"perjuanganku baru saja dimulai."
~Aldo~
****
Seperti hari sebelumnya matahari sudah menampakkan sinarnya dari ufuk timur ke arah barat, memulai perjalananya menyinari dunia.
Ini adalah suasana pagi hari di kota Bandung, udara dengan polusi yang masih sedikit.
Dan disebuah rumah mewah tepatnya disebuah kamar, seorang remaja lelaki telah bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai, ia kemudian bergegas turun untuk menemui keluarganya."Pagi semua" sapanya dengan sedikit senyum.
"Pagi sayang kemarilah sarapan bersama kami." Kata sang bunda dengan lambaian tangan, menyuruh putranya untuk mendekat."Enggak Bun, nanti Aldo sarapan di kantin sekolah aja Aldo udah hampir terlambat" Aldo kemudian menyalami ayah, bunda dan berpamitan. Langkah kakinya beranjak mengambil sebuah kunci motor yang tergeletak di samping guci berwarna biru kesukaan bunda.
"kamu jangan sampai telat makan, jangan kelelahan juga jangan sampai telat minum obat." Walaupun samar suara bunda masih bisa didengarnya yang berjalan terburu buru.
"Iya Bun!"
jawab Aldo dengan sedikit berteriak, dirinya sudah berada diatas motornya dan sudah siap untuk berangkat.Hari ini Aldo sangat sial, sudah bangun terlambat, lalu terjebak macet ditengah jalan. Sepertinya hari ini keberuntungan tak menghampirinya.
Dan benar saja, seperti katanya tadi. Didepan gerbang sudah ada guru BK dengan tatapan tajam, belum setajam silet sih tapi mampu membuat Aldo merasa seperti penjahat kelas teri yang tertangkap basah.
Pintu gerbang memang masih terbuka lebar, tapi sudah ada guru yang siap menagkap setiap murid yang teladan sekali datang terlambat. Seperti sekarang ini, Aldo sudah berada di depan guru BK yang benar-benar seperti akan memakannya.
"Aldo kenapa kamu terlambat?, Kamu tau kan di sekolah ini kalau ada yang terlambat pasti mendapat hukuman?" Pertanyaan yang langsung Aldo dengar dari guru BK di depannya.
"Iya pak," jawab Aldo, kepalanya menunduk karena sinar matahari menyoroti wajahnya. Juga karena tatapan guru didepannya yang sungguh tidak enak untuk dipandang.
"Nah karena kamu tau kalau kamu terlambat bapak akan hukum kamu." Kata Pak Joko yang disambut dengan tatapan kaget serta memelas dari Aldo.
"jangan dong pak, saya kan terlambat gegara tadi macet di jalan." Jelasnya yang hanya mendapat tatapan tajam dari guru didepannya.
"Halah alasan saja kamu, saya tidak terima alasan apapun! Peraturan disekolah ini kalau ada murid yang terlambat adalah dihukum, tidak ada toleransi lagi." Tegas pak Joko, biar bagaimanapun tugasnya di sekolah ini adalah untuk mengurus siswa siswi yang sulit seperti ini. Karena dirasa akan sia-sia makanya Aldo hanya diam, menerima kalau paginya akan dia habiskan dengan menjalankan hukuman.
"Sekarang kamu bersihkan toilet laki-laki yang ada di lantai dua, setelah itu kamu baru boleh masuk kelas." Aldo memang sedang sial, dan kesialannya hari ini terus saja bertambah.
"Yah, pak tapi. Kenapa harus toilet?" Kelas Aldo sekali lagi, mendengar kata toilet sudah membuat Aldo merasa malas seketika, lebih baik jika disuruh untuk menyapu halaman sekolah saja. Dirinya kan bisa sambil melihat siswi yang sedang berolahraga.
"Nggak ada tapi tapian kamu melangar peraturan jadi harus dihukum, dan hukuman dari saya ya itu. Nggak ada penolakan lagi, cepat kerjakan atau saya tambah!" Geram pak Joko, Aldo yang melihatnya hanya mengangguk kemudian bergegas melangkah dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUTTÉ (End)
Teen FictionBerusaha bertahan dari hasil terburuk sekalipun. Obat yang paling ampuh untuk jantungku yang terus berdetak tak karuan itu adalah dirimu, hanya berada disampingmu saja jantungku terasa lebih baik, karna kamu adalah sumber kekuatanku ~ Aldo Brawijaya...