"GIA!" teriak Farhan gemas.
Lagi-lagi pelajaran olahraga diisi dengan permainan voli. Kali ini mereka sparing dengan kelas XI IPS 3. Berkali-kali tim IPS 3 hampir mencetak skor tapi, pertahanan IPA 2 tidak bisa diremehkan!
"Loss!" teriak Gia agar teman timnya memberi ruang untuknya.
Bola kembali melambung tinggi. Helaan napas dari pendukung IPA 2 serentak terdengar, begitu juga dengan dengus kesal dari pendukung IPS 3. Pertandingan kembali berlanjut, sampai saat ini skor masih dipimpin IPA 2. Tanpa diduga Gia melakukan smash namun berhasil ditangkis, bola kembali pada Farhan dan berhasil ditangkis oleh lelaki penuh keringat itu. Bola melambung tinggi saat itu Gia berlari ke depan, ia loncat dan smash! Gia berhasil mencetak poin! Ifa dan Salsha histeris, mereka berdua loncat-loncat tidak jelas di pinggir lapangan. Padahal ini hanya sparing biasa bukan pertandingan atau classmeet.
Jordan tersenyum melihat Gia yang sedang melakukan high five dengan teman timnya. Ia berada di lantai dua tepatnya di depan kelasnya. Tadinya Jordan ijin ke toilet pada Bu Mira tapi, dia justru tertarik begitu meihat Gia. Mata Jordan tidak lepas dari Gia, seakan gadis itu memiliki magnet tersendiri baginya. Tanpa pikir panjang ia bergerak turun, langkah panjangnya membawa cowok itu ke koperasi, membeli sebotol air mineral kemudian berjalan menuju lapangan.
Tepat saat itu peluit Pak Bani berbunyi nyaring. Jordan mencari-cari Gia. Ia tersenyum saat menemukan Gia duduk di tepi lapangan ditemani Salsha dan Ifa yang Jordan duga sedang memuji pacarnya itu.
Jordan berlari kecil melewati lapangan. Salsha yang pertama menyadari kedatangannya langsung menyikut Gia pelan. Gia mendongak lalu tersenyum begitu mendapati Jordan berlari kearahnya. Jordan berjongkok di depan Gia, Ifa dan Salsha langsung berdiri memberikan ruang untuk keduanya.
"Capek?" tanya Jordan sambil memberikan air mineral yang dibelinya tadi.
Gia menerima air dari Jordan lalu mengangguk.
Jordan beralih duduk di samping Gia, "lo suka banget sama voli ya?"
"Iya, gue ikut ekskul voli, Kak Jordan juga kan?" jawab Gia lalu meneguk airnya.
Jordan menoleh. "Iya? Kok gue gak pernah ngeliat ya?"
"Soalnya dulu gue bukan siapa-siapa."
Jordan mengacak rambut Gia gemas. "Gi, makan yuk, kan bentar lagi istirahat."
Saat itu Gia sadar pacarnya ini seharusnya berada di kelas, kenapa dia di sini? "Kak, lo bolos lagi?"
"Enggak, gue ijin ke toilet."
"Kok bolos terus sih! Balik sana!" Gia mendorong bahu Jordan.
Jordan menangkap tangan Gia lalu menggenggamnya erat. "Gue tadinya mau balik, gara-gara elo gue gak jadi balik."
"Lah? Kok gue sih!"
Jordan mendekatkan wajahnya ke telinga Gia lalu berbisik, "lo seksi kalau lagi keringetan, gue gak kuat."
Gia memutar matanya malas, ia mendorong Jordan lalu tanpa ampun memukuli cowok itu. Jordan tertawa keras beberapa kali ia juga menghindar dari pukulan Gia. Cewek itu tidak main-main sekarang. Berkat adegan itu, banyak yang melirik mereka iri. Ada juga yang menatap iri keduanya terang-terangan.
"JORDAN!" bentakan itu membuat keduanya mendongak kaget. Rupanya, Pak Bani sedang berkacak pinggang. Keduanya cepat-cepat berdiri.
"Hehe, bapak kangen saya?" Pertanyaan konyol keluar dari mulut Jordan begitu saja. Gia hanya diam dan menunduk dalam.
"Kamu pacaran sama Nayra Giana?"
Jordan melirik Gia sekilas seakan meminta kode dari cewek itu tapi, yang ada Gia tidak peka akhirnya Jordan menjawab, "saya mau nikah sama dia pas wisuda nanti pak jadi, habis bagiin ijazah gitu langsung deh saya ijab qobul terus resepsi, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Start
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] Feel close but, distant fact. || Pemenang Wattys 2017 Kategori The Storysmiths || Copyright 2017, Nabila Wardani - All Rights Reserved.