Hari ini matahari sedang bersemangat menyinari bumi terbukti dengan keluhan-keluhan manusia yang sedang melakukan kegiatan di luar ruangan. Salah satunya sekumpulan murid SMA Gharda yang sekarang berada di tengah lapangan mendengarkan instruksi guru olahraga mereka.
"Bapak akan melakukan penilaian. Absen satu sampai lima satu tim, enam sampai sepuluh satu tim, begitu seterusnya, paham?"
"Paham." Ucap mereka serentak, meskipun ada nada malas dari beberapa muridnya.
"Kita main basket pak?" Tanya Edo pada Pak Banu.
Pak Banu menggeleng. "Kita main voli. Bapak menilai dari skor ya jadi, ini tergantung tim bukan individu." Pak Banu mengambil toples yang terletak di sampingnya. "Kalian berkumpul sesuai tim, pilih ketua timnya, setelah itu maju ambil undian."
Semua langsung berpencar, mencari anggota setimnya.
"Absen sebelas sampai lima belas woi!" Teriak Farhan, ketua kelas XI IPA 2.
"Absen dua puluh siapa sih?"
"Eh! Gue gue!"
Salsha menghela napasnya. Menatap iri Ifa dan Gia. "Yah, pisah gue sama kalian."
Absen Gia dan Ifa memang urut. Gia tiga belas, Ifa empat belas. "Voli doang Sal."
"Iya, lagian lo jago kok main voli."
Salsha mendengus. "Ya deh. Gue kesana ya. Dah."
Gia dan Ifa membalas lambaian tangan Salsha. Tak lama teman setim mereka memanggilnya. "Gia! Ifa! Buruan!"
Setelah berunding, dan ketua mengambil undian. Sialnya tim Gia mendapat giliran pertama. Gia menatap teman setimnya. Ifa, Farhan, Edo dan Ana. "Jangan jagain gue, gue bisa tapi udah lama gak latihan." Ucap Gia mengingat Ifa dan Ana sangat buruk dalam pelajaran olahraga.
"Udah main santai aja, Pak Banu gak bakal ngasih nilai jelek. Seenggaknya kita udah bisa nyetak poin lima kali itu udah bagus." Jiwa kepemimpinan Farhan, membuat lainnya sedikit tenang.
Edo melirik lawan mainnya yang sudah ada di lapangan. "Cowoknya cuma Adit. Kuy lah berani gue."
Ifa terkekeh, lalu mengikuti Edo. Begitu juga yang lainnya.
®®®
Keringat menetes membasahi baju olahraga mereka, masing-masing tim diberi waktu bertanding selama 20 menit. Dan sekarang sudah berjalan 13 menit.
Pak Banu membunyikan peluitnya. "4-3!"
Edo baru saja melakukan smash dan gagal ditangkap oleh Fani. Alhasil, tim Gia unggul satu poin.
Gia melakukan passing, Adit menerima bolanya dengan baik, melambungkan jauh yang diterima oleh Fani lalu dilambungkan lagi, kali ini Adit melakukan smashnya. Bola mengarah cepat kearah Gia. Gadis itu sudah siap, tapi mendadak nyalinya ciut. Dia menangkis bola dengan lengannya.
Dukk!
Gia memegangi lengannya. "Gia! Lo gak apa-apa?"
Ifa berlari kearahnya tapi, Ifa berhenti saat Gia mengisyaratkan bahwa dirinya tidak apa-apa.
Permainan pun kembali dimulai. Adit melakukan smash. Dan lagi, bola itu mengarah ke Gia. Gia yang tidak siap segera membalikan badannya sehingga bola itu membentur punggungnya.
"Lo main yang bener dong!" Edo mulai emosi, ia mendekati Gia yang meringis kesakitan.
"Heh! Gia aja yang gak bisa main!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Start
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] Feel close but, distant fact. || Pemenang Wattys 2017 Kategori The Storysmiths || Copyright 2017, Nabila Wardani - All Rights Reserved.