi kepadanya dan membuat dirinya merepotkan banyak orang.

Alana berjalan memasuki ruang kelasnya. Kelas barunya, bersama teman-teman barunya. Alana tersenyum ketika mendapati bangku kosong yang terletak tepat di sebelah Olivia.

"Hey, pagi!" seru Alana kepada Olivia, Farel, dan satu orang laki-laki berwajah oriental yang tidak Alana kenali yang kini tengah asyik mengobrol dengan Olivia.

"Pagi." Ketiganya balas menyapa Alana.

Alana pun terduduk pada bangku kosong di sebelah Olivia.

"Alana, kenalin ... ini Felix, pacar gue. Dia psikolog juga tapi waktu tes dia di ruang sebelah." Olivia mengenalkan laki-laki bernama Felix itu.

Felix mengulurkan tangannya. "Felix Alexander."

Alana tersenyum dan membalas uluran tangan Felix. "Alana. Alana Calista."

***

JAM makan siang ini Alana, Olivia, Farel, dan Felix habiskan di kantin. Menyicipi makanan yang dijual di kantin ini. Memang harganya lumayan jauh di atas jajanan kantin di SMA, tetapi kualitas makanan di sini juga tidak dapat membohongi harga. Kualitasnya cukup baik dan rasanya pun lezat.

Alana memilih untuk memakan mie ayam bakso yang katanya paling popular di Universitas Cakrawala. Bahkan Mang Udin--nama penjual mie ayam bakso--juga dikenali oleh seluruh warga kampus.

Alana menikmati makan siangnya, hingga pada akhirnya matanya menangkap laki-laki yang sangat familier tengah terduduk pada bangku kantin beberapa meter di hadapan Alana bersama seorang perempuan berambut ombre tosca yang baru pertama kali Alana lihat.

Laki-laki itu Arfan. Ya. Arfan tengah berduaan bersama seorang perempuan cantik dengan canda tawa yang menghiasi keduanya.

Suhu di sekitar Alana mendadak memanas entah mengapa. Alana juga merasa sedikit kesal ketika mendapati perempuan itu curi-curi kesempatan untuk menyandarkan kepalanya di bahu Arfan. Sedangkan Arfan tidak menolak dan malah menerimanya.

"Alana, lo liatin apa, sih?" tanya Olivia yang menyadari tatapan Alana.

Alana yang langsung tersadar pun langsung menggelengkan kepalanya dan melemparkan senyum manis ke arah Olivia.

BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang