"Kalau sama gue—" Jordan menggantungkan kalimatnya. Gia refleks menoleh ke arah Jordan yang juga memandangnya. "Mau?"
Mata Gia mengerjap berkali-kali respon dia untuk memastikan ucapan Jordan tadi. Mulutnya sedikit terbuka ingin mengatakan sesuatu, tapi gagal karena ponselnya berdering. Gia dan Jordan mengalihkan perhatiannya pada ponsel berwarna pink itu.
Kang Sedot wc is calling.
Jordan menaikan alisnya saat membaca nama itu. Gia cepat-cepat menyambar ponselnya kemudian menerima penggilan tersebut. "Ya?"
Detik kemudian Gia mendengus. "Bukan! Ya kali, enam kali enam dua lima," kata Gia sambil berdiri lalu memberi kode pada Jordan untuk menunggu sebentar.
Jordan tersenyum. "Gue balik aja Gi."
Gia menjauhkan ponselnya. "Sekarang?"
"Iya, duluan ya."
Gia tidak mengucapkan apa-apa dia hanya menatap punggung Jordan. Padahal, Gia belum sempat memberi menjawabnya.
"Woy! Lama bener, bisa jadi tukang sedot wc benaran gue."
Gia terkesikap namun, detik kemudian dia tertawa.
***
Gia duduk di balkon kamarnya, ponsel pinknya masih setia di telinga. Sesekali dia menyeruput susu cokelat yang baru ia buat setelah Jordan pamit. "Gue bingung."
Helaan napas terdengar dari ponsel Gia. "Ya lo tanya lagi lah."
"Malu lah Yogaaa."
"Ya terus?"
"Ya gak tahu, makanya gue bingung."
"Ya lo maunya apa Nayra Giana. Tanya malu gak tanya bingung."
"Ish." Bibir Gia mengerucut sendirinya. Sebenarnya, Gia tidak ingin cerita pada Yoga, tapi laki-laki itu seakan mengerti apa masalah Gia dan membuat Gia akhirnya, menceritakan semua isi hatinya pada laki-laki yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu.
"Ribet benar jadi cewek."
"Kok lo nyalahin gue sih?"
"Oh situ cewek?"
"Tahu ah. Bodo amat!"
"Hahahaha."
Gia mendengus mendengar tawa Yoga. "Heh. Udahan matematikanya?"
"Belum. Lo nyerocos mulu."
Gia mendelik. "Tadi yang nyuruh gue curhat siapa ya?"
"Hehe. Besok sore kosong nggak?"
Kening Gia berkerut. "Kosong sih, tapi gue pulang sore."
"Di jemput boleh?"
Gia terkekeh. "Mau kemana emang?"
"Ajarin gue matematika."
Gia mengangguk meskipun, tidak bisa di lihat Yoga juga sih. "Depan sekolah lo ada kafe bagus kan?"
"Oh, Yellow Truck?"
"Nah iya itu!"
"Boleh sih, tapi lo berangkat sendiri ya gue males bolak-balik."
Gia mengerjap. "Oh yaudah! Belajar aja sendiri!"
Yoga tertawa keras. "Duelah. Iyaa gue jemput."
***
Ketika bel pulang sekolah berbunyi adalah hal yang paling ditunggu oleh pelajar. Begitu guru di depan mengucapkan salam Salsha langsung menoleh pada Gia dan bertanya, "lo beneran gak ikutan, Gi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Start
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] Feel close but, distant fact. || Pemenang Wattys 2017 Kategori The Storysmiths || Copyright 2017, Nabila Wardani - All Rights Reserved.