BAB 15

427 21 9
                                    

PEKAN ini adalah pekan tersibuk bagi siswa-siswi kelas 12. Tidak hanya menjadi pekan tersibuk, tetapi menjadi pekan menegangkan.

Minggu ini seluruh kelas 12 se-Indonesia melaksanakan Ujian Nasional yang akan menentukan masa depan mereka. Minggu ini merupakan sebuah gerbang menuju masa depan dan lembaran baru, tentunya.

"Fan, gue masih nggak ngerti trigonometri, deh," ucap Alana ketika Alana dan Arfan sudah berada di dalam mobil, hendak menuju sekolah.

Arfan yang awalnya terfokus pada mesin mobilnya, namun ketika mesin mobilnya sudah menyala, Arfan menjawab, "Trigonometri gampang, kok. Asal lo ngerti rumus dasarnya, kayak sin, cos, tan, atau sudut istimewa dan rumus identitas trigonometri lo bakal ngerti ke yang lainnya."

Alana menggigit bibir bawahnya bingung. "Gue ngerti, sih, tapi ... dikit."

Arfan memutar bolamatanya sedikit sebal. "Nanti di sekolah, sebelum bel masuk, gue ajarin lo. Di kantin."

***

"NAH, kalo sin alpha sama cos alpha udah ketemu hasilnya, lo bisa nyari hasil dari tan alpha." Arfan menunjuk ke arah buku catatan yang tengah diamati oleh Alana, sekaligus Alana mengisi latihan soal yang diberikan oleh Arfan. "Rumus tan alpha apa? Lo inget, kan?"

Alana mengangguk mantap. "Cos alpha dibagi sin alpha, kan?"

Arfan langsung menggeleng mendengar jawaban Alana yang melenceng. "Terbalik, itu."

"Ohhh! sin alpha dibagi cos alpha!" seru Alana dengan antusias.

"Jadi jawabannya ...." Arfan melirik Alana, menanyakan hasil akhir dari soal yang diberikan oleh Arfan.

"Akar tiga! Bener, gak?"

Arfan mengangguk mantap mendengar jawaban Alana. Lalu senyum tipis muncul pada wajah Arfan. "Oke. Masih ada sisa waktu 10 menit, gue mau lo isi soal nomor 12 dan 21, ya!" seru Arfan seraya menunjuk ke arah nomor yang tertera pada buku pegangan siswa.

Alana tersenyum sumringah dan penuh semangat. Senyumannya itu memamerkan deretan gigi rapi nan bersihnya. "Siap, Pak Bos!"

***

BEL pertanda berakhirnya ujian di hari ini pun terdengar. Sebagian siswa sudah lebih dulu meninggalkan ruangan. Sedangkan Alana, ia baru saja keluar ruangan bersamaan dengan pengawas ujian hari ini.

"Muka lo asem banget, Na," ucap Hana menahan tawa ketika melihat Alana keluar dari ruangan ujian.

Hana dan Manda sudah lebih duku keluar ruangan. Hana yang memang karena kepintarannya, sedangkan Manda yang menggunakan trik jitu, seperti menghitung kancing.

"Rasanya gue dibunuh perlahan sama soal Matematika." Alana menampilkan wajah lesu.

Hana dan Manda tertawa melihat ekspresi Alana. Lumayan, lah, setelah stress menghadapi soal matematika, baik Hana dan Manda merasa terhibur dengan ekspresi Alana.

"Tapi bukannya tadi sebelum bel masuk lo diajarin sama Arfan, ya, di kantin? Kok masih keliatan kesiksa juga?" tanya Manda menatap Alana dengan bingung.

Hanya mendengar nama Arfan, mood Alana naik sekitar 1 hingga 2 tingkatan. "Iya! Gue tadi diajarin sama Arfan materi trigonometri, dan gue ngerti sama materinya. Buktinya tadi bagian soal trigonometri, gue lancar jaya ngerjainnya."

BianglalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang