Perkenalan

5.3K 266 34
                                    

"kau tak pernah tau
Bahwa disini aku yang selalu menunggu, dan kau juga tak pernah tau, bahwa aku akan selalu menunggu"

~LUTTE~

****

🍁🍁🍁


Hari ini tepat satu Minggu Aurel sudah menjadi siswi di SMA Bina Bangsa. Tapi gadis itu masih belum tau nama cowok yang menolong dia tempo hari.

Aurel akui, dirinya tertarik dengan cowok itu. Walaupun mereka satu kelas, tapi Aurel bisa lihat bahwa cowok itu sulit untuk didekati. Aurel yang duduk dibarisan paling kanan selalu bisa mencuri pandang ke arah depan dimana cowok yang belum dia tau namanya itu duduk. Yang sejak awal bertemu sudah berani menggenggam tangannya, membuat Aurel selalu salah tingkah saat mengingatnya.

Saat Aurel pertama kali masuk kelas ini, dirinya disambut dengan baik. Duduk disamping gadis ramah, baik juga sopan bernama Sharen Agata. Mereka berdua langsung akrab, dan Aurel juga langsung merasa nyaman.

Kata Sharen, cowok itu namanya Aldo Wijaya. Anak dari seorang pengusaha yang bisa dibilang lumayan kaya. Sharen juga bilang kalau Aldo orangnya cuek, pelit senyum, dingin, dan nggak peduli sama hal disekitarnya. Tapi Aurel merasa berbeda, Aldo yang ditemuinya tempo hari bukan orang yang seperti itu, bahkan Aldo mau mengantarnya ke ruangan kepala sekolah.

"Dia, punya kembaran ya?" Aurel bertanya, pasalnya Aldo yang diceritakan dengan Aldo yang ditemuinya itu berbeda.

"Enggak ada, yang gue tau dia anak pertama dan punya adek cewek." Jelas Sharen lagi, sedangkan Aurel hanya mengernyit bingung--kenapa bisa beda.

Tapi selama satu Minggu ini omongan Sharen ada benarnya juga, Aurel tidak pernah melihat Aldo berbicara dengan orang lain kecuali dua orang cowok yang terlihat selalu bersama Aldo.

Sharen bilang Aldo itu tipe cowok-cowok badboy. Tapi badboy itu apa cuma bisa diliat karena rambut yang berantakan?, baju seragam yang terkesan nggak rapih?, Tatapan mata dingin?, Apa karena Aldo juga cuma bicara sama dua orang temennya?,
Apa karena semua itu seseorang di cap sebagai badboy? Aurel nggak paham.

Tapi satu-satunya orang yang belum secara resmi berkenalan dengannya hanya Aldo di kelas ini. Dan Aurel sudah memantapkan hatinya sekarang, dirinya akan berkenalan dengan penolong hari pertama dirinya masuk ke SMA ini. Karena Aurel rasa dirinya anak baru jadi harus memberikan kesan terbaik kan?.

Sekarang waktu yang tepat untuk Aurel, bel istirahat sudah berbunyi. Dan dikelas ini hanya tersisa Aurel dengan Aldo. Aurel berjalan mendekat, Aldo masih menelungkupkan kepalanya di atas meja--mungkin tidur.

Mendengar apa kata Sharen tentang Aldo, Aurel merasa sedikit gugup. Tapi dirinya terus melangkah, memantapkan hatinya.

"Hhuuuhhhh...." Aurel menghela nafasnya, dirinya benar benar gugup. Tangannya terasa dingin, dan matanya masih menatap lurus ke arah meja didepannya.

"Hai, boleh kenalan nggak?" Suara Aurel sedikit bergetar, seumur-umur dirinya belum pernah seberani ini.

Tapi beberapa detik berlalu, dan tidak ada respon yang Aurel dapat. Sekali lagi, suara Aurel sedikit dia keraskan.
"Hai, Lo yang udah nolongin gue waktu kemaren kan? Gue mau berterima kasih sama lo dan gue mau kenalan juga sama lo."

Aurel berhasil, Aldo yang merasa terusik mengangkat kepalanya. Wajah bangun tidurnya membuat Aurel terpaku beberapa detik. "Ganteng juga" Pikir Aurel, matanya masih menatap cowok didepannya.

"Berisik!, Mau apa sih Lo?!" Bentak Aldo, tanyanya dingin. Aurel benar-benar merasa bahwa perkataan Sharen ada benarnya juga.

"Maaf kalau gue berisik, gue cuma mau tau nama Lo." Aurel berucap, kali ini tangannya dia ulurkan. Berharap mendapat balasan tapi tanggan nya hanya menggantung saja selama beberapa detik.

LUTTÉ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang