13 - FTS

9.1K 712 20
                                    

Terhitung empat hari Jordan tidak menghubungi Gia. Dan selama itu juga Gia tidak berhenti uring-uringan, sekecil apapun kesalahan yang dilakukan semua orang terhadap Gia. Seperti sekarang, Farhan lupa menaruh tutup spidol yang dia pinjam dari Gia.

"Yaelah Gi, ntar gue ganti." kata Farhan memelas.

"Gue gak matre ya! Seenggaknya lo usaha kek cari tutupnya. Ini spidol kalau gak ditutup bisa ngabas!"

Farhan menggaruk kepalanya bingung. "Gi, ntar gue cari deh. WOI YANG NEMU TUTUP SPIDOL DONG!"

Salsha yang berada di samping Gia bergerak menoyor temannya itu. "Lo selow aja bisa gak? Tutup spidol doang ini!"

"Lo kok gitu sih Sal? Lo kok belain Farhan sih?"

Salsha mengernyit mendengar nada Gia seakan-akan Salsha mengatakan hal yang menyakitkan. "Apaan sih, Gi."

"Lo suka sama Farhan?"

Salsha mendelik kaget begitu juga Farhan. Sementara Ifa yang mendengar itu melongo melihat tingkah Gia.

"Sinting ya lo?!" Protes Farhan lalu meninggalkan meja Gia. Sampai di depan kelas cowok itu berjongkok melihat kolong-kolong meja, siapa tahu tutup spidol Gia ketemu.

"Lo kenapa sih, Gi?" tanya Ifa sambil menyeret bangkunya mendekat.

"Lo kalau PMS, gausah bikin gosip yang enggak-enggak deh. Yang iya-iya aja, gue jadian sama abang lo gitu kek."

Gia mendengus, dia menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Bad mood gue!"

"Gitu mulu dari kemarin,"

Gia memainkan bulpennya, keningnya berkerut. Dia melempar bulpennya ke atas meja lalu tangannya bergerak memijat keningnya. "Kak Jordan."

Mendengar nama Jordan Salsha langsung menjentikan jarinya, "see Fa? Gue bilang juga apa."

Salsha dan Ifa memang diam-diam membicarakan Gia. Bukan untuk menjelek-jelekan tapi, menebak-nebak alasan tingkah Gia menjadi super absurd.

"Iya-iya," Ifa beralih menatap Gia. "Kenapa lagi emang, Gi?"

Gia menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan sebelum memulai ceritanya. Butuh waktu dua puluh menit bagi Gia untuk menceritakan Jordan. Mulai dari kejadian yang dulu, yang belum sempat dia ceritakan pada Ifa dan Salsha sampai kejadian empat hari lalu.

"Itu nembak apa gimana sih?" tanya Ifa bingung.

"Yah, jangan tanya gue Fa. Tanya orangnya gih."

"Yee males banget. Bisa digetok gue sama Kak Jordan."

Salsha mengetuk-ketukan jari telunjuknya dimeja lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

"Gue harus gimana, Sal?" Tanya Gia tidak sabar. Gia tahu meskipun saran Salsha kebanyakan yang menyakitkan tapi, 90 % saran Salsha ampuh.

"Menurut gue, Kak Jordan cuman mau ngasih lo kepastian Gi. Dia gak mau lo bingung sampai akhirnya lo menghindar dari dia."

"Bagus dong, Gi." Seru Ifa senang.

"Ya enggak lah Fa," Salsha mengkibaskan rambut panjangnya. "Itu namanya ngasih kepastian yang gak pasti."

"Maksudnya?"

"Cowok kalau suka cewek itu langsung garcep takut diambil orang lain, apalagi udah tahu ceweknya juga suka sama dia. Lah Kak Jordan? Enggak kan? Dia itu masih bingung antara lo apa Audy. Itu artinya lo digantungin, lo tahu Kak Jordan suka sama lo tapi, gak ada status mah sama aja. Itu yang malah bikin susah, Gi.

Lo mau ngelarang Kak Jordan buat jauh-jauh dari Audy jadi, gak bisa. Lo gak ada hak. Kalau lo tetep larang palingan dibilang egois. Kalau ada yang bilang saling suka gak perlu pacaran munafik! Giliran salah satunya ada yang punya baru deh nangis kejer. Mau nuduh selingkuh, ya gak pacaran." Jelas Salsha panjang lebar.

From The StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang