hilang pada akhirnya .

2.3K 159 28
                                    


"Tiada yang salah
Hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua
Ini permainkanku
Berulang-ulang kali

Mencoba bertahan sekuat hati
Layaknya karang yang dihempas sang ombak
Jalani hidup dalam buai belaka
Serahkan cinta tulus di dalam takdir"

Manusia bodoh ~ Ada band


"Bunda ...." Gumam Aldo lirih ketika melihat seorang wanita yang kini berdiri didepan pintu dengan senyuman yang rasanya tak seindah dulu lagi , datang bersama adik perempuan yang juga sangat dia rindukan .

Terlihat adiknya yang berjalan menghampirinya yang sudah bersiap untuk pulang setelah hampir selama satu Minggu dirinya terkurung di Rumah Sakit .

" Bang Al ..." Suara pertama kali yang terdengar dari bibir mungil adik perempuannya , dengan senyum yang juga dibalas dengan hangat oleh Aldo , senyuman yang sangat dirindukannya.

Badannya hampir saja terjatuh setelah Vani langsung saja memeluknya dengan erat . Beruntung tubuhnya tak goyah dari tempat duduknya .

Kemudian terdengar tangisan lirih , namun rasanya entah mengapa menenangkan . Senang rasanya mendengar tangisan yg ditujukan untuk dirinya dari adik perempuannya . Dipeluknya dengan erat sambil mengumamkan kata kata penenang .

" Dek .... Abang kangen sama Vani , lama yah kita nggak ketemu ," sahut Aldo yang masih membawa Vani dalam pelukannya , rasanya adik kecilnya bertambah besar . Yang masih juga terdengar isak tangis namun sudah tak seperti tadi .

" Dek ...udah dong nangisnya masa ketemu Abang , mukanya jelek begitu ." Vani yang mendengarnya langsung beranjak dari Aldo kemudian menatap abangnya itu dengan wajah kesal . Sedangkan Aldo hanya tersenyum senang .

" Abang sih ... Sakit Mulu , udah gitu Vani kan sekarang nggak bisa jagain Abang terus , Vani juga kangen sama bang Aldo , kanggeeen banget . Rasanya Vani mau sama bang Aldo aja tinggal sama Ayah . Dirumah nenek soalnya banyak anak kecil yang usil ," ceritanya dengan muka yang ditekuk , namun terasa lucu dan menggemaskan untuk Aldo .

" Tapi kalau Vani tinggal sama Abang , bunda sendirian dong . Vani juga kasian sama bunda , kenapa sih kita harus pisah bang . Vani jadi nggak bisa ketemu sama Ayah ." Katanya sekarang ditambah bibirnya yang tambah manyun kedepan , membuat wajahnya terlihat semakin lucu .

Dilihatnya Bunda yang masih setia berdiri didepan pintu , seolah menunggu dipersilahkan untuk masuk , sambil memperhatikan dirinya juga Vani . Kemudian tatapannya beradu dengan mata sang bunda , sepertinya banyak hal yang ingin dikatakan kepadanya .

Kemudian ditatapnya lagi adiknya yang masih saja berbicara panjang lebar , kali ini sudah bukan tentang masalah mereka melainkan tentang teman barunya .

" Bang , disekolah Vani itu ada temen yang suka mengang mengang telinga orang . Telinga Vani aja udah sampai warna merah sakit banget , ada juga yang suka bikin gegara sama Vani sampai rasanya tuh dikelas sumpek banget ." Masih dengan cerita teman barunya , yah bisa dibilang adiknya memang baru saja pindah kesekolah baru , karena tak mungkin lagi bersekolah di sekolah yang lama. Ditatapnya lagi sang bunda yang masih saja berdiri didepan pintu .

" Silahkan masuk Bun ... ," Kata Aldo akhirnya dengan sedikit senyum yang terlihat terpaksa , adiknya juga ternyata terdiam , melihat bunda yang ternyata baru masuk setelah sebelumnya tak lagi dia perdulikan .

" Dek..," suara lembut bundanya memecah hening sesaat, setelah akhirnya menatap Vani yang ternyata masih memperhatikan setiap gerak dari sang bunda .

" Katanya tadi kangen sama ayah , nggak mau ketemu sama ayah ?" Vani yang sepertinya mengerti suasana yang terjadi , akhirnya bergerak pergi dari ruangan itu .

LUTTÉ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang