37

4.7K 319 9
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

AURORA POV

Aku menyenderkan kepalaku ke Paha Sakti yang sedang terduduk lemas di Sofa besarnya. Aku memainkan Game 1010 sambil mendengarkan musik dari Speaker yang dibawa oleh Sakti. Lagu Bruno Mars - That's what I Like, tangan Sakti juga memgang ponselnya dan bermain 8ball.

"Gimana Dagingnya anak-anak?" Tanya Papa Sakti, aku tertawa "Enak om, aku aja sampe susah jalan ke kamar" jawabku, Sakti mengangkat jempolnya tanda setuju.

Om Jhonny duduk didepan ku dan Sakti, "Aurora jadi masuk UI?" Tanya Om Jhonnya, Aku menglock ponselku dan berusaha untuk bangun. "Inshaa allah jadi Om, tapi mau nyobain Atma Jaya juga" jawabku, "mau om bantuin masuk UI?" Tanyanya, Aku menggeleng.

Mungkin aku bisa saja menerima tawaran itu, namun aku mau masuk ke UI atau universitas yang bagus dengan hasil jerih payahku sendiri "terima kasih om, mau nyoba berusaha sendiri" jawabku, lau diberi anggukan bangga oleh Om Jhonny.

"Bapak kamu masih di Jerman?" Tanya Om Jhonny, "'Masih om, Bapak belum nentuin pulang kapan" jawabku. Ah coba aku tidak kelas 12 aku mungkin sudah ikut terbang bersama Bapak ke Jerman. I miss mas Aldrin now.

"Saktiii!! Aurora! Ayokk masuk udah malam! Besok kita pulang dan kalian juga belajar" ucap Tante Sonya, Mama Sakti. Aku berdiri "permisi Om, Selamat Malam" ucapku, namun tanganku ditarik kembali duduk oleh Sakti.

"Ish" ucapku sambil menatap horror sakti yang sedang cengegesan, "ninggalin aja, bantuin dong" ucap Sakti. Aku mengroll eyes ku dan bangkit lalu menarik Sakti namun, dengan Sengaja Sakti memperberat tubuhnya.

Om Jhonny yang kuliat hanya menggelengkan kepalanya "om gak habis fikir sama kalian, sahabat dari lama gak ada sebersit rasa suka gitu?" Tanya Om Jhonnya, aku mendelik lalu menetralkan wajahku lagi "gak ada om! Hubungan kita murni Sahabatan. Orang dulu Sakti aja sampe minta bantuin aku untuk dapetin Jessica" ucapku, Sakti mencubit tanganku kecil aku memeletkan lidah kearah Sakti.

"Lah daripada lo, dua kali nangis dipelukan gue gara-gara cinta bertepuk sebelah tangan" ucap Sakti dengan nada meledek, "jadi lo gak mau gue curhat atau apa ke lo gitu? Oke Fine lo jangan pernah minta bantuan lagi ke gue kalau Jessica lagi kesel sama lo" ucapku kesal lalu meninggalkan Sakti dan Om Jhonny begitu saja. Aku menaiki tangga dengan menghentak-hentakan kakiku karena kesal.

Ah ini Efek aku lagi PMS, tapi sungguh aku sangat kesal!!

AUTHOR POV

Sakti memandang Papanya dengan muka bingung, Sakti sudah hafal dengan sikap Absurd Aurora. "Hayo Aurora marah" ucap Papa Sakti, Jhonnya.

"Cewek kalau lagi PMS gitu Sak, makanya be Careful" ucap Ibunya dari dapur, "ayuk pah ke kamar, udah malem" ajak Sonya dan meninggalkan Sakti yang masih bingung untuk memikirkan cara apa yang pas untuk meminta maaf dengan Aurora.

Sakti menuju dapur dan membuat Susu Cokelat Panas kesukaan Aurora, lalu membawanya dengan hati-hati menuju kamarnya.

"Raaa" panggil Sakti sambil mengetuk Pintu kamar Aurora, "ngapain! Sana hush hush" usir Aurora dari dalam kamar. Sakti tersenyum kecil. Persahabatan mereka memang lucu, dari main pukul-pukulan sampai sahabatan sedekat ini.

"Yahhh kan Sakti mau minta maaf" ucap Sakti dan tersenyum geli, "gak! Hush sana-sana" usir Aurora lagi.

Tanpa menunggu panjang dan tanpa sepertujuan punya kamar, Sakti langsung memasuki kamar Aurora. Ciri khas Aurora, tidak pernah mengunci pintu. "Nanti tolong bagi siapapun yang akan menjadi Suami Aurora! Tolong ingatkan dia untuk mengunci pintu!" Batin Sakti.

ONLY YOU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang