BAB 19

374 21 1
                                    

07:12 Waktu Indonesia bagian Tengah

PESAWAT Garuda Indonesia dengan tujuan Jakarta - Bali sudah mendarat di Bandara Ngurah Rai sejak 10 menit yang lalu. Arfan dan Alana menantikan koper bawaan mereka di Conveyor Bandara.

Dua buah koper dengan ciri khas yang sudah diberikan Arfan dan Alana terlihat berjalan di atas Conveyor Bandara, segera keduanya meraihnya dan disimpannya di atas trolley. Kemudian Arfan dan Alana langsung berjalan ke luar area bandara.

Ketika sudah berada di luar bandara, Arfan dan Alana langsung masuk ke dalam taxi yang sudah bertengger di dekat pintu masuk. Sopir taxi membantu untuk membawakan koper milik Arfan dan Alana dan dimasukkannya ke dalam bagasi.

"Mulia Resort, ya, Pak!"

Arfan dan Alana menyandarkan tubuhnya pada jok penumpang bagian belakang. Memejamkan matanya sejenak.

"Mas sama Mbak ini dari mana?" tanya sopir taxi itu dengan name tag yang tergantung pada kabin mobil bertuliskan I Gusti Setia Budi.

Arfan tersenyum ketika sopir taxi tersebut. "Kami dari Jakarta."

Sopir taxi itu menganggukkan kepalanya. "Mau bulan madu? Mas sama Mbak nikah muda, ya, seperti saya dulu."

Pertanyaan yang dilontarkan oleh sopir taxi itu membuat kedua mata Alana yang semula terpejam, kini refleks terbuka lebar beriringan dengan kedua pipinya yang bersemu merah. Sama halnya dengan Arfan. Kedua pipi Arfan juga bersemu merah.

Arfan dan Alana tidak tahu harus menjawab apa. Hasilnya, yang diberikan hanyalah senyuman kikuk dan tertawa kecil sedikit dipaksakan.

Alana memerhatikan jalanan sekitar. Pemandangan Pantai Kuta yang terlihat sangat indah membuat Alana merasa nyaman. Ia tak sabar untuk segera sampai hotel, dan menikmati suasana Bali bersama Arfan. Laki-laki yang dicintainya.

"Sudah sampai," ucap sopir taxi ketika mereka sudah sampai di sebuah hotel yang berada di kawasan Nusa Dua, Bali.

Alana menatap hotel berbintang di hadapannya dengan berkali-kali berdecak kagum. Ketika baru saja keluar dari taxi, petugas hotel sudah menyambutnya dengan ramah dan mempersilakan Arfan dan Alana untuk masuk ke dalamnya.

Arfan mulai berjalan menuju resepsionis untuk melakukan check in. Rangga sudah memesan 2 kamar untuk Arfan dan Alana dengan kamar mewah yang dua-duanya menghadap langsung ke arah laut. Setelah melakukan check in, Arfan diberikan 2 buah kunci kamar oleh petugas resepsionis, dan dibantu oleh petugas hotel lain untuk membawa barang bawaannya dengan Alana.

Kamar keduanya terletak di lantai 4. Kamar ini juga sudah dipilih oleh Rangga dan Maysha untuk Arfan dan Alana. Sekali lagi, Alana benar-benar takjub dengan kemewahan hotel ini.

Petugas hotel mengantarkan keduanya sampai berada tepat di depan kamar keduanya.

"Ini barang bawaannya. Jika ada yang bisa kami bantu, Mas dan Mbak bisa segera menghubungi kami," ujar petugas hotel itu disertai dengan senyumannya yang ramah.

Arfan dan Alana sudah memegang masing-masing kunci kamar. Keduanya langsung memasuki kamar masing-masing dan membawa barang bawaannya masing-masing. Untuk pagi ini, biarkan mereka beristirahat terlebih dahulu.

***

"PARAH banget, sih, lo Na! Liburan ke Bali nggak ngajak-ngajak kita berdua," protes Manda dan memasang raut wajah cemberutnya.

Alana baru saja bangun dari tidur siangnya. Namun entah dari mana kedua sahabatnya ini mengetahui bahwa dirinya dan Arfan sedang berlibur di Bali. Alhasil, kedua sahabatnya ini langsung mengajak Alana untuk video call group.

BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang