"Tuhan hanya memberiku waktu sebentar saja , dan aku bahagia pernah mengenal kamu dan mencintai kamu.
Terimakasih untuk semua bahagia yang pernah kita lewati bersama , karena kamu akhirnya aku telah bahagia ".
~Aldo brawijaya~
🍁🍁🍁
*****
Deru nafas yang terasa sulit itu kembali menguasai sunyinya malam , tangan itu kembali mencengkram bagian yang selalu membuatnya kewalahan , entah kemana oksigen saat ini , semuanya terasa menjauh dari sisinya .
Tangganya berusaha menggapai sebuah tabung putih yang terletak diatas nakas disampingnya . Semuanya terasa begitu sulit , sakit itu sungguh menyiksanya .
Akh...hh...
Erangan itu lolos dengan dirinya yang kembali bergulat dengan rasa yang semakin menyiksanya .
Keringat dinginpun sudah membasahi tubuhnya.Tabung kecil itu sudah berada dalam genggamannya . Tangganya bergetar , mencoba membuka nya namun berakhir dengan isinya yang berceceran .
Diambilnya salah satu obat kemudian diminumnya dengan tergesa tanpa bantuan air .
Namun bukannya mereda , rasa sakit itu masih saja menyiksanya dengan sangat . Tangganya beralih meremas sprei dibawahnya , menyalurkan setiap rasa sakit yang dirasakannya .
Berusaha mencari udara yang masih terasa kosong disekitarnya . Mulutnya sudah terbuka lebar hanya untuk menarik oksigen , namun nyatanya semuanya terasa hampa .
Tuhan, inikah akhirnya ?
Hingga akhirnya rasa sakit itu sudah menguasainya , membawanya kedalam kegelapan sekali lagi dan berhenti menyiksanya untuk kesekian kalinya .
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas namun Aldo baru saja keluar dari kamarnya .
Dengan rambut yang basah , juga dengan senyuman yang masih bertengger di wajah pucatnya , bahkan sensasi rasa sakit itu masih belum hilang .
Namun dirinya harus tetap terlihat kuat , dirinya tidak mau kembali ketempat yang hanya akan membuang waktunya dengan sia sia saja .
Sudah kelima kalinya Aldo selalu terbangun pada malam hari dan berakhir dengan dirinya yang selalu pingsan hingga pagi .
Yang Aldo tau , setelah keluar dari rumah sakit satu minggu yang lalu . Kinerja jantungnya seakan melemah , bahkan sehari kemarin tubuhnya benar benar terasa lemas , dadanya juga selalu terasa sesak .
Yang Aldo tau waktunya didunia mungkin tak akan pernah selama itu .
Karena rasanya tuhan telah memberikannya waktu yang sedikit lebih lama dari yang dulu dokter pernah katakan kepadanya .Untuk sekarang dirinya akan tetap baik baik saja , namun mungkin bukan untuk waktu yang lama.
Jam dipunggung tangganya sudah hampir menunjukkan pukul tujuh dan pastinya dia akan terlambat ke sekolah .
"Huh , dihukum lagi deh gue pasti " monolognya, segera saja Aldo bergegas menaiki mobil yang sudah dipersiapkan oleh ayahnya untuk dirinya .
Mungkin ayahnya sudah tau jika keadaannya melemah, sampai dirinya pun sudah tidak diperbolehkan membawa motor kesayangannya .
Waktu memang begitu cepat berlalu .
Dua puluh menit ditempuh Aldo untuk berangkat ke sekolah .Begitu sampai, pintu gerbang sudah tertutup rapat , dirinya terlambat sepuluh menit dan sudah dipastikan bahwa dia akan dihukum .
KAMU SEDANG MEMBACA
LUTTÉ (End)
Teen FictionBerusaha bertahan dari hasil terburuk sekalipun. Obat yang paling ampuh untuk jantungku yang terus berdetak tak karuan itu adalah dirimu, hanya berada disampingmu saja jantungku terasa lebih baik, karna kamu adalah sumber kekuatanku ~ Aldo Brawijaya...