Gia memakan keripik kentangnya, matanya tidak lepas dari drama korea yang sengaja ia putar di tv melalui flashdisk.
Line!
Suara ponsel berwarna pink miliknya mengalihkan perhatiannya. Ia meraih ponsel yang terletak di meja. Jari-jarinya menekan-nekan layar ponsel itu. Matanya mengerjap beberapa kali, ia menaruh kembali ponselnya. Dan melanjutkan kegiatan menontonnya.
Gia menekan remote tv, membesarkan volumenya. Ia menggigit bibir bawahnya bersamaan dengan itu, munculnya kerutan didahi gadis itu. Sekitar setengah jam ia hanya melakukan hal itu. Manunduk tanpa memperhatikan tv yang menampilkan adegan pembunuhan.
"Lo sedeng dek," Reno duduk di samping Gia, ia menyentil dahi adiknya, "Gia?"
Gia tersentak. "E-eh, kenapa bang? Kok udah pulang?"
Reno menggeleng. "Gue dari tadi mondar-mandir, lo gak sadar?"
Gia nyengir lalu menggeleng pelan.
"Lagian," Reno mengambil alih remote ditangan Gia lalu mengecilkan volume tv, "ngapain sih nonton kek gini kalau gak berani?"
Mendengar ucapan Reno, Gia kembali menggigit bibir bawahnya.
"Bocah, ditanya itu jawab."
"Ya gue pengen aja," Gia mengambil remote dari tangan Reno, lalu kembali membesarkan volumenya, "mending lo diem, temenin gue deh nonton. Lo kan suka pembunuhan-pembunuhan gitu."
Reno diam, ia bersandar. Kakinya dinaikan ke meja. "Ini korea, dek?"
"He'eh."
"Kok tumben gak menye-menye?"
Gia menghela. "Romantis bang bukan menye-menye!"
Bang Reno menghiaraukan adiknya, ia langsung terhanyut dengan drama itu. Gia memang suka film bergenre thriller tapi, tidak seperti kakaknya. Kalau di kategorikan, Bang Reno itu sudah masuk dalam kategori maniak!
"Dek, judulnya apa?"
"Dek?"
"Yak? Giyak?"
Gia menoleh menatap Reno datar. "Judulnya apa sayaaang?"
"Voice."
Gia kembali merenungkan nasibnya. Dan ini lebih seram dari adegan pembunuhan didrama voice.
Noviar Jordan : btw, gue belum bilang makasih. Thanks ya Gi.
®®®
Hari ini murid-murid SMA Gharda sedang berpesta. Karena, semua guru sedang rapat perihal perluasan sekolah mereka. Beberapa ada yang bergosip di pojok kelas, ada yang berhamburan ke kantin, ada yang bersorak-sorak melihat cowok-cowok seksi yang mengadakan pertandingan futsal dadakan, salah satu dari para cowok seksi itu adalah Jordan.
Jordan sudah menanggalkan seragamnya entah dimana, dan ia hanya mengenakan kaos polos berwarna putih. "Oper woi!"
Mendengar suara berat Jordan para fansnya langsung berteriak sekencang-kencangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Start
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] Feel close but, distant fact. || Pemenang Wattys 2017 Kategori The Storysmiths || Copyright 2017, Nabila Wardani - All Rights Reserved.