16 - FTS

7.8K 727 38
                                    

Jordan mengusap keringatnya. Baju seragamnya entah ia lempar kemana menyisahkan kaos hitam polos miliknya. "Yang bener anjing!" umpat Jordan ketika gawangnya kembali kebobolan untuk keempat kalinya.

"Lo juga yang bener kuda!" balas Aldo kesal. Aldo tidak biasa menjadi kiper memang tapi, karena Bima dan Revan berada ditim lawan keduanya makin mudah mengelabuinya.

Revan dan Bima bersorak senang. Revan berlari menuju Jordan, merangkul Jordan dari belakang. "Abang jan marah atuh, eneng jadi takut."

"Mati lo!" Jordan menendang kaki kiri Revan kuat sampai cowok itu guling-guling kesakitan di lapangan.

"Jordan taik! Musnah lo kambing!"

Bima tertawa sambil menghampiri Revan. Membantu cowok itu berdiri. "Elo sih, macan galau di garuk."

"Ck! Bodo amat!" Revan berjalan pincang ke tepi lapangan. Dia langsung duduk bersandar di pohon.

Setelah puas mengkata-katai teman-teman satu timnya Jordan bergabung dengan Revan. Padahal pertandingan belum selesai dia sudah kelelahan.

"Sono! Jauh-jauh dari gue!" ujar Revan sambil memijat kakinya yang mulai membiru. Jordan menghiraukan Revan, ia tetap duduk di samping Revan lalu berbaring. "Jo, sampai kaki gue patah lo yang tanggung biaya operasinya!"

"Hm."

"Terus gue mau kamar VIP."

"He'em."

"Terus lo harus jeng—"

"Bacot!" bentak Jordan. Revan langsung bungkam takut kakinya ditendang lagi.

"Lo lama-lama bisa di hajar benaran sama Jordan," ujar Bima yang baru saja duduk di samping Jordan. Ia melemparkan botol minum ke arah Revan.

Aldo berlari ke arah mereka. "Si kuda! Belum selesai, main udahan aja."

Jordan membuka matanya, ia menarik kaos Bima untuk membantunya duduk. "Lo bego, jaga gawang aja gak bisa. Males gue."

Aldo meneguk sisa air milik Bima habis. "Laki itu harus nerima kekalahannya. Gak selamanya kita ada di atas ada kalanya kita ada dibawah, nikmatin aja bro. Hehe."

Jordan mengibaskan tangannya. "Ngomong apa sih."

"Aus nih anak."

"Butuh aqua gue." Tangan Aldo meraih botol milik Revan tapi, dicegah sang pemilik.

"Lo gak bisa baca? Ini club bukan aqua." Revan merebut airnya lalu meneguknya habis.

Bima terkekeh kemudian ia beralih menatap Jordan lalu menyikut lengan cowok itu. "Gia gimana? Udah dimaafin?"

Jordan menggeleng. "Malahan Gia sopan banget sama gue, ngomongnya saya-saya. Bingung gue."

Revan melirik Bima mencoba mengkode Bima untuk menjelaskan kejadian di kantin rumah sakit. Sudah dua hari Jordan uring-uringan meskipun ada sebabnya tapi, tetap saja marahnya berlebihan. Revan tahu Jordan hanya melampiaskannya karena, cowok itu sama sekali tidak bicara kalau tidak disinggung.

Aldo menangkap sinyal dari Revan. "Lo kenapa Van?"

"Ha?"

Aldo menatap Revan dan Bima curiga. "Lo sama Bima, ngapain lirik-lirikan? Homo?"

Bima melempar botol bekasnya ke muka Aldo. "Najis!"

"Ya terus?"

Bima menatap Jordan yang juga menatapnya. "Gue yang nyuruh Gia jauhin lo."

Jordan menaikkan sebelah alisnya. Perasaan buruk langsung menyelubungi hatinya, dia tidak mau hal seperti itu terulang lagi. "Lo ... suka sama Gia?"

"Udah gila ya?! Gak mungkinlah!"

From The StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang