-Ini endingnya, tapi kok panjang loh saya tuh ngetiknya apa aja toh-
~ sebelum besok menyapa aku ingin melihatmu lebih dekat, mendengar suaramu lebih banyak dan mendekapmu lebih erat.
Karena untuk sekarang, besok selalu menjadi rahasia ~
✨ Lutte ✨
Aldo terkejut dengan semua kejadian yang terlalu cepat terjadi, bahkan Aldo kembali mendapatkan serangan setelah pemakaman Rendi selesai dilakukan. Aldo memang bandel dia bersikeras untuk mengantar sahabatnya untuk yang terakhir kali tanpa melihat kondisi tubuhnya yang belum benar benar pulih.
Dan sekarang ruang ICU kembali menjadi tempat Aldo mendekam, lebih tepatnya Aldo terpaksa disana karena kesalahannya sendiri. Berteman dengan masker oksigen juga berbagai alat medis yang menempel ditubuhnya.
Pintu terbuka mengalihkan perhatian Aldo yang semula menatap langit langit diruangan nya, beralih menatap pintu yang terbuka dengan seorang wanita yang melangkah masuk menuju dirinya dengan senyum.
" Kamu udah sadar nak ?, Bunda kangen sama kamu ." Itu Reya yang datang dengan senyum. Menyapanya kemudian mendekat dan mengusap kepalanya lembut.
" Iya Bun," jawab Aldo lemah . " Bunda kapan Dateng kesini ?, Sama adek enggak bun ?" Tanya Aldo masih menikmati usapan lembut dikepalanya, membuatnya sedikit tenang juga merasa baik.
" Bunda dateng sama adik kamu juga sama Mario, " kata Reya matanya beralih menatap sekeliling ruang rawat Aldo yang seharusnya semua alat disana sudah familiar dimatanya. Tak berani menatap Aldo yang sudah menatapnya terlebih dahulu .
" Bunda udah nemuin kebahagiaan bunda sekarang ?," Tanya Aldo yang kembali berucap . Lirih namun masih sanggup didengar oleh Reya .
" Iya, bunda bahagia sekarang ." Jawab Reya, sedangkan Aldo mencoba tersenyum sendu. Bunda sudah mendapat kebahagiaannya, namun hatinya kenapa sakit.
" Maaf ya bunda kalau selama ini bunda nggak pernah bahagia kalau sama aku, maafin ayah juga bunda karena ayah dan aku bunda enggak bahagia ." Jawab Aldo masih dengan senyum sendunya.
" Bunda bahagia sayang, bunda bahagia sama kamu. Dan bunda juga udah maafin ayah kamu, kita sudah saling memaafkan dan sudah sepakat untuk memulai semuanya dari awal lagi sebagai teman. "
" Bunda Aldo mau ketemu sama adek," pinta Aldo kemudian dianggurin oleh Reya yang selanjutnya berjalan keluar ruangan untuk memanggil Vani.
" Abangggg ish Vani kangen banget sama bang Aldo . Abang kenapa lagi sih kok masuk rumah sakit mulu ?, Makanya bang jangan bandel kan Vani nggak bisa nemenin bang Aldo kalau Abang kenapa napa." Pintu terbuka dengan Vani yang menggunakan baju khusus untuk masuk di ruangannya. Dengan suara yang agak berisik juga dengan sifat hebohnya yang langsung membuat Aldo tersenyum ditempatnya.
" Ishh adek, Abang kan lagi sakit masa dimarahin mulu," Aldo berpura pura sedih. " Nggak kangen apa sama Abang hmm ?" Tanya Aldo kemudian, masih memperhatikan kelakuan adiknya yang masih saja cemberut .
" Ihh adek kangen Abang," tiba tiba saja Vani memeluk Aldo namun dengan berhati hati karena masih banyak alat yang terpasang ditubuh Aldo.
Kemudian adik kakak itu saling bercerita, sebenarnya yg bercerita hanya Vani dan Aldo hanya mendengarkan adiknya yang terus saja mengoceh. Sesekali keduanya tertawa karena lucu, ataupun sesekali Vani mendapat cubitan karena Aldo gemas kepada adiknya .
KAMU SEDANG MEMBACA
LUTTÉ (End)
Teen FictionBerusaha bertahan dari hasil terburuk sekalipun. Obat yang paling ampuh untuk jantungku yang terus berdetak tak karuan itu adalah dirimu, hanya berada disampingmu saja jantungku terasa lebih baik, karna kamu adalah sumber kekuatanku ~ Aldo Brawijaya...